Ada banyak sekali indikator keuangan perusahaan untuk menganalisis bagaimana kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu. Return on investment atau ROI adalah salah satu jenis rasio keuangan yang digunakan sebagai metrik pengembalian investasi. Dalam konteks sempit, ROI dianggap mengacu pada ROE atau return on equity. Dengan kata lain, ROI sama dengan ROE.
Menurut Fabozzi dan Drake (2009), ROI adalah perhitungan profitabilitas yang lebih luas, ini mencakup return on equity (ROE), return on assets (ROA), dan basic earning power. Dengan kata lain, return investment adalah total pengembalian investasi secara keseluruhan. Invesnesia telah menyediakan materi atau makalah ROI dengan pembahasan lengkap. Mulai dari pengertian, rumus ROI, contoh soal dan cara menghitung ROI, hingga bagaimana cara analisis dan interpretasi ROI.
Pengertian Return on Investment (ROI)
Apa itu ROI? ROI artinya return on investment alias pengembalian investasi. Setiap bisnis atau perusahaan yang melakukan investasi, mereka akan mengeluarkan biaya investasi (investment cost). Biaya investasi memiliki cakupan dan konteks luas, bisa untuk investasi sektor keuangan (seperti saham, obligasi, reksa dana, cryptocurreny, dll); bisa juga untuk investasi sektor riil (seperti bisnis, properti, dll).
Biaya investasi sektor keuangan mungkin tidak sebesar biaya investasi sektor riil. Oleh karena itu, kita akan berfokus pada investasi sektor riil. Dalam hal ini, kami dapat mendefinisikan pengertian ROI adalah total imbal hasil investasi bersih setelah dikurangi biaya investasi. Untuk memulai bisnis rill, apakah usaha manufaktur, ritel, grosir (wholesale) atau lainnya, pasti dibutuhkan modal; disebut biaya modal (capital cost).
Biaya modal terdiri dari dua sumber utama, yaitu modal sendiri (ekuitas) dan utang. Modal tersebut kemudian digunakan untuk membeli aset, menyewa tempat usaha, membayar upah tenaga kerja, dan lain-lain, itu kemudian disebut biaya investasi. Ketika bisnis menghasilkan keuntungan besar, maka nilai ROI akan tinggi. Sebaliknya, jika keuntungan kecil, ROI juga kecil.
Perhitungan dan Rumus ROI
Rumus ROI adalah total pendapatan bersih (net income) dikurangi total biaya investasi dan dibagi total biaya investasi. Formula ROI terlihat sebagai berikut:
Return on investment (ROI) = (Pendapatan Bersih – Biaya Investasi) / Biaya Investasi
Keterangan: pendapatan bersih juga disebut sebagai laba bersih. Di dalam akuntansi, yang disebut laba bersih adalah laba setelah pajak (earnings after tax/EAT). Ini berbeda dengan laba usaha (EBIT) dan EBITDA. Sedangkan biaya investasi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk bisnis.
Perhitungan ROI untuk menjalankan sebuah bisnis harus dilakukan secara proporsional dan tepat. Ini berbeda dengan perhitungan ROI untuk investasi di sektor keuangan yang sangat mudah.
Untuk menentukan ROI sebuah bisnis, Anda harus mengakumulasi total pendapatan bersih setelah semua aset dilikuidasi alias di jual, sehingga Anda juga harus menentukan biaya investasi untuk berapa periode.
Contoh Soal dan Cara Menghitung ROI
Invesnesia akan memberikan contoh kasus bagaimana suatu bisnis dapat menghitung nilai return on investment sendiri. Katakanlah Anda ingin menjalankan sebuah proyek konstruksi rumah. Proyek ini berjalan selama satu tahun. Ini menelan biaya investasi awal sebesar Rp 1 miliar untuk pembelian aset, membayar upah tenaga kerja, dan biaya lainnya.
Setelah proyek selesai, Anda berhasil mencatatkan pendapatan atau keuntungan bersih Rp 1,2 miliar. Anda juga memiliki sisa aset senilai Rp 100 juta dan berencana untuk menjualnya karena proyek tidak lagi dilanjutkan, sehingga Anda memiliki keuntungan bersih sebesar Rp 1,3 miliar. Dengan demikian, nilai return on investment atau ROI adalah (1,3 miliar – 1 miliar) / 1 miliar = 30%.
Perhitungan ROI untuk bisnis jangka panjang, seperti halnya perusahaan Tbk atau perusahaan tertutup, mungkin akan lebih rumit. Dalam hal ini, kami cenderung untuk melakukan perhitungan dengan periode yang telah ditentukan sebelumnya, mengacu pada periode akuntansi.
Sebagai contoh: pada laporan tahunan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tahun 2021 menghasilkan laba bersih (EAT) sebesar Rp 30 triliun dan biaya investasi tahun 2020 Rp 25 triliun. Dengan demikian, nilai ROI adalah (30 triliun – 25 triliun) / 25 triliun = 20%.
Lalu bagaimana cara menghitung ROI untuk investasi di sektor keuangan? Sangat sederhana, katakanlah Anda membeli sebuah saham perusahaan dengan nilai investasi Rp 100 juta. Lalu, Anda menjual saham tersebut dengan nilai yang lebih tinggi sehingga memperoleh keuntungan bersih Rp 120 juta. Dengan demikian, nilai ROI adalah 20%.
Cara Interpretasi ROI
Bagaimana cara menginterpretasikan nilai return on investment (ROI)? Katakanlah sebuah perusahaan berhasil memperoleh ROI sebesar 30%. Cara interpretasi ROI adalah setiap Rp 1 (satu rupiah) dari biaya investasi yang dikeluarkan, mampu menghasilkan laba bersih atau pendapatan bersih sebesar 30%. Semakin tinggi nilai ROI, semakin baik kinerja bisnis dalam memaksimalkan profitabilitas. Sebaliknya, semakin rendah nilai ROI, semakin tidak efektif perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas. Nilai ROI negatif mengindikasikan bahwa suatu perusahaan menghasilkan rugi bersih (net loss).
Cara Analisis ROI
Ada berbagai pendekatan untuk melakukan analisis return on investment (ROI) suatu bisnis, proyek, atau investasi. Dengan kata lain, analisis ROI tergantung metode seperti apa yang digunakan. Namun secara umum, analisis ROI adalah proses menilai kinerja profitabilitas suatu investasi: apakah menghasilkan manfaat investasi (profit) atau kerugian investasi.
Salah satu cara analisis ROI paling ideal bagi suatu bisnis atau perusahaan adalah dengan menggunakan trend analysis. Dalam hal ini, analisis ROI dilakukan dengan melihat seperti apa nilai ROI dari tahun ke tahun: apakah mengalami peningkatan, penurunan, atau stagnan. Dari sinilah nantinya perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat, keputusan tertentu, dan kebijakan strategis.
Perusahaan selalu mengharapkan nilai ROI akan konsisten naik setiap periode karena itu menunjukkan prospek bisnis yang cerah. Sebaliknya, ketika nilai ROI fluktuatif (naik turun) atau tidak stabil, perusahaan dapat mengidentifikasi apa penyebabnya dan mengambil langkah-langkah terbaik.
Berapa Nilai ROI yang Baik dan Ideal?
Anda mungkin bertanya-tanya berapa nilai return on investment (ROI) yang bagus dan ideal? Tidak ada ketentuan pasti terkat nilai ROI. Namun, suatu perusahaan dapat membandingkannya dengan misalnya ROI rata-rata industri bisnis. Atau jika akses menghitung rata-rata ROI industri dianggap sulit, perusahaan dapat menetapkan sendiri estimasi nilai ROI yang ideal.
Secara umum, nilai ROI suatu bisnis sektor riil harus lebih besar dari return sektor keuangan (deposito, obligasi, saham, dll). Kenapa demikian? Karena risiko bisnis sektor rill jauh lebih besar sehingga layak bagi pebisnis atau pengusaha menetapkan return yang lebih tinggi. Katakanlah ROI suatu bisnis yang ideal adalah minimal 10%.
Ingatlah konsep high risk high return. Ketika Anda berinvestasi di sektor yang berisiko tinggi, artinya Anda mengharapkan profit yang tinggi. Sebaliknya, jika Anda berinvestasi di sektor yang minim risiko, katakanlah deposito dan obligasi, keuntungan yang dihasilkan juga kecil.
Kelebihan dan Kekurangan ROI
Kelebihan atau manfaat ROI adalah dapat menghitung hasil pengembalian suatu investasi dengan cara yang mudah, sehingga perusahaan dapat melakukan analisis dan mengambil keputusan tertentu. Selain itu, kelebihan ROI adalah menjadi alat ukur profitabiltas yang komprehensif.
Sedangkan kekurangan ROI adalah tidak memberikan gambaran detail terkait laba dan biaya investasi sehingga setiap analis dapat menggunakan dengan cara berbeda sesuai perspektif sendiri. Selain itu, ROI tidak dapat menjadi satu-satunya indikator profitabilitas dan tidak ideal digunakan untuk perbandingan antar bisnis dengan karakteristik yang berbeda. Perhitungan ROI mungkin bisa lebih kompleks untuk perusahaan yang telah berdiri. Ini memaksa Anda untuk menentukan periode perhitungan dengan jelas.
Simpulan
Pada dasarnya, return on investment atau ROI adalah tingkat pengembalian dari aktivitas investasi. Kami menanggap ROI dapat digunakan dalam konteks luas, tidak hanya terbatas pada investasi sektor keuangan saja. Namun, perhitungan ROI akan lebih sulit untuk suatu bisnis sektor rill. Selain itu, dalam menganalisis ROI, ada baiknya dilakukan secara proporsional. Anda juga harus mempertimbangkan indikator profitabilitas lainnya sehingga bisa menghasilkan simpulan yang tepat.