Price Earning Ratio (PER): Rumus, Analisis, & Interpretasi

Salah satu rasio nilai pasar (market value ratios) yang sangat berguna untuk menentukan apakah suatu saham dapat dikatakan murah dan mahal adalah price earning ratio (PER) atau disingkat P/E Ratio. Ketika investor berhasil menemukan saham murah (bukan murahan), mereka berpotensi menghasilkan return saham yang tinggi. Apakah harga saham tinggi dapat dikatakan mahal? Apakah harga saham rendah dapat dikatakan murah? Keduanya tidak bersifat mutlak.

Salah satu kesalahan umum investasi saham yaitu menganggap bahwa harga saham yang mahal adalah yang harganya tinggi. Ini biasanya terjadi pada investor pemula. Untuk menentukan murah atau mahalnya suatu saham, investor dapat menggunakan rasio nilai pasar (market value). Yang paling umum digunakan yaitu price to earning ratio (PER) dan price to book value ratio (PBV).

Karena price earning ratio adalah metrik untuk menilai saham murah (undervalued) dan mahal (overvalued), investor wajib memahami dengan baik apa itu rasio keuangan ini. Artikel ini akan membantu Anda untuk memperlajari pengertian price earning ratio, fungsi, cara menghitung PER atau rumus price earning ratio, contoh soal, cara interpretasi dan analisis, dan nilai rasio PER saham yang bagus.

Pengertian Price Earning Ratio (PER)

gambar price earning ratio atau PER

Apa itu price earnings ratio (P/E ratio)? Price earning ratio adalah rasio pasar untuk menilai seberapa besar perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per lembar saham. Menurut Sherman (2015), price earning ratio atau rasio PER adalah nilai yang ditempatkan oleh investor di pasar saham pada setiap rupiah pendapatan yang dihasilkan untuk perusahaan. Dengan menghitung nilai PER saham perusahaan, investor dapat menentukan apakah saham perusahaan dapat dikatakan mahal (overvalued) atau murah (undervalued).

Menurut Brigham & Houston (2013), pengertian price earning ratio adalah tentang seberapa besar investor mau membayar saham perusahaan untuk setiap rupiah dari laba per lembar perusahaan atau earnings per share. Di satu sisi, nilai PER yang tinggi mengindikasikan harga saham perusahaan lebih tinggi dari laba per lembar saham (EPS) sehingga saham tersebut dianggap terlalu mahal.

Namun di sisi yang lain, nilai price earning ratio (PER) yang tinggi dapat menunjukkan minat dan ketertarikan investor yang besar terhadap saham tersebut. Ini berarti perusahaan dianggap memiliki prospek yang bagus di masa depan. Oleh karena itu, untuk menilai apakah P/E ratio suatu perusahaan ideal, maka dibutuhkan analisis secara komprehensif. Ini biasanya dilakukan dengan membandingkan nilai PER dengan rata-rata industri atau dengan rasio keuangan lainnya.

Fungsi Price Earning Ratio (PER)

Tujuan utama dari price earning ratio adalah untuk menganalisis apakah harga saham perusahaan sudah mahal atau masih murah. Ketika beli saham, P/E ratio atau rasio PER sangat diperhatikan investor karena itu dpaat memengaruhi capital gain dan return saham mereka. Berikut ini adalah fungsi price earings ratio yang perlu dipahami:

  • Price Earning Ratio (PER) berfungsi untuk melihat perbandingan harga saham saat ini dengan laba per saham yang dihasilkan.
  • Price Earning Ratio (PER) berfungsi untuk mengidentifikasi apakah suatu saham dianggap terlalu mahal atau masih potensial (murah).
  • Price Earning Ratio (PER) berfungsi untuk melihat seberapa besar ketertarikan investor terhadap suatu saham perusahaan: seberapa besar mereka mau membayar saham tersebut.

Rumus Price Earning Ratio (PER)

Menurut Brigham & Houston (2013), cara menghitung PER atau rumus price earning ratio (PER) yaitu dengan membandingkan harga saham (price per share) dengan laba per saham (earnings per share) perusahaan. Menurut Sherman (2015), laba per saham adalah nilai yang paling banyak digunakan dari semua statistik akuntansi. Laba per saham dasar adalah laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa kemudian dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode tersebut.

Jika saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock) beredar, dividen saham preferen yang diumumkan harus dikurangkan dari laba bersih sebelum dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar. Jadi, sebelum mencari nilai PER perusahaan, perlu diketahui berapa EPS perusahaan. Menurut para ahli, salah satunya Sherman (2015), rumus Earnings Per Share adalah EPS = (Net Income – Preferred Stock) / Weighted Average Number of Common Stock Shares Outstanding.

Sedangkan menurut para ahli (Brigham & Houston, 2013),  rumus Price Earning Ratio adalah PER = Price per Share / Earnings per Share.

Sebagai informasi, price per share adalah harga saham perusahaan per lembar.

Contoh Soal Price Earning Ratio (PER)

Investor dapat secara langsung melihat nilai P/E ratio atau price earning ratio (PER) perusahaan tanpa harus menghitung secara manual. Cara mencari price earning ratio adalah melalui ringkasan kinerja perusahaan tercatat. Sebagai contoh, kita akan menggunakan rasio PER dari salah satu perusaahan BUMN di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Adhi Karya Tbk, kode saham ADHI. Diketahui rasio PER ADHI tahun 2018 adalah 12,62 kali (x). Lalu, bagaimana cara interpretasi dan analisis price earning ratio?

Cara Interpretasi Price Earning Ratio (PER)

Setelah diketahui bahwa nilai price eraning ratio PT Adhi Karya Tbk tahun 2018 yaitu 12,62 x. Bagaimana cara interpretasi rasio PER tersebut? Jadi, harga saham ADHI 12,62 kali lebih besar daripada laba per saham.

Secara umum, ada dua indikasi jika nilai PER perusaahaan yang tinggi, yaitu:

  1. Price earning ratio yang tinggi artinya harga saham perusahaan dinilai sudah mahal atau overvalued sehingga tidak menarik untuk dibeli karena potensi return terbatas.
  2. Price earning ratio atau P/E ratio tinggi artinya investor rela membayar mahal untuk saham tersebut dengan asumsi bahwa perusahaan memiliki prospek cerah dalam jangka panjang. Dengan kata lain, ekspektasi investor terhadap saham perusahaan sangat tinggi.

Cara Analisis Price Earning Ratio (PER)

Untuk menilai apakah harga saham murah atau mahal dengan menggunakan P/E ratio, berikut cara analisisnya. Cara analisis price earning ratio adalah dengan melakukan perbandingan nilai PER suatu perusahaan dengan PER rata-rata industri. Sebagai contoh, PT Adhi Karya Tbk berada di sektor properti, real estat, dan konstruksi di BEI atau lebih spesifik berada di subsektor konstruksi.

Di dalam ringkasan kinerja perusahaan tercatat ADHI, nilai PER industri tahun 2018 yaitu 27,07 kali (x). Dengan demikian, rasio PER ADHI tahun 2018 masih berada di bawah rata-rata industri. Artinya, harga saham perusahaan ADHI dapat dianggap murah. Namun di sisi lain, investor mungkin tidak mau membayar mahal untuk saham ADHI.

Semua Hal Tentang PER (Price Earnings Ratio)

Price Earnings Ratio (PER), juga dikenal sebagai P/E Ratio, adalah salah satu rasio keuangan yang paling umum digunakan oleh investor untuk menilai seberapa mahal atau murahnya saham suatu perusahaan. PER mengukur hubungan antara harga saham dan laba per saham yang dihasilkan oleh perusahaan. Berikut adalah poin-poin penting tentang Price Earnings Ratio (PER):

1. Definisi dan Perhitungan PER

PER adalah rasio yang mengukur seberapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap satu dolar laba per saham yang dihasilkan oleh perusahaan. PER dihitung dengan rumus berikut: PER = Price per Share / Earnings per Share.

2. Interpretasi PER

Jika PER tinggi, itu bisa menunjukkan bahwa saham dianggap mahal oleh investor, sementara PER yang rendah dapat menunjukkan bahwa saham dianggap murah.

3. Pembanding Industri

PER sering dibandingkan dengan rata-rata PER industri atau saham sejenis untuk menilai apakah saham tersebut dihargai tinggi atau rendah dalam konteks industri.

4. Growth vs. Value Investor

Growth investor mungkin lebih suka saham dengan PER yang tinggi karena ini dapat mencerminkan ekspektasi pertumbuhan laba di masa depan. Sementara itu, value investor mungkin lebih tertarik pada saham dengan PER yang rendah.

5. Pengaruh Perubahan Laba

Perubahan dalam laba per saham atau perkiraan laba di masa depan dapat memengaruhi PER dan harga saham.

6. Siklus Bisnis

PER dapat dipengaruhi oleh siklus bisnis. Saat ekonomi tumbuh, PER cenderung meningkat karena ekspektasi laba yang lebih tinggi. Sebaliknya, dalam resesi, PER cenderung menurun.

7. Manajemen Risiko

Investor menggunakan PER untuk mengelola risiko investasi. Saham dengan PER yang tinggi dapat lebih rentan terhadap perubahan pasar.

8. Keterbatasan PER

PER tidak memberikan gambaran lengkap tentang kinerja perusahaan atau potensi pertumbuhan. PER harus dianalisis bersama dengan faktor-faktor lain.

9. Perubahan Harga Saham

Perubahan harga saham dapat memengaruhi PER. Jika harga saham naik tanpa peningkatan laba per saham yang sesuai, PER akan meningkat, dan sebaliknya.

10. Alokasi Modal

PER dapat membantu dalam pengambilan keputusan alokasi modal, terutama ketika membandingkan saham dengan alternatif investasi lainnya.

11. Risiko Sektor

PER dapat bervariasi antara sektor industri yang berbeda karena perbedaan dalam dinamika bisnis dan pertumbuhan laba.

12. Pengaruh Pajak

PER tidak memperhitungkan efek pajak. Dalam beberapa kasus, perusahaan dengan struktur pajak yang berbeda dapat memiliki PER yang berbeda.

Pandangan Akhir

Jadi, price earning ratio adalah rasio pasar yang menunjukkan pandangan investor terhadap saham perusahaan. Di satu sisi, nilai PER saham yang tinggi adalah prospek yang bagus bagi investor karena mereka mau membayar untuk itu. Di sisi lain, nilai PER yang tinggi adalah indikasi harga saham yang relatif mahal. Cara menghitung PER yaitu stock price dibagi EPS. Rumus PER ini sangat mudah dipahami.

Untuk menentukan nilai price earning ratio (PER) suatu saham perusahaan yang baik (ideal) atau tidak, Anda dapat membandingkan dengan nilai rata-rata PER industri. Dengan demikian, investor bisa melihat beberapa indikasi yang terjadi. Namun, untuk menilai secara komprehensif, ada baiknya juga investor mempertimbangkan rasio keuangan yang lain sehingga dapat dilihat apa yang menyebabkan rasio PER tinggi dan rendah.

Referensi

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2013). Fundamentals of Financial Management (13th ed.). Mason: South-Western Cengage Learning.

Fabozzi, F. J., & Drake, P. P. (2009). Capital Markets, Financial Management, and Investment Management. Hoboken: Wiley.

Horne, J. C. V., & Wachowicz Jr, J. M. (2009). Fundamentals of Financial Management (13th ed.). Harlow: Pearson Education Limited.

Sherman, E. H. (2015). A Manager’s Guide to Financial Analysis (6th ed.). New York City: American Management Association.

www.idx.co.id

Penting: Mohon mencantumkan sumber invesnesia.com jika mengutip isi artikel.

Tag: price earning ratio, PER, rasio nilai pasar (market value), rasio keuangan

Scroll to Top