Saham vs. Crypto: Mana Terbaik untuk Trading & Investasi?

Kita memahami bahwa ada banyak sekali instrumen keuangan menarik. Katakanlah yang mampu memberikan keuntungan atau return signifikan, sehingga instrumen ini dianggap terbaik. Saham adalah instrumen yang lebih dahulu populer daripada aset kripto (cryptocurrency). Sementara itu, crypto adalah instrumen yang mungkin paling banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Ya, volatilitas harga crypto yang signifikan membuka kesempatan besar untuk menghasilkan return crypto dari aktivitas trading. Saham vs. Crypto, mana yang lebih baik?

Sebelum membahas perbandingan tentang saham dan crypto, Anda harus memahami terlebih dahulu apa itu saham dan apa itu crypto.

Mengenal Saham secara Singkat

Sebagai salah satu instrumen keuangan di pasar modal, saham adalah bukti kepemilikan suatu pihak terhadap perusahaan (emiten). Setiap pemegang saham adalah pemilik perusahaan. Jadi misalnya, saat Anda beli saham Telkom (TLKM), Anda adalah pemilik perusahaan Telkomsel. Namun, kepemilikan bersifat proporsional, tergantung jumlah saham yang Anda punya. Saham diperdagangkan di bursa efek. Dalam konteks Indonesia, saham diperdagangkan di bursa efek Indonesia (BEI).

Mengenal Crypto secara Singkat

Crypto adalah aset digital yang pertama kali muncul pada tahun 2009 dalam bentuk Bitcoin (BTC). Dengan kata lain, Bitcoin adalah cryptocurrency pertama di dunia yang memperkenalkan mata uang digital dan teknologi blockchcain.

Sejak saat itu, pasar crypto tumbuh signifikan sehingga lahir aset kripto lainnya, disebut sebagai altcoin. Beberapa contoh crypto altcoin seperti Litecoin (LTC), Ethereum (ETH), Cardano (ADA), Dogecoin (DOGE), Shiba Inu (SHIB), dan lainnya.

Meskipun dianggap sebagai mata uang digital, sehingga menimbulkan kontroversi dan penolakan dari pihak yang mendukung fiat, cryptocurrency telah dijadikan sebagai komoditas potensial. Hal ini pula banyak orang yang menganggap crypto sebagai emas digital. Sementara itu, cryptocurrency diperdagangkan di bursa kripto atau crypto exchanges.

Perbedaan Utama antara Saham dan Cryptocurrency

saham vs crypto

Anda mungkin tidak pernah mendengar seseorang bisa mendapatkan return saham individual lebih dari 1000% hanya dalam hitungan hari. Namun, itu bisa terjadi pada aktivitas perdagangan crypto. Artinya apa? Pergerakan harga kripto jauh secara individual lebih volatil daripada saham. Hal inilah yang menjadikan kripto, selain potensi profit besar, risiko penurunan harga juga besar.

Namun, ini menjadi menarik bagi sebagian orang, khususnya mereka yang menyukai aktivitas trading. Nah, jika dilihat dari berbagai segi, perbedaan saham dan crypto adalah sebagai berikut.

  1. Likuiditas
  2. Kepemilikan
  3. Volatilitas

#1. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu aset untuk diperdagangkan (beli dan jual) secara cepat. Pasar keuangan yang punya likuiditas tinggi (likuid) akan disukai oleh investor dan trader. Contoh sederhana, saat Anda beli properti, kira-kira apakah bisa Anda jual dalam jangka pendek? Tidak. Itu menunjukkan bahwa aset properti tidak likuid.

Sementara itu, pada dasarnya, saham dan crypto adalah aset keuangan yang likuid, tetapi di antara mereka, pasar saham dianggap lebih likuid. Hal ini dapat ditunjukkan pada volume perdagangan saham yang lebih tinggi daripada perdagangan di pasar cryptocurrency. Namun, ini sifatnya relatif. Meskipun lebih likuid, bukan berarti pasar crypto tidak likduid. Ini yang perlu digarisbawahi.

Meskipun begitu, secara individual, ada salah satu aset kripto yang memiliki volume perdagangan yang lebih tinggi daripada beberapa saham. Sebagai contoh, Tether (USDT) adalah jenis aset crypto stablecoin dengan volume paling tinggi dengan mencapai > $75 juta per hari. Kemudian diikuti oleh Bitcoin (BTC) dengan volume > $30 juta per hari.

Volatilitas

Secara umum, volatilias adalah kecenderungan perubahan harga suatu aset. Dalam hal ini, saham dan crypto adalah aset keuangan yang sama-sama volatil alias tidak stabil. Hal ini menjadikan saham dan crypto sebagai aset yang fluktuatif. Dengan fluktuasi harga yang sulit diperkirakan, menjadi berat untuk menentukan waktu terbaik untuk beli dan jual aset.

Namun, pasar saham memungkinkan investor dan trader untuk mengakses informasi perusahaan lebih detail, seperti laporan keuangan, aksi korporasi, profil manajemen, dan banyak lagi. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan utama dalam mengambil keputusan pembelian atau investasi. Selain itu, meskipun bergerak volatil dalam jangka pendek, pasar saham cenderung bertumbuh dalam jangka panjang.

Sementara itu, aset crypto akan relatif memiliki volatilitas harga lebih tinggi daripada saham. Hal ini karena perdagangan aset kripto buka 24 jam setiap hari, sementara itu perdagangan saham terbatas hanya beberapa jam per hari selama 5 hari dalam seminggu.

Volatilitas yang tinggi membuat harga juga bergerak tidak stabil. Namun, ini juga berpotensi untuk menghasilkan return dalam kuantitas yang lebih besar dan cepat.

Kepemilikan

Membeli saham = menjadi pemilik perusahaan. Artinya, Anda adalah pemilik ekuitas dari perusahaan tersebut. Sebagai pemegang saham, Anda berhak atas keuntungan dari dividen (tergantung laba perusahaan), dan juga kenaikan harga saham atau capital gain. Anda juga bisa ikut serta dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Sementara itu, membeli cryptocurrency memungkinkan Anda untuk mentransfer kepemilikan akhir dari token atau koin kepada investor. Pada awalnya, aset kripto diperdagangkan di bursa dan disimpan di crypto wallet yang disediakan oleh exchanges. Namun, sekarang Anda bisa mentransfer koin kripto ke dompet perangkat keras (hardware wallet).

Trading Crypto vs. Saham, Mana yang Terbaik?

Perlu dicatat bahwa konsep trading adalah perdagangan aset dalam jangka pendek (< 1 tahun) dengan tujuan untuk mendapatkan profit dari selisih harga. Dalam hal ini, mana yang lebih baik antara saham dan crypto untuk trading jangka pendek? Karean aset kripto bergerak lebih volatil daripada saham, maka potensi keuntungan trading crypto relatif lebih besar.

Anda mungkin bisa mendapatkan return saham puluhan persen dalam hitungan hari atau minggu, namun faktanya seseorang bisa mendapatkan return crypto ratusan hingga ribuan persen dalam jangka pendek. Artinya, crypto bisa menjadi instrumen trading atau investasi jangka pendek terbaik dari segi potensi keuntungan (return).

Investasi Crypto vs. Saham, Mana yang Terbaik?

Konsep investasi adalah menanamkan modal dalam jangka panjang, katakanlah di atas 1 tahun. Namun, beberapa analis cenderung merekomendasikan > 3 tahun. Pada dasarnya, saham adalah instrumen investasi jangka panjang terbaik karena selain lebih aman, return yang dihasilkan relatif lebih stabil daripada cryptocurrency.

Sementara itu, investasi cryptocurrency juga bisa dianggap lebih baik dari sisi persentase return yang dihasilkan. Apalagi dengan proyeksi bahwa di masa depan penggunakan mata uang digital akan lebih potensial daripada fiat. Hal ini menjadikan sentimen positif untuk mata uang kripto. Namun, tentu saja ini bersifat tidak pasti.

Pandangan Akhir

Pada dasarnya, saham vs. crypto adalah instrumen yang relatif sering dibandingkan satu sama lain. Namun, untuk memutuskan mana yang lebih baik antara saham dan crypto, itu akan bergantung pada cara pandang Anda, karena ini sifatnya relatif. Jika Anda punya kemampuan lebih baik dalam membaca dan menganalisis saham, maka saham adalah pilihan terbaik. Sebaliknya, crypto adalah pilihan terbaik jika Anda lebih mengerti seluk-beluknya.

Selain itu, memilih saham dan crypto juga tergantung tujuan Anda karena setiap orang pasti punya tujuan berbeda. Sebagai alternatif akhir, tidak ada salahnya juga mencoba mengombinasikan saham dan crypto dalam portofolio investasi Anda. Dari sini Anda bisa menilai mana yang lebih baik antara saham dan crypto sesuai pengamatan Anda sendiri. Ini akan menjadi kebenaran empiris dan subjektif.

Leave a Comment

Scroll to Top