Rasio net profit margin adalah rasio keuangan (financial ratios) yang menjadi bagian dari rasio profitabilitas (profitability ratios), selain daripada gross profit margin (GPM) dan operating profit margin (OPM).
NPM adalah indikator untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari total penjualan. Artikel ini akan menjelaskan materi net profit margin: pengertian NPM, fungsi NPM, rumus NPM & cara menghitung NPM, contoh soal NPM, cara analisis dan interpretasi NPM.
Contents
- 1 Definisi Net Profit Margin (NPM)
- 2 Fungsi Net Profit Margin (NPM)
- 3 Rumus Net Profit Margin (NPM)
- 4 Contoh Soal Net Profit Margin (NPM)
- 5 Cara Interpretasi Net Profit Margin (NPM)
- 6 Cara Analisis Net Profit Margin (NPM)
- 7 Semua Hal Tentang NPM (Net Profit Margin)
- 7.1 1. Perhitungan NPM
- 7.2 2. Laba Bersih
- 7.3 3. Indikator Profitabilitas
- 7.4 4. Kemampuan Mengelola Biaya
- 7.5 5. Faktor Pendapatan
- 7.6 6. Pengaruh Pajak
- 7.7 7. Perbandingan dengan Industri
- 7.8 8. Penting dalam Pengambilan Keputusan
- 7.9 9. Risiko Bisnis
- 7.10 10. Analisis Tren
- 7.11 11. Kaitannya dengan Return on Assets (ROA)
- 7.12 12. Risiko Eksternal
- 7.13 13. Perhatian Terhadap Kualitas Laba
- 8 Simpulan
- 9 Referensi
Definisi Net Profit Margin (NPM)
Menurut Sherman (2015), pengertian rasio margin laba bersi atau net profit margin adalah rasio keuangan yang menunjukkan jumlah laba bersih yang mampu diperoleh perusahaan untuk setiap rupiah penjualan. Net profit margin juga dikenal sebagai laba atas penjualan. Perusahaan dengan margin laba bersih yang lebih tinggi dari para pesaing dan rata-rata industri akan dianggap memiliki kinerja baik dalam memaksimalkan laba bersih.
Fungsi Net Profit Margin (NPM)
Tujuan dan fungsi margin laba bersih atau net profit margin adalah untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari total penjualan (pendapatan) yang diperoleh pada periode keuangan. Laba bersih (net income) yang tinggi dapat mengindikasikan dua hal: perusahaan mampu mencetak pendapatan maksimal dan saat bersamaan mampu meminimalkan biaya operasional.
Rumus Net Profit Margin (NPM)
Menurut Brigham & Houston (2013), margin laba (profit margin), atau juga disebut margin laba bersih (net profit margin), dapat dihitung dengan membagi laba bersih (net income) dengan penjualan (sales). Rumus net profit margin adalah NPM = (Net Income / Sales) x 100%.
Note: Istilah laba bersih (net income) di dalam laporan keuangan perusahaan dapat mengacu pada earnings after tax (EAT) atau laba tahun berjalan (profit for the year/period).
Contoh Soal Net Profit Margin (NPM)
Contoh soal kami ambil dari kasus pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Pada laporan keuangan ICBP per 31 Desember 2019 (dalam jutaan), diketahui laba tahun berjalan sebesar Rp 5.360.029, dan total penjualan Rp42.296.703. Dengana demikian, rasio margin laba bersih ICBP yaitu sebagai berikut:
NPM = (Rp5.360.029 / Rp42.296.703) x 100%
NPM = 12,7%
Cara Interpretasi Net Profit Margin (NPM)
Diketahui nilai net profit margin PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) 2019 yaitu 12,7%. Cara interpretasi NPM ratio tersebut yaitu bahwa ICBP mampu meraih rasio laba bersih 12,7% dari total pendapatan atau penjualan yang dihasilkan selama tahun 2019. Sisanya 87,3% digunakan untuk beban pokok penjualan, beban operasional, beban pajak, beban bunga, dan semua beban lainnya. Semakin tinggi rasio NPM, semakin baik perusahaan memaksimalkan laba bersih, dan semakin mampu perusahaan meminimalkan beban.
Menurut Fabozzi & Drake (2009), yang membedakan margin laba bersih, margin laba kotor, dan margin laba operasional, yaitu cakupan biaya yang digunakan. Margin laba operasi hanya mengurangi penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP), sedangkan margin laba kotor mengurangi penjualan dengan HPP dan beban operasional lainnya, tetapi tidak termasuk beban keuangan.
Inilah kemudian yang di-cover oleh margin laba bersih yang mengurangi penjualan dengan semua biaya perusahaan, mencakup HPP, biaya operasional dan biaya keuangan (bunga dan pajak). Net profit margin juga dapat digunakan untuk mengevaluasi keputusan operasi dan pendanaan perusahaan.
Cara Analisis Net Profit Margin (NPM)
Cara menganalisis rasio keuangan, seperti net profit margin atau rasio NPM adalah dengan membandingkan nilai NPM suatu perusahaan dengan nilai NPM rata-rata sektor industri. Sebagai contoh, PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) berada di sektor industri consumer goods di BEI.
Jika misalnya nilai rata-rata NPM sektor consumer goods sebesar 10%, rasio margin laba besar ICBP lebih besar dari rata-rata industri. Ini mengindikasikan bahwa kinerja ICBP dalam menghasilkan laba bersih lebih baik dibandingkan sektor industri consumer goods. Metode analisis ini disebut sebagai industry comparison atau perbandingan industri.
Semua Hal Tentang NPM (Net Profit Margin)
Net Profit Margin (NPM), atau Margin Laba Bersih, adalah salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan. NPM menggambarkan seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah mengurangkan semua biaya operasional, bunga, pajak, dan beban lainnya dari pendapatan total. Berikut adalah poin-poin penting tentang Net Profit Margin (NPM):
1. Perhitungan NPM
NPM adalah rasio yang mengukur seberapa besar laba bersih perusahaan dalam persentase dari pendapatan total. NPM dihitung dengan rumus berikut: Laba Bersih / Pendapatan Total) × 100%
2. Laba Bersih
Laba bersih adalah sisa pendapatan perusahaan setelah mengurangkan semua biaya, termasuk biaya operasional, bunga, pajak, dan beban lainnya.
3. Indikator Profitabilitas
NPM adalah salah satu indikator utama profitabilitas perusahaan. Ini mencerminkan seberapa efisien perusahaan mengubah pendapatan menjadi laba bersih.
4. Kemampuan Mengelola Biaya
NPM mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya operasional, bunga, dan pajak untuk memaksimalkan laba bersih.
5. Faktor Pendapatan
Peningkatan NPM dapat dicapai dengan meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya. Ini dapat dicapai melalui pertumbuhan penjualan atau efisiensi operasional.
6. Pengaruh Pajak
NPM dipengaruhi oleh tingkat pajak yang dikenakan pada laba bersih. Beberapa perusahaan mungkin memiliki NPM yang lebih tinggi karena manfaat pajak atau insentif pajak.
7. Perbandingan dengan Industri
NPM sering dibandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama untuk menilai kinerja relatif.
8. Penting dalam Pengambilan Keputusan
NPM digunakan oleh manajemen, investor, dan analis keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat keputusan investasi.
9. Risiko Bisnis
NPM yang rendah dapat menunjukkan risiko bisnis yang tinggi, sedangkan NPM yang tinggi dapat menunjukkan bisnis yang stabil dan efisien.
10. Analisis Tren
Melihat perubahan dalam NPM dari waktu ke waktu dapat memberikan wawasan tentang perubahan dalam kinerja perusahaan.
11. Kaitannya dengan Return on Assets (ROA)
NPM berkaitan dengan ROA, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aset yang dimiliki.
12. Risiko Eksternal
Faktor eksternal seperti persaingan, perubahan pasar, atau perubahan peraturan dapat memengaruhi NPM.
13. Perhatian Terhadap Kualitas Laba
Investor juga memperhatikan kualitas laba, bukan hanya jumlahnya. NPM yang tinggi tetapi didasarkan pada tindakan yang tidak berkelanjutan mungkin menjadi perhatian.
Simpulan
Itulah materi tentang rasio net profit margin atau NPM ratio. Jadi, net profit margin adalah salah satu rasio keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penjualan (sales). Cara menghitung atau rumus NPM adalah membagi pendapatan (revenues) atau penjualan (sales) dengan semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas bisnis perusahaan, mencakup HPP, biaya operasional, dan biaya keuangan.
Jika rasio NPM negatif, artinya perusahaan mengalami kerugian. Dengan kata lain, beban perusahaan lebih besar dari penjualan atau pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun. Lalu, faktor yang memengaruhi net profit margin secara umum yaitu faktor penjualan/pendapatan dan semua biaya yang dikeluarkan perusahaaan.
Referensi
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2013). Fundamentals of Financial Management (13th ed.). Mason: South-Western Cengage Learning.
Fabozzi, F. J., & Drake, P. P. (2009). Capital Markets, Financial Management, and Investment Management. Hoboken: Wiley.
Sherman, E. H. (2015). A Manager’s Guide to Financial Analysis (6th ed.). New York City: American Management Association.