Lengkap! Panduan Crypto untuk Pemula 2024

Tidak sedikit pemula atau masyarakat Indonesia yang tertarik untuk mengenal apa itu mata uang kripto (cryptocurrency) dan bagaimana cara jual beli aset kripto, baik untuk tujuan investasi maupun trading. Tak dapat dipungkiri bahwa crypto adalah instrumen potensial. Popularitas crypto coins mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir, dan dianggap sebagai pilihan terbaik dan menjanjikan tahun 2024. Ini termasuk crypto Indonesia.

Latar Belakang Hype di Sektor Crypto

Salah satu faktor pemicu hype di sektor crypto adalah apresiasi nilai pasar yang sangat signifikan, baik untuk Bitcoin (BTC) sebagai aset kripto pertama yang muncul maupun sebagian besar aset kripto lain selain Bitcoin (dikenal sebagai alternative coins atau altcoins). Beberapa contoh altcoins teratas yaitu Ethereum, Cardano, XRP, Polkadot, dan lainnya.

Kenaikan harga singifikan dari Bitcoin dan altcoins, atau pasar crypto secara keseluruhan terjadi tepatnya pada sekitar akhir tahun 2020. Sebagai contoh, coba perhatikan grafik harga koin crypto Bitcoin berikut ini (pasangan BTC/USDT).

pergerakan harga crypto Bitcoin
Grafik harga BTC/USDT weekly, sumber: tradingview

Dari grafik pergerakan harga BTC/USDT secara mingguan atau weekly terlihat jelas bahwa setelah harga Bitcoin menembus resistance di sekitar akhir Oktober 2021, harga terus melambung atau to the moon. Bahkan di bulan April, harga Bitcoin berhasil menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level $64.854 per keping, sebelum rekor ATH tersebut pada akhirnya dipatahkan pada bulan November ketika harga BTC mencapai $69.000 per keping.

Seperti yang disebutkan, apresiasi harga ini tidak hanya terjadi pada Bitcoin, tetapi juga diikuti oleh sebagian besar altcoins. Dari sekian banyak crypto altcoins, salah satu yang terpopuler pada saat itu adalah Dogecoin (DOGE).

DOGE, aset kripto yang dijuluki meme coin, berhasil mengalami kenaikan harga tinggi, bahkan mencapai ribuan persen hanya dalam kurun waktu beberapa hari. Ini pula yang semakin mendorong orang-orang untuk segera membeli cryptocurrency. Sayangnya, karena tidak ingin ketinggalan, banyak dari mereka yang terjebak fear of missing out atau FOMO.

Pada dasarnya, masuk ke sektor crypto adalah pilihan yang baik untuk investasi maupun trading online. Instrumen ini merupakan opsi yang menjanjikan, tetapi itu menjadi tidak tepat jika hanya sekadar FOMO. Orang-orang yang mengalami FOMO dan masuk ke ruang kripto hanya sekadar ikut tren tanpa memahami apa itu cryptocurrency dan risiko yang terkandung di dalamnya, ini yang membuat mereka tersesat.

Anda pasti pernah mendengar banyak orang yang bangkrut, stress, dan bahkan bunuh diri karena rugi dari perdagangan crypto. Bahkan, mereka bisa-bisanya berinvestasi dengan uang kebutuhan harian (primer) dan utang dari pinjaman online atau pinjol. Inilah bahayanya jika pemula atau orang awam yang tidak memahami konsep investasi, atau masuk ke ruang kripto tanpa bekal pengetahuan cukup.

Sementara itu di sisi lain, orang-orang yang belajar atau memahami crypto dengan baik, mereka justru mendulang cuan atau profit besar, dan tidak sedikit yang kaya dari kripto. Oleh karena itu, agar tidak terjebat FOMO atau agar tidak salah melangkah, panduan berikut ini akan sangat berguna untuk Anda. Mari kita mulai.

Panduan Cryptocurrency untuk Pemula

menganal apa itu mata uang kripto

Karena crypto adalah aset digital terbaru yang sedang hype, banyak orang Indonesia khususnya tertarik untuk berinvestasi. Ini juga tidak terlepas dari crypto Indonesia yang terus mendapat perhatian besar, misalnya dengan lahirnya banyak bursa atau crypto exchange Indonesia.

Jika Anda adalah pemula yang baru mengenal mata uang kripto atau cryptocurrency dan ingin menjadi investor atau trader crypto, panduan berikut ini akan membantu Anda. Artikel ini mencakup semua aspek yang perlu dipahami oleh pemula tentang apa itu crypto, sebagai berikut:

  1. Mengenal apa itu cryptocurrency dan cara kerjanya.
  2. Pahami tujuan masuk ke sektor crypto: investasi atau trading?
  3. Dimana tempat jual beli crypto dan bagaimana cara melakukannya?
  4. Apa yang terbaik? Tips masuk ke sektor crypto untuk pemula.
  5. Bagaimana bertaruh pada penurunan harga crypto?

Mengenal Apa Itu Cryptocurrency dan Cara Kerjanya

Secara sederhana, mata uang kripto atau cryptocurrency atau crypto adalah jenis mata uang digital yang bersifat terdesentralisasi atau tidak terpusat yang mana transaksi dilakukan secara peer-to-peer (P2P) tanpa membutuhkan otoritas terpusat (pihak ketiga). Sistem terdesentralisasi ini dibantu dengan penggunaan teknologi blockchain, sejenis database yang mencatat dan menyimpan semua catatan aktivitas transaksi. Selain itu, crypto ini dijamin dengan kriptografi sehingga sulit dimanipulasi atau dipalsukan.

Sebagai perbandingan, transaksi uang dengan perantara bank disebut sebagai sistem terpusat, karena transaksi oleh pengguna (nasabah) hanya dapat dilakukan melaluu perantara bank (pihak ketiga) dan semua catatan transaksi disimpan secara terpusat. Sementara blockchain justru sebaliknya, transaksi koin dan token crypto diberlakukan secara terdesentralisasi (tidak terpusat), dan bersifat terbuka sehingga dapat diakses oleh siapa pun.

Dari sini kemudian dapat dipahami bahwa cara kerja crypto adalah dengan memungkinkan transaksi langsung antar pengguna secara P2P tanpa otoritas pusat, di mana transaksi koin dan token menggunakan teknik kriptografi, dan catatan semua aktivitas akan dicatat dan disimpan di blockchain yang berbasis terdesentralisasi.

Cryptocurrency Pertama di Dunia

Cryptocurrency pertama di dunia adalah Bitcoin, yang diluncurkan pada tahun 2008. Pencipta Bitcoin tidak mengungkapkan identitas aslinya, dan hanya menyebut dirinya sebagai Satoshi Nakamoto (tokoh anonim).

Meskipun begitu, tujuan dari proyek crypto dan blockchain Bitcoin ini terlihat sangat menjanjikan, sebagai bentuk sistem keuangan alternatif. Terlebih setelah terjadi krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang disebabkan oleh kejatuhan sektor perbankan dan pasar keuangan global.

Setelah Bitcoin, kemudian muncul berbagai altcoins, dan beberapa yang terpopuler di antaranya seperti Litecoin (LTC), Ethereum (ETH), Theta (THETA), dan lainnya. Meskipun pada awal kemunculan dan proses perjalanannya sempat mengalami pasang surut dan bahkan terjadi pertentangan di mana-mana, aset crypto hingga saat ini berhasil diterima dan mendapatkan adopsi signifikan, khususnya pada Bitcoin.

Sejumlah institusi dan perusahaan besar dunia tercatat ikut mendukung Bitcoin. Bahkan, El Salvador menjadi negara pertama yang resmi melegalkan Bitcoin sebagai mata uang dan alat pembayaran sah. Selain sebagai mata uang digital, Bitcoin juga menjadi aset komoditas yang diperdagangkan di berbagai bursa kripto atau crypto exchanges.

Meskipun secara umum ditentang sebagai mata uang atau alat pembayaran oleh otoritas terpusat, Bitcoin justru legal sebagai komoditas, termasuk di Indonesia. Bitcoin dan aset crypto tertentu resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang berperan sebagai regulator. Dengan demikian, posisi crypto adalah legal sebagai komoditas di Indonesia, setara dengan perdagangan di instrumen futures atau kontrak berjangka.

Berbagai Jenis Cryptocurrency

contoh daftar aset kripto dengan market cap terbesar
Daftar cryptocurrenncy dengan market cap terbesar, sumber: coinmarketcap

Bitcoin adalah mata uang kripto pertama di dunia. Setelah itu lahir berbagai jenis crypto sebagai alternatif dari Bitcoin, yang kemudian disebut altcoins. Berikut ini adalah contoh beberapa jenis cryptocurrency teratas di pasar dengan nilai kapitaliasai pasar/market cap terbesar (data per Jumat 3/6/2022):

  1. Bitcoin, market cap $562,90 miliar
  2. Ethereum, market cap $213,20 miliar
  3. Tether, market cap $72,46 miliar
  4. USD Coin, market cap $54,00 miliar
  5. Binance Coin, market cap $48,43 miliar
  6. Cardano, market cap $18,78 miliar
  7. XRP, market cap $18,71 miliar
  8. Binance USD, market cap $18,07
  9. Solana, market cap $12,96 miliar
  10. Dogecoin, market cap $10,65

Pahami Tujuan Masuk ke Sektor Crypto: Investasi atau Trading?

Sekarang Anda sudah mengenal apa itu cryptocurrency. Nah, langkah berikutnya yang perlu Anda pahami yaitu tujuan masuk ke dunia kripto. Secara umum, masyarakat yang tertarik dengan aset kripto memiliki dua tujuan utama, yakni investasi dan trading. Apa itu?

Konsep Investasi

Konsep umum dalam investasi adalah menempatkan sejumlah uang (modal) di suatu instrumen aset tertentu dalam periode jangka panjang untuk mengharapkan keuntungan. Jika Anda investasi crypto, artinya Anda menanamkan uang Anda di aset tersebut dalam jangka panjang.

Ada setidaknya dua jenis keuntungan investasi kripto, yakni capital gain dan bunga. Capital gain dihasilkan ketika Anda menjual koin crypto di harga yang lebih tinggi dari sebelumnya (harga beli awal). Sementara itu, reward atau keuntungan berupa bunga (interest) yang dihasilkan dari aktivitas staking crypto. Singkatnya, staking crypto adalah mengunci crypto coin Anda melalui dompet (wallet) dalam jangka waktu tertentu, atau istilah sederhananya menyimpan koin kripto di crypto wallet Anda.

Konsep staking ini hampir sama seperti deposito di bank, di mana Anda menyimpan uang dan mendapatkan bunga dengan rate yang telah ditentukan. Hanya saja, staking ini bukan menyimpan uang fiat, melainkan uang kripto. Keunggulan staking yaitu investor mendapatkan annual percentage yield/APY yang lebih tinggi daripada bunga deposito. Bunga deposit sekarang paling tinggi sekitar 5%, per tahun sementara APY crypto bisa lebih dari 10%.

Konsep Trading

Konsep umum dari trading adalah perdagangan aset jangka pendek untuk menghasilkan capital gain. Jadi jelas bahwa tujuan utama trading adalah capital gain. Ketika Anda trading crypto, itu mengindikasikan bahwa Anda tidak akan menyimpan koin crypto dalam jangka panjang, Anda hanya ingin memperjualbelikan untuk mendapatkan profit lebih cepat.

Meskipun begitu, aktivitas trading crypto lebih berisiko karena pasar crypto lebih volatil daripada instrumen lainnya. Anda harus membiasakan diri untuk melihat harga kripto yang berfluktuasi atau naik turun, bisa puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan persen hanya dalam kurun waktu beberapa hari. Namun, tidak semua aset kripto bergerak volatil, ada beberapa coins yang lebih stabil, biasanya yang memiliki market cap besar.

Kemudian, aktivitas trading crypto ini juga sering kali digunakan secara bergantian dengan main crypto. Ketika ada orang yang menyebut main crypto, pada dasarnya itu mengacu pada trading, bukan investasi.

Dimana Tempat Jual Beli Crypto dan Bagaimana Cara Melakukannya?

tempat jual beli crypto

Setelah memahami apa itu cryptocurrency dan tujuan Anda masuk ke ruang ini (investasi atau trading), Anda pasti juga ingin tahu dimana tempat jual beli crypto dan bagaimana cara melakukannya.

Perlu dicatat bahwa ada berbagai platform yang dapat dimanfaatkan untuk jual beli crypto, baik untuk investasi maupun trading. Berikut ini adalah beberapa pilihan tempat jual beli aset kripto, sebagai berikut:

  1. Pertukaran kripto (crypto exchange).
  2. Broker online multiaset
  3. Crypto ETFs
  4. Reksa dana kripto (crypto mutual fund)
  5. Dompet kripto (crypto wallet)

1. Crypto Exchanges

Pertukaran kripto (crypto exchanges) atau bursa crypto adalah platform di mana transaksi jual beli crypto dilakukan secara peer-to-peer (P2P) antar pengguna (pembeli dan penjual). Transaksi perdagangan dilakukan secara real time serta tersedia lebih banyak koin crypto yang diperdagangkan. Perdagangan di crypto exchanges tersedia untuk pasar spot dan derivatif.

Ada beberapa platform crypto exchange terpopuler di dunia, seperti Binance, FTX, Coinbase, Kraken, KuCoin, Bybit, dan sebagainya. Sementara itu, ada sejumlah platform crypto exchange Indonesia yang resmi terdaftar di Bappebti, beberapa yang terpopuler di antaranya seperti Tokocrypto, Pintu, Indodax, Rekeningku, Zipmex, dan sebagainya.

Lalu, bagaimana cara beli crypto atau memulai perdagangan crypto (investasi & trading) melalui platform crypto exchange? Berikut langkah-langkahnya:

  1. Pilih exchange. Sebagai informasi, exchange global seperti Binance, Coinbase, Bybit dan seterusnya memang tidak diregulasi di Indonesia. Namun, mereka diregulasi secara global dan bukan berarti mereka tidak berkualitas, justru lebih banyak investor crypto yang menggunakan exchange global, termasuk investor Indonesia sendiri. Hal ini karena akses layanan dan fitur yang ditawarkan oleh exchange global jauh lebih memuaskan daripada platform exchange Indonesia yang hanya unggul dari embel-embel “terdaftar di Bappebti.”
  2. Buat akun. Tahap berikutnya yaitu melakukan pendaftaran untuk membuat akun. Ini bisa dilakukan baik via website maupun aplikasi yang umumnya sudah support di berbagai perangkat terpopuler, seperti Android dan iOS. Meskipun begitu, umumnya situs web exchange global dapat diakses dengan VPN atau lebih disarankan dengan mengganti DNS, seperti DNS Cloudflare 1.1.1.1. Penggunaan DNS ini jauh lebih aman dan membantu mempercepat akses internet Anda.
  3. Lakukan deposit. Setelah buat akun dan termasuk melakukan verifikasi identitas, Anda dapat melanjutkan ke proses deposit. Ini dapat dilakukan dengan membeli langsung aset kripto di platform dan melakukan pembayaran via metode yang tersedia (bank, e-wallet, atau lainnya); atau juga bisa dengan mentransfer aset kripto dari platform lainnya. Misalnya, jika Anda punya teman yang punya aset kripto, mereka bisa mentransfer aset ke akun Anda; sebagai gantinya, Anda membayarkan sejumlah uang tunai kepadanya secara proporsional.
  4. Lakukan pembelian. Pada dasarnya, saat Anda melakukan deposit, itu bisa deposit berupa uang fiat (tersedia di exchange Indonesia) dan/atau deposit langsung dalam bentuk aset kripto, bisa Bitcoin (BTC), atau lainnya: seperti stablecoin (UDST, USDC, BUSD, BIDR, dan lainnya). Katakanlah Anda deposit dalam stablecoin. Karena perdagangan kripto di exchange dilakukan secara berpasangan, misalnya BTC/USDT atau ETH/USDT, maka Anda perlu melakukan pembelian secara berpasangan. Jika Anda deposit dalam bentuk Tether (USDT) dan ingin membeli Bitcoin (BTC), Anda dapat memilih menu Buy untuk pasangan BTC/USDT: artinya Anda membeli Bitcoin dan sekaligus menjual USDT.
  5. Lakukan penjualan. Baik di dalam aktivitas investasi maupun trading crypto, itu pastinya juga melibatkan penjualan. Hanya saja seperti yang telah dijelaskan, aktivitas investasi bersifat jangka panjang, sehingga Anda tidak akan menjual dalam waktu singkat. Sebaliknya, kegiatan trading justru memperjualbelikan dalam periode jangka pendek. Untuk menjual aset kripto, Anda hanya perlu memilih menu Sell. Untuk perdagangan pasar spot, Anda hanya bisa menjual koin crypto yang sudah Anda miliki sebelumnya.

2. Broker Online Multiaset

Broker online multiaset menyediakan platform untuk perdagangan berbagai jenis instrumen aset, termasuk di dalamnya tersedia cryptocurrencies. Selain itu, aset lain yang tersedia yaitu saham luar negeri (seperti Apple, Tesla, Amazon, Netflix, Twitter, Meta, dan banyak lagi), mata uang asing/forex (seperti EUR/USD, GBP/USD, dan lainnya), commodities (seperti gold, oil, silver, dan lainnya), futures, indeks, dan seterusnya.

Biasanya, sistem perdagangan di platform multiaset ini berupa contract for difference (CFD) yang terkenal dengan akses perdagangan mudah dan cepat, serta tersedia bantuan trading margin atau leverage. Melalui broker ini, Anda bisa memperdagangkan berbagai aset di dalam satu platform. Beberapa contoh platform multiaset adalah eToro, Pepperstone, Capital, Justforex, dan banyak lagi.

3. Crypto Exchange Traded Funds/ETFs

Sama seperti konsep ETF pada umumnya, crypto ETF adalah dana (fund) yang di dalamnya terdiri dari mata uang kripto/crypto. Jika sebagian besar ETF biasanya melacak pergerakan harga indeks atau kombinasi dari berbagai pilihan aset, crypto ETF justru hanya melacak pergerakan harga aset kripto atau token digital saja. ETF crypto dapat diperdagangkan di bursa efek selama jam pasar dan ini terbukti mempermudah investor untuk berinvestasi di Bitcoin dan berbagai altcoins.

4. Reksa Dana Kripto

Reksa dana kripto atau crypto mutual funds adalah jenis reksa dana yang berfokus pada perdagangan aset kripto. Sama seperti konsep reksa dana pada umumnya, di mana sejumlah dana dari masyarakat (sebagai pemodal) dipercayakan kepada manajer investasi (MI), kemudian MI yang akan mengelola dan menginvestasikannya. Untuk reksa dana kripto, MI akan berinvestasi sebagian besar atau sepenuhnya pada cryptocurrency. Jadi, masyarakat pemula cukup mempercayakan modalnya kepada MI, dan selebihnya MI yang akan mengambil strategi untuk menghasilkan keuntungan.

5. Dompet Kripto

Dompet kripto atau crypto wallet adalah tempat menyimpan koin atau aset kripto. Ada berbagai jenis crypto wallet, seperti hardware wallet, software wallet, dan hot wallet.

Jika Anda membeli aset kripto di platform exchanges, Anda akan menyimpan koin crypto di hot wallet (disediakan oleh exchange). Namun, hot wallet ini relatif kurang aman jika dibandingkan dengan hardware wallet. Ini karena Anda harus menyimpan aset Anda di suatu otoritas terpusat (exchange), sehingga Anda mempercayakan aset Anda sepenuhnya kepada mereka. Selain itu, karena hot wallet terkoneksi dengan internet, potensi peretasan selalu terbuka. Meskipun hot wallet menawarkan fleksibilitas tinggi, dompet ini lebih cocok untuk menyimpan kripto dalam jumlah lebih kecil.

Sementara itu, hardware wallet adalah jenis dompet perangkat keras yang tidak terkoneksi internet, sehingga jauh lebih aman dari peretasan. Selain itu, dompet ini juga menyediakan opsi pencadangan (backup) dan pemulihan (recovery) jika misalnya perangkat hilang atau salah tempat. Dompet ini juga mengaktifkan sistem keamanan melalui kata sandi PIN sehingga dana (aset kripto) pengguna tidak dapat diambil bahkan jika seandainya perangkat tersebut dicuri. Investor kripto yang menyimpan Bitcoin atau altcoins dalam jumlah besar biasanya menggunakan hardware wallet untuk menjamin keamanan tinggi. Beberapa contoh hardware wallet terpopuler adalah Trezor dan Ledger.

Kemudian, jika Anda ingin mendapatkan fleksibilitas baik sekaligus keamanan yang cukup ideal, software wallet dapat dipertimbangkan. Pasalnya, dompet ini juga dapat diakses secara online sehingga memudahkan Anda untuk melakukan transaksi dan penyimpanan. Selain itu, dompet ini juga menyediakan opsi non-kustodian yang memungkinkan Anda untuk mengontrol sepenuhnya akses dompet dengan private key dan penggunaan seed phrase. Dompet ini memiliki fleksbilitas baik, dan dapat dihubungkan dengan platform decentralized exchange/DEX atau decentralized apps/DApps. Beberapa contoh software wallet yang bagus yaitu Metamask dan Trust Wallet.

Apa yang Terbaik? Tips Masuk ke Sektor Crypto untuk Pemula

Anda sudah mendapatkan beberapa pemahaman penting tentang apa itu cryptocurrency dan cara memperdagangkan atau jual beli aset kripto di berbagai platform. Sekarang Anda tinggal memutuskan, apa yang cocok untuk Anda. Jika Anda masih bingung, berikut beberapa tips bagi pemula yang ingin masuk ke sektor crypto, baik untuk investasi maupun trading:

1. Tentukan Tujuan

Ini merupakan poin utama dan paling fundamental. Tujuan inilah yang akan menuntun perjalanan Anda berikutnya. Meskipun pada dasarnya ada banyak sekali pilihan, ada dua tujuan yang paling populer yang mendorong orang-orang masuk ke dunia kripto, yakni investasi dan trading. Anda mau pilih yang mana? Atau apa yang terbaik dan cocok untuk Anda? Dalam hal ini, Anda terlebih dahulu harus mengenali profil risiko Anda.

Ada tiga jenis profil risiko, yakni pengambil risko (risk taker), moderat atau netral, dan penghindar risiko/tidak suka risiko. Jika Anda menyukai risiko, aktivitas trading crypto sangat cocok untuk Anda karena ini akan memberikan Anda peluang keuntungan lebih cepat daripada investasi. Namun tentu saja, karena Anda pemula, penting untuk belajar cara trading crypto yang benar.

Kemudian, jika Anda bersikap netral terhadap risiko: tidak terlalu suka risiko tinggi dan tidak pula tertarik dengan risiko rendah, Anda juga cocok melakukan trading namun lebih disarankan bersikap konservatif dengan memperdagangkan crypto yang pergerakan harganya relatif lebih stabil. Selain itu, tentu saja Anda juga bisa melakukan investasi kripto jangka panjang.

Selain itu, jika Anda tidak terlalu menyukai risiko, Anda sebaiknya cukup melakukan investasi dengan membeli aset kripto yang punya fundamental bagus atau crypto yang pergerakan harganya lebih stabil. Perlu dicatat bahwa pada dasarnya crypto adalah instrumen yang fluktuatif, termasuk Bitcoin dan Ethereum yang saat ini memiliki market cap terbesar di pasar. Jika Anda benar-benar takut dengan risiko penurunan harga tetapi tetap ingin masuk ke sektor kripto, Anda dapat membeli atau menyimpan aset Anda dalam bentuk stablecoin, seperti Tether (USDT), USD Coin (USDC), DAI, atau lainnya.

2. Pelajari Jenis Aset Kripto

jenis aset kripto

Jangan pernah membeli sesuatu yang Anda sendiri tidak mengenalnya. Jadi, apa pun tujuan Anda masuk ke sektor crypto, baik trading maupun investasi, sudah sepantasnya Anda mempelajari apa yang akan Anda miliki. Ingatlah bahwa ada banyak sekali jenis cryptocurrency yang diperdagangkan di bursa, namun percayalah, hanya sebagian kecil saja yang dianggap memiliki prospek bagus. Selain itu perlu ditegaskan juga bahwa tidak menutup kemungkinkan adanya crypto yang terindikasi scam atau rug pull. Oleh karena itu, sekali lagi, penting untuk melakukan riset tentang apa crypto coins yang akan dipilih.

3. Berapa Banyak Uang yang Dianggarkan?

Setelah menentukan tujuan dan mempelajari berbagai jenis cryptocurrency, sekarang saatnya Anda merencanakan: berapa jumlah uang yang dianggarkan untuk membeli aset kripto? Setiap orang, pastinya, akan menetapkan jumlah yang berbeda. Ini sangat fleksibel dan biasanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing. Ingatlah bahwa jangan pernah menggunakan uang kebutuhan pokok untuk berinvestasi dan trading, apalagi uang dari hasil pinjaman alias utang. Jadi, uang yang dianggarkan ialah uang dingin.

4. Berapa Banyak Risiko yang Berani Diambil?

Pada poin pertama telah dijelaskan terkait profil risiko. Tak dapat dipungkiri, setiap orang akan memiliki cara pandang dan tingkat toleransi terhadap risiko investasi. Yang perlu diketahui, pasar crypto secara umum memiliki risiko yang lebih tinggi dari instrumen saham. Risiko ini tercermin secara umum tercermin dari volatilitas harga crypto yang lebih tinggi.

Nah, jika Anda seorang yang konservatif alias tidak terlalu menyukai risiko fluktuasi harga, sebaiknya jangan pernah menyentuk proyek crypto yang relatif baru karena belum teruji. Sebaliknya, Anda dapat mempertimbangkan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) yang dianggap sebagai crypto blue chip, atau kripto yang sudah mapan dan pergerakan harga yang stabil.

Yang perlu diingat ialah “high risk high return” yang memberikan pandangan bahwa semakin tinggi risiko yang berani Anda ambil, semakin besar peluang keuntungan; sebaliknya, semakin kecil risiko yang Anda ambil, semakin kecil pula potensi keuntungan. Ini merupakan konsep dari risk dan reward. Jadi, ketika Anda berinvestasi pada cryptocurrency yang mapan seperti BTC dan ETH, Anda tidak bisa mengharapkan apresiasi harga yang sangat signifikan.

5. Tentukan Jangka Waktu

Setiap investor mungkin akan berinvestasi dalam jangka waktu tertentu, sesuai visi dan tujuan mereka. Namun yang pasti, konsep investasi selalu memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun. Nah selain itu, periode waktu investasi 1 tahun, 5 tahun, atau bahkan 10 hingga 20 tahun akan terdiri dari strategi yang berbeda.

Sementara itu, jika Anda memutuskan untuk trading crypto, alias mencari profit dalam jangka pendek, strategi trading juga disesuaikan dengan jangka waktu. Dalam hal ini, Anda memiliki berbagai pilihan, seperti trading crypto secara bulanan (monthly), mingguan (weekly), harian (daily), atau bahkan kurang dari satu hari.

Selain itu, Anda juga bisa mengombinasikan atau melakukan keduanya sekaligus: trading dan investasi. Jika ini dilakukan, Anda sebaiknya menggunakan minimal dua akun dari platform yang berbeda: yang satu khusus untuk investasi jangka panjang dan yang lainnya khusus trading kripto jangka pendek. Ini akan membantu Anda untuk tetap fokus pada tujuan.

Jika Anda menggunakan satu platform untuk dua tujuan (trading dan investasi) sekaligus, itu mungkin akan menjadi lebih rumit karena semuanya saling bercampur aduk sehingga berpotensi menggagalkan fokus Anda.

6. Bagaimana Strategi Anda dalam Mengalokasikan Dana

Baik investasi maupun trading, Anda dapat dengan bebas memilih cara Anda mengalokasikan dana untuk membeli crypto. Anda mungkin bisa menghabiskan semua anggaran Anda untuk membeli beberapa crypto sekaligus dalam satu waktu, metode ini disebut sebagai lump sump. Sebagai contoh, total uang yang akan diinvestasikan dalam aset kripto yaitu sebesar Rp 60 juta. Dengan teknik lump sump, Anda akan membelanjakan semua modal sekaligus untuk satu atau beberapa aset kripto. Setelah itu, Anda hanya tinggal menunggu hasil, sesuai jangka waktu investasi.

Alternatif lain, alih-alih membelanjakan semua uang Anda sekaligus dalam satu waktu (lump sump), Anda justru membeli crypto secara bertahap dan rutin dalam periode waktu yang tetap, metode ini disebut sebagai dollar cost averaging (DCA). Sebagai contoh, Anda ingin berinvestasi di crypto untuk jangka waktu 5 tahun dengan total anggaran Rp 60 juta. Dengan teknik DCA, Anda akan mengalokasikan sebesar Rp 1 juta setiap bulan secara konsisten selama 5 tahun atau 60 bulan.

Lalu mana yang terbaik: apakah lump sump atau DCA? Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Keuntungan strategi lump sump yaitu Anda dapat memaksimalkan profit jika terjadi kenaikan harga; dan sebaliknya, kekurangan strategi lump sump yaitu memperbesar kerugian (loss) saat harga crypto anjlok.

Sementara itu, keunggulan strategi DCA yaitu dapat meminimalkan risiko kerugian dari penurunan harga, karena saat harga turun, Anda masih memiliki amunisi untuk membeli lagi di harga bawah, sehingga Anda mendapatkan nilai rata-rata. Sedangkan kekurangan DCA yaitu profit yang dihasilkan mungkin tidak begitu maksimal karena Anda mencicil pembelian.

7. Pilih Broker atau Platform Terbaik

Yang terakhir, Anda tinggal memilih broker crypto atau platform terbaik yang membantu Anda untuk mencapai tujuan. Jika Anda memulai untuk sekadar fokus dengan perdagangan crypto, baik untuk investasi maupun trading, Anda mungkin dapat memilih platform crypto exchanges. Namun, jika Anda ingin membuat portofolio investasi, di mana di dalamnya tidak hanya terdiri dari aset kripto tetapi juga termasuk saham, forex, indeks, komoditas, dan lainnya, broker multiaset lebih cocok untuk Anda.

Bagaimana Bertaruh atas Penurunan Harga Crypto?

Oke, Anda mungkin melihat potensi besar pada Bitcoin (BTC), altcoins terpopuler, atau pasar crypto secara keseluruhan. Akan tetapi, Anda merasa bahwa harga crypto saat ini sudah cukup tinggi, sehingga Anda khawatir harga mungkin akan turun terlebih dahulu, sebelum pada akhirnya melanjutkan tren naik. Namun masalahya ialah penurunan pasar crypto mungkin akan berlangsung cukup lama. Kemudian Anda bertanya-tanya, bagaimana cara menghasilkan cuan atau profit di saat harga mata uang kripto anjlok? Dengan kata lain, Anda ingin bertaruh atas penurunan harga.

Dalam hal ini, itu sangat mungkin dilakukan, yaitu melalui dua cara: (1) dengan menggunakan crypto futures dan (2) perdagangan dengan contract for difference/CFD. Konsep keduanya hampir sama, yaitu Anda bertaruh atas penurunan harga crypto atau bahasa mudahnya, mengambil aksi jual (Sell) atau Short – di mana keuntungan akan dihasilkan dari penurunan harga. Sebaliknya, Anda juga bisa menggunakan crypto futures dan/atau CFD untuk bertaruh pada kenaikan harga, yakni dengan mengambil aksi beli (Buy) atau Long.

1. Crypto Futures

Apa itu crypto futures? Singkatnya, crypto futures adalah kontrak antara dua dua pihak/investor yang saling bertaruh untuk pergerakan harga kripto di masa depan tanpa harus memiliki underlying assets. Meskipun tidak memiliki underlying assets, pergerakan harga crypto futures ini akan mengacu pada harga underlying assets. Crypto futures ini disediakan oleh platform crypto exchanges.

2. Contract for Difference/CFD

Definisi dan konsepnya hampir sama seperti perdagangan crypto futures. Pada dasarnya, CFD adalah kontrak antara Anda dan broker yang saling bertaruh atas pergerakan harga suatu aset tanpa harus memiliki underlying assets, namun pergerakan harga akan tetap mengacu pada underlying assets. Nah, perdagangan CFD ini disediakan oleh platform atau broker multiaset.

Perbedaan dan Persamaan Crypto Futures dan CFD

Perbedaan utama antara crypto futures dan CFD yaitu bahwa CFD menyediakan lebih banyak instrumen aset (seperti crypto, saham, indeks, forex, komoditas, dan lainnya), sedangkan crypto futures hanya memungkinkan pertaruhan aset kripto saja. Kemudian, crypto futures disediakan oleh exchanges, sedangkan CFD difasilitasi oleh broker online multiaset.

Meskipun memiliki perbedaan, keduanya justru memiliki lebih banyak persamaan, yaitu sebagai berikut:

  • Sama-sama termasuk ke dalam instrumen derivatif.
  • Memungkinkan perdagangan aset tertentu tanpa harus memiliki underlying assets.
  • Pergerakan harga akan selalu mengacu pada underlying assets, meskipun ada sedikit perbedaan harga, tapi tidak begitu signifikan.
  • Memungkinkan perdagangan dua arah: yaitu posisi Buy atau Long untuk bertaruh pada kenaikan harga aset, dan posisi Sell atau Short untuk bertaruh pada penurunan harga aset.
  • Tersedia perdagangan margin atau leverage yang memungkinkan investor untuk meminjam dana dana broker/platform sehingga dapat mencapai level perdagangan lebih tinggi. Misalnya, leverage 1:5, artinya jika Anda ingin trading senilai $500 pada aset kripto tertentu, Anda hanya butuh modal $100, sisanya $400 merupakan pinjaman dari broker. Namun perlu diingat, ini sangat berisiko, dan jika broker mengumumkan margin call, Anda mesti segera melakukan deposit karena margin call mengindikasikan bahwa posisi Anda sedang rugi dan modal Anda terus tergerus hingga mencapai batas. Agar tidak terjadi jual paksa oleh broker, Anda mesti menambah deposit dana ke akun.
  • Sarana lindung nilai/hedging. Katakanlah Anda telah berinvestasi pada crypto Kemudian Anda khawatir bahwa pasar kripto akan segera mengalami tren turun (downtrend) yang pajang, sehingga ini tentu saja akan membuat nilai investasi menurun. Alih-alih khawatir dengan depresiasi harga kripto, Anda bisa memanfaatkan platform crypto futures dan/atau CFD untuk mengambil posisi Sell atau Short. Jika seandainya harga kripto benar-benar turun, di satu sisi investasi normal Anda akan berkurang, di sisi lain Anda cuan dari futures atau CFD. Jadi secara total, ini akan melindungi aset Anda.

Apa Selanjutnya?

Karena crypto adalah jenis aset digital dan komoditas terbaru, penting bagi Anda untuk memahami tentang apa itu cryptocurrency dengan baik. Anda juga perlu memahami tujuan masuk ke sektor kripto (trading dan/atau investasi) dan menguasai strategi serta tips ketika mulai terjun ke dunia kripto. Ini berlaku untuk crypto Indonesia. Anda juga perlu memahami platform/aplikasi atau tempat jual beli aset kripto serta pilihan untuk bertaruh ketika harga koin crypto turun.

Setelah itu, yang harus dilakukan ialah segera memulai. Semua informasi dan pengetahuan ini tidak cukup berguna jika hanya ada di pikiran tanpa segera mengimplementasikannya. Jika Anda masih takut dan khawatir, mulailah dengan langkah sederhana dan modal kecil. Dari sana kemudian Anda bisa melihat dan merasakan sensasi masuk ke ruang crypto. Jika Anda tidak memulai, Anda tidak akan pernah tahu. So, it depends on your decisions.

Nah, untuk memperkuat pemahanan Anda, silakan baca lebih banyak artikel invesnesia lainnya yang cukup banyak membahas tentang cryptocurrency. Dengan demikian, Anda akan memiliki kepercayaan diri untuk segera berinvestasi crypto tahun 2024. Semoga bermanfaat!

Scroll to Top