Keputusan struktur modal (capital structure decision) akan memengaruhi kesuksesan (return) perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari apa itu struktur modal secara komprehensif. Di sini, invesnesia akan membahas mulai dari pengertian, teori, cara menghitung, hingga keputusan struktur modal yang tepat dan optimal.
Pengertian Struktur Modal
Capital structure atau struktur modal adalah komposisi modal suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan bisnis jangka panjang. Dengan kata lain, dari mana sumber modal diperoleh? Seperti apa porsi masing-masing sumber modal? Secara umum, komponen struktur modal dapat bersumber dari dua jenis: (1) utang dan (2) ekuitas. Lebih rinci, komponen struktur modal bisa berupa kombinasi modal sendiri, saham preferen, pinjaman, obligasi, agio saham, cadangan, laba ditahan, dan lainnya.
Struktur Modal Optimal
Karena struktur modal adalah tentang bagaimana perusahaan mengalokasikan pendanaan ke dalam modal bisnis, manajer harus mampu membuat struktur modal optimal. Fungsinya adalah bahwa ada risiko yang melekat untuk setiap sumber pendanaan. Sebagai contoh, ketika perusahaan terlalu banyak membiayai bisnis dengan utang, risiko kebangkrutan meningkat. Untuk meminimalkan, maka dibuatlah komposisi pendanaan yang ideal.
Struktur modal optimal adalah komposisi utang dan ekuitas yang mampu menghasilkan WACC rendah. WACC adalah biaya modal rata-rata tertimbang: digunakan sebagai acuan perhitungan biaya modal (cost of capital) perusahaan atau bisnis. Bagi perusahaan, WACC merupakan biaya. Bagi investor, WACC merupakan acuan untuk menetapkan return ekspektasi.
Struktur modal optimal juga mengacu pada cara paling efektif dalam alokasi pendanaan atau pembiayaan untuk bisnis. Di dalam keputusan keuangan strategis perusahaan, struktur modal adalah komponen utama yang sangat diperhatikan sehingga mencapai titik optimal merupakan pilihan wajib. Manfaat dari struktur modal optimal adalah meminimalkan biaya modal dan risiko bisnis; menciptakan fleksibilitas bisnis; dan meningkatkan nilai perusahaan.
Utang dan Ekuitas sebagai Komponen Struktur Modal
Mana yang lebih murah: pembiayaan dari utang atau pendanaan dari ekuitas? Ketika berbicara tentang utang, itu akan berhubungan dengan bank sebagai kreditur. Sementara itu, ekuitas akan berhubungan dengan pemegang saham (investor).
Pada dasarnya, pembiayaan utang lebih murah daripada ekuitas. Kenapa? Karena tingkat bunga kredit atau pinjaman modal usaha lebih kecil daripada tingkat return yang diharapkan investor ekuitas. Oleh karena itulah risiko yang dihadapi kreditur lebih kecil daripada investor saham.
Ketika perusahaan dilikuidasi, misalnya, kreditur akan mendapatkan hak pertama atas klaim aset perusahaan daripada shareholders.
Teori Struktur Modal
Ada beberapa teori yang dapat digunakan dalam capital structure. Misalnya, teori agensi (agency theory). Teori ini melihat, dari sisi perusahaan, pembiayaan utang jauh lebih berisiko daripada pendanaan ekuitas. Teori keagenan cenderung menyarankan agar perusahaan menggunakan lebih banyak utang untuk memperoleh profit maksimal.
Selagi manfaat atas penggunaan utang lebih tinggi dari biaya utang yang dikenakan, itu tidak akan menjadi masalah. Jika ini terjadi, perusahaan bisa menambah utang untuk meningkatkan ukuran perusahaan (firm size).
Sedangkan di dalam teori struktur modal lainnya, seperti pecking order theory melihat bahwa sumber pendanaan yang lebih baik bagi perusahaan adalah yang berisiko lebih rendah, seperti laba ditahan (retained earning).
Dari sudut pandang investor, mereka cenderung lebih memilih sumber pendanaan utang untuk proyek baru daripada laba ditahan. Dengan kata lain, daripada menahan laba, lebih baik dibagikan dalam bentuk dividen, karena itulah return yang diperoleh investor atau pemegang saham.
Sementara itu, dari sisi manajemen perusahaan sebagai agen, mereka cenderung lebih menghindari risiko sehingga lebih memilih penggunaan laba ditahan untuk proyek baru daripada utang. Karena risiko lebih kecil, imbal hasil (return) yang diperoleh juga kecil.
Investor sangat berkepentingan dengan tingkat return investasi dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan, sedangkan manajemen tidak: mereka telah memperoleh keuntungan dari paket remunerasi (gaji dan insentif).
Manajemen perusahaan juga tidak selalu berpikir bahwa akan bertahan di satu perusahaan dalam jangka lebih lama. Mereka dapat mencari tempat yang lebih baik, dan mungkin lebih menguntungkan dari sisi remunerasi. Inilah kemudian yang menjadi konflik kepentingan di dalam hubungan keagenan antara agen (manajemen) dan pemegang saham.
Biaya Modal (Cost of Capital)
Karena struktur modal (capital structure) berbicara tentang sumber modal yang digunakan perusahaan, perusahaan dihadapkan dengan pengorbanan dalam bentuk biaya, dalam hal ini mengacu pada biaya modal (cost of capital). There is no free lunch. Ketika membiayai bisnis dengan utang, biayanya adalah bunga. Ketika membiayai bisnis dengan ekuitas, biayanya adalah ROI.
Oleh karena itu, cara menghitung struktur modal adalah dengan memgacu pada biaya modal. Sementara itu, biaya modal perusahaan diukur dengan menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital/WACC). Rumus WACC diformulasikan sebagai berikut.
WACC = (E/V x Re) + [(D/V x Rd) x (1 – T)]
Keterangan:
E = Nilai pasar dari ekuitas
D = Nilai pasar dari utang
V = E + D
Re = Cost of equity
Rd = Cost of debt
Tc = Pajak
E/V = persentase dari modal berupa ekuitas
D/V = persentase dari modal berupa utang
Contoh soal, cara menghitung, cara interpretasi, dan cara analisis WACC telah kami bahas secara lengkap di artikel sebelumnya. Silakan baca di sini: weighted average cost of capital (WACC).
Keputusan Struktur Modal Perusahaan
Keputusan struktur modal adalah hasil pertimbangan akhir dari perusahaan dalam memilih sumber pendanaan usaha atau bisnis. Ada banyak sekali faktor-faktor yang memengaruhi keputusan struktur modal (capital structure decision). Namun, manajemen perusahaan dapat mempertimbangkan beberapa elemen berikut ini dapat pengambilan keputusan struktur modal.
1. Fleksibilitas Keuangan
Ketika produk diterima dengan baik oleh pelanggan, bisnis akan berjalan baik. Masalah muncul ketika terjadi selama perlambatan atau penurunan produktivitas bisnis. Bahkan selama masa perlambatan, perusahaan tetap perlu beroperasi; dan dengan demikian, mereka membutuhkan modal.
Akan tetapi, menjadi lebih sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan modal di masa-masa krisis. Oleh karena itu, terlepas dari masalah bisnis dan situasi ekonomi, bisnis akan selalu diskon pada saat-saat buruk dan tidak perlu terlalu meregangkan kemampuan terlalu jauh.
Sebuah perusahaan dengan utang rendah dalam campuran akan lebih baik di saat-saat krisis. Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan perusahaan adalah meningkatkan modal melalui utang tanpa menganalisis kemampuan untuk membayar (melunasi). Akibatnya, terjadi gagal bayar sehingga kehilangan kepercayaan dari investor.
2. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah ancaman bagi perusahaan; itu akan selalu ada dan melekat dan tidak dapat dihilangkan, tetapi memungkinkan untuk diminimalkan. Setiap perusahaan dan sektor bisnis memiliki tingkat risiko berbeda.
Misalnya, bisnis manufaktur dan bisnis ritel memiliki tingkat risiko masing-masing. Bisnis manufaktur padat aset tetap, sedangkan bisnis ritel padat aset lancar. Bagi perusahaan ritel, debt to asset ratio (DAR) yang kecil akan lebih aman ketika misalnya terjadi masa-masa krisis. Oleh karena itu, manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan risiko bisnis dalam pengambilkan keputusan struktur modal.
3. Sifat Industri
Sifat industri juga memainkan peran penting dalam menentukan struktur modal (capital structure). Sebagai contoh, industri yang tidak memiliki hambatan dalam persaingan bisnis, margin keuntungan perusahaan yang ada akan lebih berisiko. Oleh karena itu, perusahaan akan berpikir dua kali untuk menggunakan sekuritas atau surat berharga yang memiliki biaya tetap.
4. Operating Cash Flow
Arus kas, khususnya dari aktivitas operasi perlu dipertimbangkan. Ketika penggunaan utang terlalu tinggi, arus kas operasi akan terganggu karena perusahaan harus membayar biaya tetap. Rasio leverage tinggi artinya tingkat risiko juga tinggi. Ini dapat memicu kebangkrutan jika lebih banyak peluang kegagalan bagi bisnis. Oleh karena itu, perlu dirancang komposisi yang ideal untuk struktur modal.
5. Gaya Manajemen
Struktur modal perusahaan juga tergantung pada style manajemen: apakah konservatif atau agresif. Manajemen yang agresif tidak pernah takut mengambil risiko; dan oleh karena itu, penggunaan utang akan jauh lebih besar. Sementara itu, bagi manajemen konservatif, mereka lebih memilih risiko rendah, sehingga expected return juga rendah.
6. Paparan Pajak
Pembayaran utang biasanya dapat dikurangi dari pajak dan menghasilkan manfaat pajak. Inilah salah satu alasan kenapa perusahaan lebih tertarik memiliki banyak utang dalam struktur modal mereka. Ya, untuk memaksimalkan manfaat pajak.
Terlepas dari faktor-faktor di atas, ada sejumlah komponen lain yang dapat memengaruhi keputusan struktur modal perusahaan. Manajemen perusahaan bisa juga memperhitungkan berbagai rasio keuangan, misalnya rasio cakupan bunga (interest coverage ratio), dan lainnya.
Tips Mengambil Keputusan Struktur Modal yang Tepat
Ada beberapa tips yang diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan struktur modal yang lebih baik, yaitu sebagai berikut.
- Mengevaluasi kebutuhan modal perusahaan. Umumnya, perusahaan membutuhkan modal untuk (1) aktivitas operasi, (2) pertumbuhan (growth), (3) akuisisi, dan (4) return on investment kepada pemegang saham.
- Analisis likuiditas perusahaan. Manajemen perlu menganalisis tingkat likuiditas minimum untuk membiayai keempat kebutuhan modal tersebut. Salah satu caranya yaitu menggunakan skema “bagaimana jika”. Sebagai contoh, jika bisnis mengalami penurunan 30%, bagaimana kemampuan likuiditas? Apakah bisa terus membiayai bisnis?
- Pertimbangan peringkat kredit (rating) perusahaan. Seandainya rating perusahaan kurang baik, penyesuaian struktur modal harus dilakukan dengan baik.
- Menyiapkan kerangka keputusan yang jelas agar manajemen perusahaan dapat menghadapi setiap risiko dengan baik, sesuai prosedur yang tepat. Dengan kata lain, keputusan struktur modal akan berlandaskan pada pikiran yang jeli dan cermat.
Simpulan
Capital structure atau struktur modal adalah keputusan vital bagi perusahaan dalam membiayai perusahaan. Dengan mengambil keputusan struktur modal optimal, perusahaan berpotensi memaksimalkan profitabilitas dan meminimalkan risiko bisnis. Asumsinya adalah semakin kecil biaya modal, dalam hal ini WACC, semakin optimal struktur modal.