Penyusutan Metode Garis Lurus: Rumus, Contoh Soal, Cara Menghitung

Depresiasi atau penyusutan terjadi pada aset perusahaan, khususnya aset tetap berwujud (tangible fixed assets), sementara aset tak berwujud mengalami amortisasi. Dalam konsep penyusutan, sebuah aset diasumsikan tidak akan bertahan selamanya. Ini berarti aset di masa depan akan kehilangan nilai, oleh karena itu aset dikenakan biaya penyusutan.

Penyusutan metode garis lurus adalah salah satu jenis perhitungan depresiasi yang menetapkan jumlah konstan selama masa manfaat aset. Tertarik mengetahui apa itu metode garis lurus? Berikut penjelasannya.

Pengertian Metode Garis Lurus

Penyusutan Metode Garis Lurus

Apa itu penyusutan metode garis lurus (straight line depreciation method)? Metode garis lurus adalah sistem perhitungan depresiasi aktiva tetap berwujud dengan tarif penyusutan yang seragam selama periode masa manfaat aset hingga mencapai nilai residu (nilai sisa). Ini merupakan metode penyusutan paling umum dan digunakan oleh banyak perusahaan, termasuk kebanyakan perusahaan di Indonesia.

Perbedaan Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun

Metode garis lurus berbeda dengan metode saldo menurun yang mengadopsi sistem depresiasi dipercepat. Dampaknya, beban penyusutan pada tahun awal akan lebih besar daripada tahun-tahun berikutnya. Sedangkan beban penyusutan metode garis lurus akan selalu berjumlah sama (konstan) setiap periode selama umur ekonomis aset.

Asumsi dari metode garis lurus adalah bahwa aset tetap (fixed assets) akan kehilangan nilai secara merata selama usia manfaatnya. Dengan kata lain, aktiva tetap akan mengalami penurunan fungsi (kegunaan) dengan jumlah yang sama setiap periode. Ini berbeda dengan metode saldo menurun yang mengasumsikan bahwa aset tetap akan kehilangan fungsi lebih banyak pada tahun-tahun awal.

Poin-poin Penting Terkait Metode Garis Lurus

Berikut ini adalah ringkasan tentang pengertian penyusutan metode garis lurus:

  • Metode garis lurus menetapkan tarif penyusutan konstan untuk aset selama periode manfaat alias sampai aset tidak lagi digunakan untuk kegiatan operasional.
  • Asumsi metode penyusutan garis lurus adalah aset akan kehilangan kegunaan dan fungsi dengan nilai yang sama setiap periode.
  • Penyusutan metode garis lurus paling umum digunakan oleh kebanyakan perusahaan.

Rumus Metode Garis Lurus

Bagaimana cara menghitung penyusutan mentode garis lurus? Rumus metode garis lurus adalah nilai pembelian aset dikurangi nilai sisa kemudian dibagi dengan masa manfaat aset.

Rumus metode garis lurus = (Nilai Aset – Nilai Sisa) / Masa Manfaat Aset

Keterangan:

  • Nilai aset adalah harga pembelian aset.
  • Nilai sisa, juga disebut nilai residu atau salvage value adalah asumsi nilai aset yang tersisa setelah masa manfaat habis.
  • Masa manfaat aset adalh jumlah periode penggunaan aset yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan.

Contoh Soal Metode Garis Lurus

Untuk memudahkan Anda dalam memahami penyusutan metode garis lurus (straight line depreciation method), berikut ini kami sajikan contoh soal (kasus).

Diketahui sebuah perusahaan membeli aset tetap berupa mesin produksi seharga Rp 100 juta. Diperkirakan usia manfaat aset adalah 5 tahun dan menghasilkan nilai sisa sebesar Rp 10 juta. Bagaimana cara menghitung aset tetap mesin tersebut dengan metode penyusutan garis lurus?

Perhitungan Penyusutan Metode Garis Lurus

Dari contoh soal metode garis lurus di atas, maka diketahui:

  • Nilai aset = 100 juta
  • Usia manfaat = 5 tahun
  • Nilai sisa (salvage value) = 10 juta

Langkah-langkah cara menghitung biaya penyusutan aset dengan metode garis lurus adalah sebagai berikut:

  1. Kurangi nilai pembelian aset dengan nilai sisa. Dalam hal ini, 100 juta – 10 juta = 90 juta. Ini merupakan akumulasi penyusutan selama masa manfaat aset.
  2. Total biaya penyusutan dibagi dengan periode manfaat aset. Dalam hal inti, 90 juta / 5 tahun = 18 juta.
  3. Setelah itu, ditemukan beban penyusutan tahunan sebesar 18 juta selama 5 tahun.

Dengan demikian, biaya penyusutan metode garis lurus setiap tahun adalah sebagai berikut:

  • Tahun 1 = 18 juta
  • Tahun 2 = 18 juta
  • Tahun 3 = 18 juta
  • Tahun 4 = 18 juta
  • Tahun 5 = 18 juta

Contoh perhitungan penyusutan metode garis lurus pada excel adalah sebagai berikut:

Perhitungan Metode Garis Lurus dengan Excel

Kelebihan Metode Garis Lurus

Kelebihan penyusutan metode garis lurus yang akan diperoleh oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

  • Metode garis lurus adalah perhitungan depresiasi yang mudah diaplikasikan.
  • Penghapusan aset secara penuh. Meskipun nilai pembelian aset dikurangi nilai residu, aset memungkinkan untuk dihapuskan sepenuhnya. Asumsinya adalah bahwa aset tidak memiliki nilai sisa setelah penggunaan selama masa manfaat. Terlebih lagi, tarif penyusutan metode garis lurus bernilai konstan setiap periode atau menyebar secara merata.
  • Cocok untuk bisnis UMKM. Karena penggunaan dan perhitungan yang mudah, metode garis lurus adalah pilihan paling ideal untuk UMKM.
  • Pelaporan pendapatan lebih akurat. Sebagaimana diketahui, beban penyusutan ditempatkan pada pos beban usaha di dalam laporan laba rugi. Metode garis lurus akan menciptakan nilai depresiasi yang konstan setiap tahun sehingga pelaporan pendapatan dianggap lebih akurat sesuai dengan realitas ekonomi.
  • Nilai depresiasi yang konstan untuk setiap periode tidak akan memberatkan perusahaan pada tahun awal sehingga tidak terjadi kesenjangan signifikan terhadap laba usaha.

Kekurangan Metode Garis Lurus

Meskipun memiliki sejumlah keunggulan, metode garis lurus juga memiliki sejumlah kekurangan, ayitu sebagai berikut:

  • Dianggap tidak logis. Ya, salah satu kekurangan metode garis lurus adalah asumsi yang tidak logis. Pasalnya, nilai aset tidak benar-benar berkurang dalam jumlah yang sama setiap periode.
  • Tekanan pada tahun-tahun akhir. Karena beban penyusutan konstan setiap tahun, aset biasanya akan lebih banyak haus atau butuh perbaikan ekstra pada tahun-tahun akhir. Ini bisa saja menjadi tekanan beban bagi perusahaan.

Contoh Penetapan Masa Manfaat Aset Perusahaan Tbk

Perlu diketahui, penyusutan (depresiasi) dilakukan untuk semua jenis aset tetap berwujud (tangible fixed assets), kecuali tanah.

Aset tetap akan dinyatakan pada harga perolehan yang dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi dari penurunan nilai (jika ada).

Invesnesia mengambil contoh kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang menggunakan penyusutan metode garis lurus. Berdasarkan informasi yang invesnesia dapatkan melalui Catatan Atas Laporan Keuangan, Telkom membuat sebuah estimasi untuk masa manfaat aset, yaitu sebagai berikut.

  • Bangunan: 15 – 40 tahun
  • Renovasi bangunan sewa: 2 – 15 tahun
  • Peralatan sentral telepon: 3 – 15 tahun
  • Peralatan telegraf, teleks, dan komunikasi data: 5 – 15 tahun
  • Peralatan dan instalasi transmisi: 3 – 30 tahun
  • Satelit, stasiun bumi, dan peralatannya: 3 – 20 tahun
  • Jaringan kabel: 5 – 25 tahun
  • Catu daya: 3 – 20 tahun
  • Kendaraan: 4 – 8 tahun
  • Peralatan pengolahan data: 3 – 20 tahun
  • Peralatan telekomunikasi lainnya: 5 tahun
  • Peralatan kantor: 2 – 5 tahun
  • Aset Customer Premises Equipment (“CPE”): 4 – 5 tahun
  • Peralatan lainnya: 2 – 5 tahun

Semua Hal Penting tentang Penyusutan Metode Garis Lurus

Penyusutan metode garis lurus, atau straight-line depreciation method, adalah salah satu pengukuran yang populer digunakan dalam akuntansi untuk menghitung depresiasi aset tetap selama masa manfaatnya. Berikut adalah beberapa poin penting tentang metode penyusutan garis lurus:

  1. Formula Dasar: Formula dasar metode penyusutan garis lurus adalah sebagai berikut: Depresiasi Tahunan = (Nilai Awal Aset – Nilai Residu) / Masa Manfaat
  2. Nilai Awal Aset: Ini adalah harga perolehan aset atau nilai buku bersih awal aset pada saat aset tersebut mulai digunakan.
  3. Nilai Residu: Nilai residu adalah perkiraan nilai aset setelah berakhirnya masa manfaatnya. Nilai ini digunakan untuk menentukan nilai aset pada akhir masa manfaatnya.
  4. Masa Manfaat: Masa manfaat adalah periode waktu yang diharapkan aset akan digunakan oleh perusahaan sebelum nilainya mencapai nilai residu. Ini bisa dalam tahun-tahun atau jumlah unit tertentu, tergantung pada jenis aset.
  5. Depresiasi Tahunan Tetap: Dalam metode ini, jumlah depresiasi tahunan tetap, yang dihitung dengan menggunakan formula di atas, tetap konstan selama masa manfaat aset.
  6. Pengakuan Biaya: Depresiasi adalah biaya yang diakui dalam laporan keuangan perusahaan setiap tahun selama masa manfaat aset. Ini mengurangkan nilai aset dan mengakui pengurangan nilai tersebut sebagai pengeluaran operasional.
  7. Sederhana dan Mudah Dimengerti: Metode penyusutan garis lurus adalah salah satu yang paling sederhana dan mudah dimengerti, sehingga banyak perusahaan memilih metode ini untuk menghitung depresiasi aset mereka.
  8. Tidak Memperhitungkan Perubahan Nilai Pasar: Metode garis lurus tidak memperhitungkan fluktuasi nilai pasar dari aset. Nilai aset tetap dihitung berdasarkan biaya perolehan awal dan nilai residu yang telah ditentukan.
  9. Berlaku untuk Banyak Jenis Aset: Metode penyusutan garis lurus dapat digunakan untuk berbagai jenis aset tetap, termasuk kendaraan, peralatan, bangunan, dan lainnya.
  10. Keuntungan Pajak: Metode ini sering digunakan dalam perencanaan pajak karena memberikan pengeluaran depresiasi yang stabil setiap tahun, yang dapat membantu mengurangkan beban pajak perusahaan.

Simpulan

Seperti yang dibahas bahwa metode garis lurus adalah sistem depresiasi yang menetapkan tarif konstan setiap periode hingga masa manfaat aset berakhir. Rumus metode garis lurus yaitu “nilai aset dikurangi nilai residu kemudian dibagi dengan masa manfaat aset”. Konsep ini lebih mudah diaplikasikan daripada metode saldo menurun atau saldo menurun ganda, apalagi disertai dengan contoh soal penyusutan metode garis lurus. Metode penyusutan garis lurus tentu saja memiliki kelebihan dan kekurang. Namun faktanya, kebanyakan perusahaan di Indonesia menggunakan metode depresiasi ini daripada metode saldo menurun.

Leave a Comment

Scroll to Top