Analisis Fundamental Crypto

Analisis fundamental adalah elemen penting yang dapat memberikan wawasan mendalam bagi trader dan investor tentang nilai dari aset kripto atau cryptocurrency. Ini mungkin bisa menjadi sangat rumit. Aspek, metrik, atau indikator fundamental crypto memang masih relatif “baru” jika dibandingkan dengan instrumen saham, misalnya. Dalam konteks saham, aspek fundamental umumnya mengacu pada kinerja keuangan perusahaan. Sementara basis fundamental cryptocurrency lebih kompleks. Artikel berikut ini setidaknya akan membantu Anda untuk mengenal apa itu analisis fundamental crypto, apa saja indikator yang digunakan, dan cara menganalisisnya.

Apa Itu Analisis Fundamental Crypto?

cara analisis fundamental crypto

Analisis fundamental crypto biasanya berkaitan erat dengan pemahaman tetang “nilai intrinsik” atau “nilai riil” dari suatu aset kripto, atau dari mana nilai itu berasal. Dengan menggunakan berbagai indikator dan metrik, analisis fundamental crypto akan mengambil pendekatan bisnis untuk menentukan underlying assets atau nilai yang mendasari dari suatu aset tersebut. Pada dasarnya, analisis fundamental adalah pendekatan analitis dengan fokus utama pada penyelidikan atas semua informasi yang tersedia tentang aset, termasuk faktor kualitatif.

Dalam konteks crypto, analisis fundamental dapat melibatkan sejumlah penilaian terkait alamat aktif, kasus penggunaan, kompetitor dari proyek blockchain atau crypto, tim di belakang proyek, dan sebagainya. Tujuan utama dari analisis fundamental crypto adalah untuk mencapai pemahaman mendalam tentang aset kripto tersebut. Pada akhirnya, investor dapat menilai apakah aset tersebut undervalued atau overvalued. Dengan memahami aspek fundamental kripto, investor diharapkan mampu membuat strategi perdagangan efisien dan menguntungkan, khususnya dalam jangka panjang.

Metrik atau Indikator untuk Analisis Fundamental Crypto

Metrik atau indikator yang digunakan untuk melakukan analisis fundamental crypto secara luas dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu sebagai berikut:

  1. Metrik on-chain. Ini berfokus pada informasi yang dapat ditangkap dari data blockchain publik, yang selanjutnya bisa menunjukkan aktivitas di jaringan.
  2. Metrik berbasis proyek. Ini mengacu pada faktor kualitatif dari aset, seperti anggota tim, dokumentasi, kompetitor, dan kasus penggunaan.
  3. Metrik finansial. Ini berfokus pada data matematis, seperti jumlah pasokan koin & token yang beredar, jumlah volume perdagangan, kondisi likuiditas, dan kapitalisasi pasar atau market cap.

1. Metrik On-Chain – Analisis Data Blockchain

Metrik on-chain berasal dari data yang umumnya dapat diakses dari blockchain publik. Hampir semua jaringan blockchain dapat beroperasi tanpa membutuhkan izin siapa pun, berbasis terbuka, dan memungkinkan setiap orang untuk mengakses data transaksi yang tersimpan di dalamnya.

Metrik on-chain mampu memberikan informasi terkait jumlah orang yang menggunakan jaringan blockchain, kecepatan pengiriman transaksi di jaringan, biaya jaringan, dan jumlah daya komputasi yang digunakan dalam operasian jaringan. Faktor-faktor ini akan memberikan pengetahuan tentang potensi pertumbuhan dan aktivitas proyek blockchain dan juga kekurangannya.

Cara paling mudah dan efisien dari segi waktu untuk mengakses data blockchain ini yaitu dengan menggunakan informasi dari situs web pihak ketiga dan tools lain yang mengumpulkan dan mempublikasikan data tersebut secara independen.

1. Jumlah & Nilai Transaksi

Menghitung jumlah transaksi di jaringan blockchain dalam periode waktu tertentu merupakan indikator kuat tentang seberapa aktif jaringan tersebut. Throughput transaksi digunakan untuk mengukur kecepatan blockchain, yang umumnya dinyatakan dalam transaksi per detik (transaction per second/TPS).

Penting untuk diperhatikan bahwa sementara jumlah transaksi mampu memberikan data yang dapat ditindaklanjuti untuk jaringan blockchain besar, jaringan lebih kecil dianggap cukup rentan terhadap inflasi aktivitas on-chain. Dengan kata lain, beberapa orang memungkinkan untuk memanipulasi aktivitas dengan melakukan transaksi antara dompet (wallet) mereka sendiri di jaringan yang lebih kecil.

Menghitung total nilai transaksi yang dikirim dalam suatu periode tertentu merupakan metode efektif lainnya untuk mengukur aktivitas jaringan. Sementara menentukan volume transaksi mata uang kripto (crypto) harian dapat memberikan informasi terkait jumlah transaksi yang dilakukan di jaringan dan juga biaya rata-rata transaksi.

2. Alamat Aktif

Jumlah alamat aktif di jaringan blockchain merupakan cara yang efektif untuk menentukan berapa banyak orang yang menggunakan cryptocurrency atau jaringan dalam periode waktu tertentu. Ada beberapa cara atau metode dalam menghitung alamat aktif, akan tetapi pendekatan paling yang sederhana yaitu dengan menghitung total pengirim dan penerima dari setiap transaksi yang dikirim dalam periode waktu tertentu.

3. Biaya Transaksi

Menentukan jumlah biaya yang dibayarkan untuk transaksi di jaringan blockchain akan memberikan wawasan unik tentang hubungan ekonomi mikro antara pengirim transaksi dan penambang (miners), yang melakukan proses transaksi untuk biaya.

Pengguna crypto yang ingin mengirim transaksi, dalam banyak kasus, bisa menentukan biaya yang akan dibayarkan untuk menyelesaikan transaksi. Waktu penyelesaian yang lebih cepat akan membutuhkan biaya yang juga lebih tinggi. Transaksi dengan biaya yang lebih tinggi lebih berpeluang untuk dimasukkan dalam blok berikutnya oleh miners.

Miners biasanya akan dihargai dengan dua insentif untuk menyelesaikan transaksi, yakni biaya transaksi dan hadiah blok (dalam kasus blockchain berbasis Proof of Work/PoW). Jaringan blockchain yang secara berkala mengurangi hadiah blok, seperti pengurangan pada hadiah blok Bitcoin (BTC), harus menyeimbangkan penurunan hadiah blok melalui peningkatan biaya transaksi. Ini bertujuan untuk mendorong partisipasi miners di jaringan.

Mengamati seperti apa tren biaya transaksi dari waktu ke waktu dapat menunjukkan sejumlah informasi yang berharga. Sebagai contoh, Anda dapat melihat tren makro dalam penetapan harga biaya transaksi dan membuat prediksi terkait partisipasi penambang di masa depan dalam jaringan blockchain.

Bagi blockchain yang gagal dalam memberikan insentif yang memadai untuk partisipasi miners, itu berpotensi akan kehilangan penambang saat mereka bermigrasi ke blockchain lain yang jauh lebih hemat biaya untuk ditambang. Konsekuensinya, ini bisa membahayakan keamanan di rantai jaringan dan juga meningkatkan kerentanan mencapai 51 persen serangan.

4. Konsensus

Jaringan Blockchain menggunakan berbagai metode konsensus. Metode konsensus ini akan menentukan cara blockchain diamankan dan bagaimana semua peserta jaringan dapat menyetujui status buku besar yang ada saat ini. Metode konsensus berperan penting dalam menjaga throughput transaksi dan juga mengamankan jaringan blockchain. Oleh karena itu, itu menjadi sangat relevan dengan analisis fundamental crypto.

Dua metode konsensus yang paling umum digunakan yakni Proof of Work (PoW) dan Proof of Stake (PoS). Proof of Work memanfaatkan kinerja komputasi terdesentralisasi dalam mengamankan jaringan blockchain dan mendisinsentifkan para pelaku kejahatan melalui biaya energi yang tinggi terkait dengan proses penambangan atau mining crypto. Ini berarti bahwa penambang (miners) akan bersaing untuk memecahkan persamaan kompleks untuk kemudian dapat membuat blok baru.

Di sisi lain, Proof of Stake (PoS) memaksa miners untuk mempertaruhkan (staking) atau “mengunci” sejumlah aset crypto tertentu untuk ikut berpartisipasi dalam proses penambangan.

Tingkat hash umumnya digunakan sebagai indikator kesehatan jaringan utama untuk blockchain dengan konsensus PoW. Sebagai informasi, jumlah kolektif dari daya komputasi yang diarahkan untuk memecahkan blok pada blockchain PoW akan dihitung dalam ukuran hash per detik.

Secara umum, tingkat hash yang tinggi dikaitkan dengan keamanan jaringan yang lebih baik dan minat lebih tinggi dari para miners. Ini mengindikasikan jaringan yang sehat dan berkembang. Sebaliknya, tingkat hash yang rendah atau terjadi penurunan menunjukkan penurunan minat dari penambang karena adanya inefisiensi biaya dalam model ekonomi yang memberikan insentif kepada mereka.

Sementara itu, volume staking dapat dianggap setara dengan tingkat hash ketika itu diterapkan ke jaringan PoS dalam konteks yang sama. Jumlah total cryptocurrency yang dipertaruhkan (staked) oleh penambang di jaringan PoS menggambarkan total minat di dalam jaringan, atau keamanan jaringan secara keseluruhan. Ini juga sering disebut sebagai nilai total terkunci atau total value locked (TVL).

2. Metrik Proyek

Indikator untuk analisis fundamental crypto lainnya yaitu proyek yang dijalankan. Pada dasarnya, metrik proyek berfokus pada aspek kualitatif seperti tim di belakangnya, tingkat keterlibatan dalam komunitas developer yang mendorong proyek, aksi dokumentasi seperti whitepaper, kasus penggunaan, kompetitor, dan pencapaian peta jalan.

1. Dokumentasi

Faktor utama yang perlu dipertimbangkan saat menilai dokumentasi proyek crypto adalah whitepaper. Whitepaper adalah sebuah dokumen yang memberikan pemahaman secara spesifik dan mendalam tentang teknologi yang mendorong proyek kripto, masalah yang akan dipecahkannya, dan berbagai faktor signifikan lainnya. Whitepaper proyek crypto dan blockchain harus memberikan informasi detail seperti berikut ini:

  • Teknologi: apakah proyek bersifat open source?
  • Bagaimana kasus penggunaan dari proyek tersebut?
  • Siapa yang tim atau pihak yang berada di balik proyek tersebut?
  • Bagaimana skema distribusi atau jumlah pasokan untuk token atau koin yang dikeluarkan?
  • Bagaimana jadwal roadmap proyek tersebut?

2. Tim dan Komunitas

Aspek penting lainnya dari analisis fundamental crypto adalah tim dan komunitas dari sebuah proyek. Pada dasarnya, proyek blockchain dan cryptocurrency harus memberikan infomrasi detail dan akurat tentang individu yang bekerja untuk mewujudkannya. Ini mencakup keahlian atau kompetensi, sejarah, dan rekam jejak individu di dalam tim. Ini akan memberikan wawasan tentang apakah suatu proyek tersebut akan berhasil atau tidak dijalankan.

Saat menilai tim di belakang proyek crypto, penting untuk memeriksa siapa anggota tim yang terkenal atau bereputasi yang telah menjalankan usaha atau bisnis sukses dalam industri yang relevan dengan proyek sebelumnya. Anggota tim juga harus memiliki kompetensi dan keahlian yang cukup untuk mencapai tujuan proyek.

Selain tim inti, periksa juga aktivitas dan keterlibatan komunitas pengembang yang mendukung proyek tersebut. Jika proyek blockchain memiliki GitHub, Anda dapat mengecek ]jumlah kontributor dan keteraturan kontribusi. Proyek dengan aktivitas rutin dan produktif mungkin lebih andal daripada proyek yang stagnan untuk jangka waktu lama.

3. Pesaing dan Kasus Penggunaan

Proyek blockchain atau cryptocurrency yang sukses akan menangani kasus penggunaan tertentu secara signifikan. Whitepaper proyek semestinya memberikan kasus penggunaan yang jelas. Setiap kompetitor juga harus disorot dengan jelas di samping juga memberikan analisis infrastruktur yang ingin diganti oleh proyek tersebut. Proyek yang bagus biasanya punya kasus penggunaan yang realistis, bersifat solusi inovatif, dan dapat terdefinisi dengan baik, serta menggarap pasar yang jelas.

4. Tokenomics

Proyek berbasis blockchain dapat mengeluarkan token mereka sendiri sebagai bagian dari proses peluncuran. Setiap proyek yang menerbitkan token blockchain harus dinilai secara hati-hati untuk menentukan bahwa setiap token tersebut menawarkan utilitas yang dikenali oleh pasar secara luas dan karenanya mewakili nilai.

Tokenomics mengacu pada karakteristik penawaran dan permintaan token atau crypto. Penting juga untuk tetap mempertimbangkan distribusi awal token, seperti melalui initial coin offering (ICO) dan/atau initial exchange offering (IEO). Whitepaper proyek juga harus menentukan jumlah token yang mesti disimpan sebagai cadangan (baik untuk pendiri, anggota tim, dan lainnya) dan berapa banyak total token yang tersedia untuk investor.

Menilai dan menganalisis seperti apa model distribusi token dari proyek crypto dan blockchain tersebut akan memberikan wawasan terkait tingkat risiko yang ditimbulkan. Sebuah proyek yang mencadangkan sebagian besar token untuk pendiri dan anggota tim, mungkin bisa mewakili investasi berisiko tinggi karena ada kekhawatiran terkait manipulasi pasar.

3. Indikator Keuangan

Informasi tentang harga perdagangan aset kripto saat ini, data harga secara historis, volume transaksi perdagangan, dan likuiditas merupakan indikator metrik untuk analisis fundamental. Meskipun ada banyak opsi indikator berbasis finansial atau keuangan, beberapa indikator keuangan untuk analisis fundamental berikut ini paling umum digunakan untuk proyek crypto, yaitu sebagai berikut:

1. Kapitalisasi Pasar (Market Cap)

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah representasi umum dari total nilai potensial dari suatu proyek crypto atau blockchain. Ini mungkin bisa salah dalam menggambarkan jumlah nilai yang dilakukan oleh pemegang. Hal yang mudah bagi pengembang untuk mencetak token baru dengan jumlah pasokan katakanlah 100 juta unit. Jika satu token diperdagangkan pada harga $1, maka total kapitalisasi pasar token tersebut adalah $100 juta.

Sementara itu, market cap cryptocurrency atau token dapat dihitung dengan mengalikan harga koin kripto di pasar saat ini dengan jumlah pasokan yang beredar. Nilai ini nantinya mewakili biaya kumulatif dari semua unit token crypto.

Dalam konteks analisis fundamental, indikator market cap dapat menggambarkan prospek dan pertumbuhan suatu proyek, dan juga menunjukkan dominasi di antara kompetitor. Biasanya, proyek yang stabil dengan prospek cerah mampu berada pada posisi yang konsisten di bursa, katakanlah top 10.

2. Likuiditas (Volume Perdagangan)

Likuiditas koin crypto di bursa dapat mengacu pada volume perdagangan. Pada dasarnya, volume transaksi aset kripto akan membantu trader dan investor dalam menentukan seberapa banyak aset dibeli dan dijual. Likuiditas dapat mengacu pada kemudahan suatu aset diperdagangkan — aset yang likuid akan sangat mudah dibeli dan dijual dengan cepat. Pasar yang tidak likuid tidak akan disukai oleh investor dan trader. Semakin likuid suatu pasar atau suatu aset, semakin besar ketertarikan mereka terhadap aset tersebut. Pada akhirnya, likuiditas yang mengacu pada volume perdagangan koin crypto di exchanges dapat menjadi indikator untuk analisis fundamental dalam aspek keuangan.

3. Total Pasokan

Jumlah pasokan maksimum, total suplai yang beredar, dan tingkat inflasi atau deflasi dari aset crypto dapat memengaruhi keputusan investasi kripto atau strategi perdagangan secara signifikan. Beberapa aset kripto seperti Bitcoin, misalnya, beroperasi dengan batasan yang keras pada total unit dikeluarkan. Sementara itu, aset cryptocurrency lain mengurangi atau membakar (burn) token mereka untuk mengurangi jumlah pasokan. Penanganan batasan pasokan koin atau token bagaimanapun juga akan berdampak signifikan pada kelangkaan dan harga aset. Sebagai informasi, total maksimal pasokan Bitcoin hanya 21.000.000 BTC, dan koin terakhir dari BTC diprediksi akan ditambang sekitar tahun 2140.

Baca juga: 5 crypto terbaik dengan fundamental bagus

Tools untuk Mempermudah Analisis Fundamental Cryptocurrency

Ada sejumlah alat (tools) yang dapat digunakan oleh trader dan investor kripto untuk memudahkan proses analisis fundamental cryptocurrency, yaitu sebagai berikut:

  • CoinMarketCap. Ini merupakan platform yang menampilkan harga aset cryptocurrency pada standar industri yang sangat direferensikan, market cap, dan data volume perdagangan, integrasi ke chart seperti tradingview dan sebagainya, serta banyak fitur unggulan lainnya.
  • Coingecko. Ini merupakan platform online untuk menampilkan harga koin kripto, kapitalisasi pasar, integrasi ke grafik harga, dan fitur lainnya.

Pandangan Akhir

Pada intinya, analisis fundamental crypto adalah sebuah metode atau cara untuk melihat informasi secara rinci dari proyek aset. Ini kemudian akan memberikan wawasan apakah suatu aset memiliki fondasi yang baik untuk memastikan prospek dalam jangka panjang akan cerah dan menjanjikan. Analisis fundamental cryptocurrency menggunakan berbagai indikator dari banyak aspek, dan beberapa di antaranya telah dijelaskan pada ulasan artikel ini. Dalam mengambil keputusan investasi, ada baiknya investor mengombinasikan analisis fundamental dan analisis teknikal crypto.

Leave a Comment

Scroll to Top