Aset adalah: Pengertian, Klasifikasi, Jenis, dan Contoh

Istilah aset (assets) atau aktiva umumnya digunakan dalam bidang akuntansi, manajemen keuangan, dan manajemen aset. Dalam laporan keuangan perusahaan, misalnya, aset atau aktiva ditemukan di dalam balance sheet. Ini nantinya berkaitan langsung dengan liabilitas dan ekuitas pemegang saham. Namun, aset tidak hanya terbatas pada konteks bisnis (aset bisnis) saja, meskipun lebih sering digunakan untuk itu.

Dalam konteks lebih luas, aset dapat digunakan untuk kepentingan pribadi, maka disebut aset pribadi. Terlepas dari segmentasinya, aset adalah elemen penting yang perlu dipahami karena dapat menunjukkan total kekayaan suatu pihak. Untuk memberikan pemahaman secara komprehensif, berikut invesnesia sajikan makalah atau materi tentang aset.

Definisi: Apa Itu Aset?

aset-assets

Apa itu aset (assets)? Menurut para ahli, aset adalah kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan yang dihasilkan atau dikendalikan oleh suatu perusahaan sebagai akibat dari transaksi (peristiwa) masa lalu (Griffin, 2015).

Pengertian aset secara umum dapat mengacu pada sumber daya (resources) yang memiliki nilai ekonomi atau economic value, dimiliki oleh individu, perusahaan, atau suatu pihak, dan diharapkan dapat menghasilkan uang tunai (cash). Lebih sederhana, aset adalah segala sesuatu yang memiliki nilai jual dan mampu menghasilkan manfaat ekonomi, baik untuk hari ini maupun masa depan.

Berikut nilai-nilai yang terkandung dalam aset:

  • Kepemilikan (ownership). Aset adalah bentuk kepemilikan yang dapat diubah menjadi kas dan setara kas.
  • Nilai ekonomi (economic value). Aset mengandung manfaat ekonomi sehingga dapat dijual.
  • Sumber daya (resources). Aset adalah sumber daya untuk menghasilkan nilai ekonomi masa depan.

Posisi Aset di Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

Aktiva atau aset adalah salah satu komponen penting di dalam laporan posisi keuangan (neraca). Aset dapat menggambarkan total kekayaan perusahaan yang dianggap dapat menghasilkan arus kas atau cash flow dan meningkatkan penjualan (sales) atau pendapatan (revenue) di masa depan, sehingga akan berdampak pada nilai perusahaan (firm value). Di dalam neraca, secara konsep, aktiva atau aset (assets) berada di sisi kiri, sedangkan di sisi kana terdiri dari liabilitas (liability) dan ekuitas (equity). Dengan kata lain, formula atau rumus total aktiva atau aset adalah total liabilitas + total ekuitas.

Klasifikasi Aset

Anda dapat mengetahui jenis aset berdasarkan klasifikasi aset. Setidaknya ada 3 (tiga) klasifikasi aset yang perlu diketahui.

  1. Konvertibilitas – klasifikasi aset berdasarkan tingkat kemudahan dikonversi menjadi uang tunai atau cash. Ini terdiri dari aset lancar dan aset tidak lancar (aset tetap).
  2. Keberadaan fisik – klasifikasi aset berdasarkan keberadaan fisik. Ini terdiri dari aset berwujud dan aset tak berwujud.
  3. Penggunaan: klasifikasi aset berdasarkan tujuan penggunaan dalam operasi bisnis. Ini terdiri dari aset operasi (digunakan untuk aktivitas operasional, contoh: kas, piutang, mesin, peralatan, dst). Kemudian, aset non-operasi (aset yang berasal di luar aktivitas operasional, contoh: surat berharga, investasi jangka pendek, pendapatan bunga, dan tanah kosong).

Klasifikasi aset penting untuk suatu bisnis agar dapat mengidentifikasi dan mengetahui apa saja jenis-jenis aset yang tersedia. Misalnya, aset yang terlibat langsung dalam kegiatan operasional dan aset yang berada di luar operasional. Ini berguna untuk melihat dari mana sumber pendapatan perusahaan.

Klasifikasi aset juga memberikan pemahaman tentang aset yang dapat dilihat dan yang tidak dapat dilihat sehingga perusahaan dapat mengukur nilai perusahaan. Pada intinya, klasifikasi aset bertujuan untuk memberikan rincian tentang aset sehingga pemiliki bisnis memahami jenis-jenis aset.

Jenis-jenis Aset

Klasifikasi aset memberi gambaran bahwa aset terdiri dari berbagai macam bentuk, fungsi, dan penggunaan. Untuk lebih rinci, berikut kami berikan informasi tentang jenis-jenis aset (types of assets). Menurut Griffin (2015), aset terdiri dari empat jenis atau kategori utama, yakni:

  1. Aset lancar (current assets)
  2. Investasi jangka panjang (long-term investments)
  3. Aset tetap (fixed assets), mencakup aset tetap (tangible dan intangible) dan wasting assets.
  4. Aset lainnya

1. Current Assets

Pengertian aset lancar atau current assets adalah aset yang berpotensi untuk dikonversi menjadi uang tunai (cash), dijual, atau dikonsumsi dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus normal operasi usaha (bisnis). Aset lancar juga sering disebut sebagai working capital atau modal kerja karena tergolong jenis aset “turn over” – digunakan dan diganti sepanjang tahun.

Berdasarkan klasifikasi aset secara umum, aset lancar membentuk subbagian pertama di dalam neraca yang terdiri dari berbagai jenis aset lancar, itu kemudian diurutkan berdasarkan aset yang paling likuid. Berikut contoh aset lancar beserta urutannya di dalam neraca bisnis.

  • Uang tunai (cash) atau setara kas (cash equivalent)
  • Surat berharga diperdagangkan (marketable securities)
  • Piutang (receivables)
  • Persediaan (inventories)
  • Biaya dibayar di muka (prepaid expenses)

2. Long-Term Investments

Secara umum, investasi jangka panjang dapat mengacu pada instrumen keuangan yang memiliki tenor atau jangka waktu lebih dari satu tahun. Contoh aset yang masuk kategori investasi jangka panjang, yakni:

  • Saham (stocks) dan obligasi (bonds)
  • Tanah (land)
  • Nilai penyerahan tunai polis asuransi jiwa
  • Investasi untuk dana khusus, seperti dana pensiun atau dana perluasan pabrik

3. Fixed Assets

Pengertian aset tetap atau fixed assets adalah jenis aset yang memiliki manfaat jangka panjang (minimal satu tahun) dan digunakan untuk menjalankan aktivitas operasional usaha. Aset tetap termasuk jenis aset yang biasanya tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Secara umum aset tetap dapat terdiri dari:

  • Aset tetap berwujud atau tangible fixed assets
  • Aset tetap tidak berwujud atau intangible fixed assets

Namun, Griffin (2015) menambahkan jenis aset tetap lainnya yaitu sumber daya alam (natural resources). Contoh aset tetap berwujud: tanah, bangunan, mesin, peralatan, furnitur, dan perlengkapan. Aset tetap, selain tanah, nantinya akan timbul penyusutan atau depresiasi. Contoh aset tetap tak berwujud: hak cipta, paten, dan merek dagang; sewa (hak milik); waralaba (lisensi); dan goodwill.

4. Aset Lainnya

Aset lainnya dapat mengacu pada jenis aset yang tidak dapat diklasifikasikan atau tidak masuk ke dalam kategori yang sudah ada. Contoh aset lainnya: biaya organisasi. Namun, Griffin (2015) justru meletakkan beban dibayar dimuka atau prepaid expenses ke dalam kategori ini.

Aset Bisnis (Business Assets)

Aset bisnis dapat mengacu pada aset yang digunakan untuk suatu usaha/bisnis perusahaan. Aset di dalam perusahaan berfungsi sebagai penopang aktivitas produksi atau operasional untuk menghasilkan laba (profit) dan mencapai pertumbuhan sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan (firm value).

Dengan kata lain, aset bisnis adalah aset yang digunakan dalam ruang lingkup bisnis. Contoh aset bisnis telah banyak disebutkan sebelumnya, dapat terdiri dari aset lancar dan aset tetap; aset berwujud dan aset tidak berwujud; aset operasi dan aset non operasi. Rincian total aset perusahaan dalam ditermukan di dalam balance sheet atau neraca.

Aset Pribadi (Personal Assets)

Aset pribadi dapat mengacu pada aset yang digunakan dan dimiliki oleh individu atau rumah tangga. Biasanya, aset pribadi atau personal assests cenderung tidak dimanfaatkan untuk menghasilkan kas atau pendapatan, melainkan hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari. Namun, ada juga sejumlah aset pribadi yang dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan.

Perbedaan utama antara aset bisnis dan aset pribadi adalah tujuan penggunaan. Aset bisnis akan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menghasilkan pendapatan, sedangkan aset pribadi cenderung dimanfaatkan tanpa tekanan untuk menghasilkan pendapatan. Contoh aset pribadi: tanah dan bangunan, kendaraan, perhiasan, perabotan, asuransi jiwa, reksa dana, dana pensiun, dan banyak lagi. Kekayaan bersih dapat dihitung dengan mengurangi total aset dan utang (kewajiban).

Manajemen Aset (Assets Management)

Apa itu manajemen aset (assets management)? Manajemen aset adalah proses pengelolaan aset secara komprehensif, mencakup perencanaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan penjualan secara efisien. Ini biasanya mengacu pada konteks bisnis perusahaan. Manajemen aset sangat penting karena berfungsi untuk:

  • Mengindentifikasi total aset;
  • Menjamin akurasi tingkat amortisasi;
  • Mengelola risiko; dan
  • Menghapus aset hantu atau ghost assets – aktiva yang tercatat di daftar aset tetapi secara fisik sudah rusak/tidak berfungsi atau tidak kelihatan wujud fisiknya.

Di sisi lain, menurut Forbes, pengertian manajemen aset (asset management) dapat mengacu pada layanan pengelolaan uang klien – yaitu proses identifikasi tujuan keuangan klien dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan manajemen portfolio – seperti membeli dan mengelola surat berharga (saham, obligasi, dan reksa dana). Klien terdiri dari perorangan (individu) dan perusahaan. Begitu juga dengan pihak yang menyediakan layanan manajemen aset, dapat berupa individu dan perusahaan.

Rasio Keuangan Berbasis Aset

Ada sejumlah rasio keuangan yang menggunakan aset sebagai metrik tertentu, yaitu sebagai berikut.

  • Rasio perputaran aset tetap (fixed assets turnover ratio) dan rasio perputaran total aset (total assets turnover ratio). Keduanya merupakan beberapa jenis rasio aktivitas perusahaan yang secara umum menunjukkan efisiensi perusahaan dalam penggunaan aset, baik untuk aset tetap maupun total aset secara menyeluruh.
  • Rasio utang terhadap aset atau debt to assets ratio (DAR) merupakan salah satu jenis rasio leverage yang menunjukkan seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang.
  • Di dalam rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan melunasi utang jangka pendek, aset juga digunakan pada perhitungan rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), dan rasio kas (cash ratio).
  • Di dalam rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan mencetak laba, aset juga digunakan pada perhitungan return on assets (ROA).

Memahami Aset dengan Lebih Baik

Catat dengan baik bahwa aset adalah hal-hal yang dimiliki seseorang atau perusahaan yang memiliki nilai dan dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan atau memberikan keuntungan di masa depan. Aset bisa datang dalam berbagai bentuk, seperti uang tunai, investasi, properti, peralatan, atau kekayaan intelektual.

Penting untuk memahami nilai dan potensi penggunaan aset Anda untuk membuat keputusan yang tepat tentang cara mengelolanya. Misalnya, Anda mungkin ingin berinvestasi dalam aset yang memiliki potensi untuk menghargai nilainya, atau Anda mungkin ingin menggunakan aset Anda untuk menghasilkan pendapatan melalui penyewaan, lisensi, atau penjualan.

Penting juga untuk memahami risiko yang terkait dengan aset Anda, seperti kemungkinan kehilangan atau kerusakan. Mengelola dan melindungi aset Anda dengan benar dapat membantu Anda memaksimalkan nilainya dan meminimalkan risikonya.

Pandangan Akhir

Sekarang Anda telah memahami apa itu aset. Jadi, aset adalah sumber daya (resources) yang memiliki nilai ekonomi dan menghasilkan pendapatan bagi pemiliknya serta dapat dijual kembali. Aset bisnis dan aset pribadi memiliki konsep yang sama namun berbeda dalam tujuan penggunaan. Kemudian, aset juga memiliki klasifikasi tertentu yang dapat menampilkan detail dan jenis-jenis aset.

Di dalam bisnis, total aset perusahaan tersedia di laporan posisi keuangan (balance sheet) atau neraca yang terdiri dari dua subbagian utama, aset lancar dan aset tetap. Pada intinya, memahami arti atau pengertian aset dapat membantu siapa pun untuk menilai total kekayaan yang dimiliki. Untuk memperoleh kekayaan bersih, Aset harus dikurangi dengan kewajiban atau utang.

Scroll to Top