Net Interest Margin (NIM): Rumus, Analisis dan Interpretasi

Rasio margin bunga bersih atau net interest margin adalah salah satu jenis rasio keuangan bank atau lembaga keuangan terpopuler, selain LDR, BOPO, NPM, dan OPM.

Pada dasarnya, rasio NIM adalah rasio profitabilitas yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset (aktiva) produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih (net interest income).

Artikel berikut ini akan membahas apa itu net interest margin (NIM). Ini dimulai dari pengertian NIM, fungsi, cara menghitung atau rumus NIM, contoh soal, cara analisis dan interpretasi rasio NIM.

Definisi Net Interest Margin (NIM)

Gambar Net Interest Margin

Teori umum atau pengertian net interest margin adalah rasio profitabilitas dari lembaga keuangan bank dan non bank untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih (net interest income). Rasio NIM adalah metrik atau indikator kesehatan keuangan perusahaan untuk melihat prospek pertumbuhan di masa depan. Lalu, seperti apa perhitungan atau rumus NIM? Sebelum itu, mari mengenal fungsi NIM.

Fungsi Net Interest Margin (NIM)

Fungsi dan tujuan rasio net interest margin adalah untuk mengetahui kinerja profitabilitas lembaga keuangan dalam memanfaatkan aset produktifnya. Rasio NIM adalah indikator penting bagi investor untuk mengukur prospek dan kinerja keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Semakin tinggi nilai NIM, semakin bagus kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aset produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga.

Rumus Net Interest Margin (NIM)

Menurut Riyadi (2009), cara menghitung atau rumus net interest margin adalah dengan membandingkan pendapatan bunga bersih bank dengan rata-rata aset produktif. Pendapatan bunga bersih bank dapat diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.

Rumus NIM adalah (IR – IE) / Average Earning Assets

Keterangan:

  • IR = Interest Revenue, yaitu pendapatan bunga bersih dari pinjaman dan utang hipotek.
  • IE = Interest Expenses, yaitu bunga yang dibayarkan bank kepada nasabah, baik pemilik rekening tabungan maupun pemilik sertifikat deposito.
  • Nilai Rata-Rata Aktiva Produktif atau Average Earning Assets adalah hasil investasi dari instrumen seperti saham, sertifikat deposito, obligasi, dan wesel. Cara menghitung aktiva produktif adalah menjumlahkan rata-rata saldo aset awal hingga akhir.

Semakin tinggi nilai rasio NIM, semakin besar pendapatan bunga bank atas aktiva produktif yang dikelola. Nilai rasio NIM yang tinggi juga mengindikasikan kondisi bank sedang baik.

Contoh Soal Net Interest Margin (NIM)

Setelah memahami perhitungan atau rumus NIM, contoh soal berikut ini akan membantu Anda memahami rasio net interest margin lebih jelas. Mari kita ambil contoh kasus pada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) untuk laporan keuangan 31 Desember 2019.

Untuk mencari nilai NIM, Anda dapat mengurangi pendapatan bunga bersih dengan aset produktif bank, seperti kredit yang disalurkan oleh bank. Namun, jika Anda melihat di laporan tahunan (annual report), di sana telah tersedia rasio NIM dari BBNI. Jadi, Anda tidak perlu lagi mencari rumus NIM atau menghitung secara manual. Jadi, rasio NIM dari BBNI tahun 2019 yaitu 4,9%.

Cara Interpretasi Net Interest Margin (NIM)

Nilai rasio NIM BBNI telah diketahui, lalu bagaimana cara interpretasi rasio NIM tersebut? Dalam hal ini, BBNI mampu menghasilkan NIM 4,9% pada tahun 2019 yang berarti dari total aset produktif perusahaan, sebesar 4,9% di antaranya berhasil dikonversi menjadi pendapatan bunga bersih. Lalu, berapa nilai rasio NIM yang ideal untuk perbankan? Berikut analisisnya.

Cara Analisis Net Interest Margin (NIM)

Sebenarnya, tidak ada nilai pasti tentang rasio NIM yang bagus. Namun, Anda dapat menganalisis dengan berbagai metode. Yang paling umum digunakan oleh investor dalam analisis rasio keuangan perusahaan yaitu trend analysis dan industry comparison.

Trend analysis yaitu membandingkan rasio NIM perusahaan selama periode keuangan tertentu, misalnya lima (5) tahun terakhir. Rasio NIM PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dalam lima tahun terakhir, yaitu:

  • Rasio NIM 2019: 4,9%
  • Rasio NIM 2018: 5,3%
  • Rasio NIM 2017: 5,5%
  • Rasio NIM 2016: 6,2%
  • Rasio NIM 2015: 6,4%

Dalam lima tahun terakhir, rasio NIM dari BBNI cenderung mengalami penurunan. Ini mengindikasikan bahwa BBNI sedang mengalami penurunan kinerja dalam memaksimalkan aset-aset produktif mereka.

Selain menggunakan analisis tren (trend analysis), Anda juga dapat menganalisis dengan industry comparison. Analisis perbandingan industri (industry comparison) yaitu membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rata-rata industri.

Sebagai contoh, rasio NIM BBNI tahun 2019 yaitu 4,9%. Karena BBNI berada di sektor keuangan (perbankan), Anda bisa mencari berapa rata-rata NIM sektor keuangan di BEI. Jika rasio NIM BBNI di atas rata-rata industri, BBNI masih dianggap mencatatkan kinerja positif. Begitu pun sebaliknya.

Semua Hal Tentang NIM (Net Interest Margin)

Net Interest Margin (NIM), atau Margin Bunga Bersih, adalah salah satu rasio keuangan yang digunakan dalam sektor perbankan untuk mengukur profitabilitas dari operasi bunga bank.

NIM menggambarkan selisih antara pendapatan bunga yang diterima dari pinjaman dan investasi dengan biaya bunga yang dibayarkan atas dana yang diterima dari deposito dan sumber pendanaan lainnya. Berikut adalah poin-poin penting tentang Net Interest Margin (NIM):

1. Definisi NIM

NIM adalah rasio yang mengukur selisih antara pendapatan bunga bersih (bunga yang diterima dikurangi biaya bunga) dengan total aset produktif bank.

2. Perhitungan NIM

NIM dihitung dengan rumus berikut: NIM = (Pendapatan Bunga Bersih / Total Aset Produktif) x 100%.

  • Pendapatan bunga bersih terdiri dari pendapatan bunga yang diterima dari pinjaman dan investasi dikurangi biaya bunga yang dibayarkan kepada pemegang deposito dan sumber pendanaan lainnya.
  • Total aset produktif biasanya mencakup pinjaman, investasi, dan aset produktif lainnya.

3. Indikator Profitabilitas

NIM adalah indikator utama profitabilitas perbankan karena mencerminkan seberapa baik bank menghasilkan laba dari bisnis pinjaman dan investasi.

4. Pengaruh Tingkat Bunga

Tingkat bunga yang berfluktuasi dapat memengaruhi NIM. Kenaikan suku bunga biasanya menguntungkan bank karena mereka dapat mengenakan bunga yang lebih tinggi kepada peminjam.

5. Ketergantungan pada Dana Murah

Bank yang tergantung pada dana murah, seperti simpanan giro, cenderung memiliki NIM yang lebih tinggi karena biaya pendanaannya lebih rendah.

6. Kaitannya dengan Risiko Kredit

Tingkat NIM yang tinggi dapat mengindikasikan risiko kredit yang lebih tinggi karena bank mungkin mencoba mendapatkan pendapatan bunga yang lebih besar dari pinjaman yang lebih berisiko.

7. Analisis Rasio

NIM sering dianalisis bersama dengan rasio keuangan lain, seperti Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE), untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja perbankan.

8. Perbandingan dengan Pesaing dan Industri

Bank sering membandingkan NIM mereka dengan pesaing dalam industri untuk menilai kompetitivitas mereka dan strategi bunga (interset) mereka, apakah sudah efisien atau belum.

9. Kaitannya dengan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral, seperti perubahan suku bunga dasar, dapat memengaruhi NIM bank.

10. Risiko Pasar dan Komposisi Aset

NIM dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai pasar, seperti perubahan harga obligasi yang dimiliki bank. Kemudian, perubahan dalam komposisi aset bank, seperti pergeseran dari pinjaman ke investasi, dapat mempengaruhi NIM.

Pandangan Akhir

Pada dasarnya, rasio net interest margin adalah indikator keuangan dalam aspek profitabilitas yang digunakan pada perusahaan sektor bisnis keuangan, seperti perbankan dan leasing. Cara mengukur atau rumus NIM adalah membandingkan pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif perusahaan.

Rasio NIM yang tinggi mengindikasikan performa perusahaan dalam memanfaatkan aset produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Rasio NIM dapat memberikan wawasan terkait prospek suatu perusahaan dalam jangka panjang. Jadi, Anda sebagai investor penting untuk tidak hanya mengetahui rumus NIM, tetapi juga memahami cara analisis dan interpetasi yang benar.

Scroll to Top