Arus kas bebas atau free cash flow adalah salah satu komponen penting untuk melihat uang tunai (cash) yang dihasilkan suatu entitas atau perusahaan setelah mempertimbangkan arus kas keluar (cash outflows) dalam rangka menungkung operasional dan menjaga capital assets. Pada materi kali ini, kami akan membahas lebih dalam tentang apa itu free cash flow, bagaimana rumus atau formula menghitung free cash flow, dan seperti apa cara analisis free cash flow.
Baca juga: Perhitungan Cash Flow dan Cara Analisis
Contents
- 1 Apa Itu Free Cash Flow
- 2 Rumus dan Cara Menghitung Free Cash Flow
- 3 Cara Analisis Free Cash Flow
- 4 Teori Free Cash Flow
- 5 Semua Hal Tentang Free Cash Flow (FCF)
- 5.1 1. Definisi Free Cash Flow
- 5.2 2. Perhitungan FCF
- 5.3 3. Arus Kas dari Operasi (CFO)
- 5.4 4. Pengeluaran Modal Tetap (Capex)
- 5.5 5. Interpretasi FCF
- 5.6 6. Penggunaan FCF
- 5.7 7. Penting dalam Analisis Keuangan
- 5.8 8. Pertumbuhan FCF
- 5.9 9. Kas yang Tersedia untuk Pemegang Saham
- 5.10 10. Pengaruh Faktor Eksternal
- 5.11 11. Keterbatasan FCF
- 5.12 12. Perbandingan dengan Pesaing
- 6 Simpulan
Apa Itu Free Cash Flow
Pengertian free cash flow menurut para ahli telah diungkapkan. Menurut Fabozzi dan Drake (2009), secara teoretis, arus kas bebas adalah jumlah uang tunai yang tersisa setelah perusahaan mendanai semua proyek nilai sekarang bersih positif (positive net present value).
Proyek nilai sekarang bersih positif adalah sebuah proyek investasi modal (capital investments) yang mana nilai sekarang dari arus kas masa depan diharapkan melebihi nilai sekarang dari pengeluaran proyek–semuanya didiskontokan pada biaya modal atau cost of capital.
Dengan kata lain, free cash flow adalah arus kas dari perusahaan setelah dikurangi pengeluaran modal yang dibutuhkan untuk bertahan dalam bisnis (seperti: mengganti fasilitas yang diperlukan) dan tumbuh pada tingkat yang diharapkan (butuh peningkatan modal kerja).
Rumus dan Cara Menghitung Free Cash Flow
Menurut Fabozzi dan Drake (2009), ada beberapa kebingungan ketika konsep teoretis free cash flow diterapkan pada perusahaan. Kesulitan utama adalah jumlah pengeluaran modal atau capital expenditures yang dibutuhkan untuk mempertahankan bisnis pada tingkat pertumbuhan saat ini tidak diketahui. Perusahaan tidak melaporkan item ini dan mungkin juga tidak dapat menentukan jumlah belanja modal untuk suatu periode yang kemudian dikaitkan dengan pemeliharaan dan ekspansi.
Salah satu pendekatan cara menghitung free cash flow adalah dengan memperkirakan arus kas bebas dengan asumsi bahwa semua capital expenditures dibutuhkan untuk menjaga pertumbuhan perusahaan saat ini. Meskipun ada sedikit pembenaran dalam menggunakan semua pengeluaran, ini adalah solusi praktis untuk perhitungan yang tidak praktis.
Asumsi ini memungkinkan untuk menaksir free cash flow dengan menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan. Masalah lain dalam perhitungan ini yaitu mendefinisikan apa yang benar-benar “free” cash flow. Umumnya, arus kas “bebas” dianggap sebagai apa yang tersisa setelah seluruh pengeluaran pembiayaan dibayarkan – artinya free cash flow adalah setelah bunga utang dibayarkan.
Namun, perhitungan lain juga mengungkapkan free cash flow adalah sebelum pengeluaran pembiyaan (financing expenditures), dan ada pula yang menjelaskan free cash flow adalah setelah bunga dan dividen (asumsi bahwa dividen adalah komitmen).
Tidak ada satu pun metode yang benar sebagai cara menghitung arus kas bebas, dan analis juga memiliki perkiraan yang berbeda untuk sebuah perusahaan. Masalahnya, tidak mungkin untuk mengukur free cash flow seperti yang ditentukan oleh teori karena begitu banyak metode yang muncul. Namun, ada sebuah metode sederhana yang dapat dijadikan alternatif pertama sebagai formula atau rumus free cash flow (FCF), yaitu sebagai berikut.
Alternatif 1.
- Rumus FCF = cash flow from operations – capital expenditures
Estimasi lain dari free cash flow adalah menyesuaikan arus kas dari operasi untuk bunga setelah pajak, menambahkan jumlah ini kembali sampai pada cash flow yang disesuaikan dari operasi. Penyesuaian ini untuk memperkirakan jumlah free cash flow yang tersedia bagi pemilik ekuitas dan pemegang obligasi.
Alternatif 2.
- Rumus FCF = cash flow from operations – adjusted interest – capital expenditures
Metode cara menghitung free cash flow lainnya yaitu dengan menyesuaikan pinjaman bersih (net borrowing) perusahaan. Ini merupakan ide untuk fokus pada dana yang tersedia bagi pemilik dengan mempertimbangkan tidak hanya capital expenditures, yang mengurangi cash flow yang tersedia bagi pemilik, tetapi juga dana yang dikumpulkan melalui pinjaman.
Alternatif 3.
- Rumus FCF = cash flow from operations − capital expenditures + borrowings − debt repayments
Cara Analisis Free Cash Flow
Fabozzi dan Drake (2009) memberikan contoh bagaimana perusahaan dengan arus kas bebas yang lebih rendah ternyata bisa menjadi perusahaan pemenang daripada perusahaan dengan free cash flow lebih besar namun salah dalam pengelolaan. Dalam hal ini, yang perlu digarisbawahi bahwa free cash flow adalah elemen penting yang tidak hanya berbicara baik atau buruk, tetapi juga membahas bagaimana cara mengelolanya dengan tepat. Pertimbangkan contoh free cash flow dari dua perusahaan berikut ini.
dalam jutaan
Winner Company | Loser Company | ||
A | Cash flow before capital expenditures | 1000 | 1000 |
B | Capital expenditures, positive net present value projects | 750 | 250 |
C | Capital expenditures, negative net present value projects | 0 | 500 |
D | Cash flow (A – B – C) | 250 | 250 |
E | Free cash flow (A – B) | 250 | 750 |
Kedua perusahaan di atas memiliki cash flow yang identik dengan total belanja modal (capital expenditures) yang sama. Namun, Winner Company hanya membelanjakan untuk proyek yang menambah value (proyek nilai sekarang bersih positif), sedangkan Loser Company membelanjakan untuk dua proyek sekaligus: proyek profitable dan proyek yang sia-sia.
Nilai free cash flow dari Winner Company memang lebih rendah daripada Loser Company. Akan tetapi, itu menunjukkan bahwa arus kas bebas yang dihasilkan Winner Company dilakukan dengan cara yang lebih menguntungkan.
Poin intinya adalah bahwa nilai free cash flow yang tinggi belum tentu baik – mungkin menunjukkan bahwa perusahaan adalah target akuisisi yang sangat baik atau perusahaan dengan potensi investasi yang tidak menguntungkan. Sedangkan nilai free cash flow positif mungkin dapat menjadi kabar baik atau buruk; begitu juga, nilai free cash flow negatif dapat mengindikasikan kabar baik atau buruk.
Oleh karena itu, setelah menghitung free cash flow, informasi lain (seperti, tren profitabilitas) harus dipertimbangkan untuk mengevaluasi kinerja operasi dan kondisi keuangan perusahaan.
Teori Free Cash Flow
Jensen (1986) di dalam Fabozzi dan Drake (2009) menjelaskan bahwa teori free cash flow dikembangkan untuk menjelaskan perilaku perusahaan yang tidak bisa dijelaskan oleh teori ekonomi pada umumnya. Menurut Jensen, perusahaan yang menghasilkan arus kas bebas perlu mengeluarkan uang tunai (cash) tersebut daripada menginvestasikan dana dalam proyek investasi yang kurang menguntungkan.
Kelebihan free cash flow dari perusahaan dapat ditanggapi dengan banyak cara, seperti untuk pembayaran dividen tunai (cash dividend), buyback saham, dan penerbitan utang untuk ditukar dengan saham. Pertukaran utang untuk saham, misalnya, akan meningkatkan leverage atau liabilitas perusahaan dan kewajiban utang masa depan sehingga mewajibkan penggunaan cash flow berlebih di masa depan.
Bagaimana jika kelebihan free cash flow tidak dikeluarkan oleh perusahaan? Ada kemungkinan bagi perusahaan lain (perusahaan yang kekurangan arus kas untuk peluang investasi yang menguntungkan) untuk mengakuisisi perusahaan yang sarat (penuh) dengan arus kas bebas. Dalam hal ini, Jensen memberikan contoh pada industri minyak pada tahun 1980 yang menunjukkan pemborosan sumber daya (resources). Arus kas bebas dihabiskan untuk eksplorasi namun dengan return yang rendah dan upaya yang buruk melalui akuisisi.
Menurut Jensen, akan jauh lebih baik jika perusahaan-perusahaan tersebut membayarkan kelebihan free cash flow kepada pemegang saham (shareholders) melalui buyback atau pertukaran dengan utang (debt). Jensen menambahkan bahwa yang paling penting dari arus kas bebas adalah bagaimana cara perusahaan mengelolanya. Itulah pentingnya mengukur dan menghitung free cash flow karena itu menggambarkan adanya peluang investasi yang menguntungkan.
Semua Hal Tentang Free Cash Flow (FCF)
Free Cash Flow (FCF), atau Arus Kas Bebas, adalah ukuran keuangan yang digunakan untuk menilai seberapa banyak arus kas yang tersedia bagi suatu perusahaan setelah memenuhi semua biaya operasional, investasi dalam modal tetap, dan kebutuhan modal kerja.
Ini adalah indikator penting dalam analisis keuangan yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dana yang dapat digunakan untuk pertumbuhan, pembayaran utang, atau dividen. Berikut adalah poin-poin penting tentang Free Cash Flow (FCF):
1. Definisi Free Cash Flow
FCF adalah jumlah arus kas yang tersisa setelah mengurangkan pengeluaran yang diperlukan untuk menjalankan bisnis sehari-hari dan investasi dalam modal tetap.
2. Perhitungan FCF
FCF dapat dihitung dengan tiga rumus dasar atau pendepatan berikut:
- Rumus FCF = cash flow from operations – capital expenditures
- Rumus FCF = cash flow from operations – adjusted interest – capital expenditures
- Rumus FCF = cash flow from operations − capital expenditures + borrowings − debt repayments
3. Arus Kas dari Operasi (CFO)
CFO adalah arus kas yang diterima atau dibayarkan sebagai bagian dari aktivitas operasional perusahaan, termasuk penjualan, pembelian, dan pengeluaran operasional.
4. Pengeluaran Modal Tetap (Capex)
Capex adalah pengeluaran yang digunakan untuk investasi dalam aset tetap seperti peralatan, bangunan, dan teknologi. Pengurangan Capex dari arus kas operasi menghasilkan FCF.
5. Interpretasi FCF
FCF adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dana yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran utang, atau pembagian dividen kepada pemegang saham.
6. Penggunaan FCF
FCF dapat digunakan untuk pembiayaan proyek investasi, pembayaran utang, repurchasing saham, pembayaran dividen, atau akuisisi perusahaan lain.
7. Penting dalam Analisis Keuangan
FCF adalah indikator penting dalam analisis keuangan yang digunakan oleh investor dan analis untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhannya.
8. Pertumbuhan FCF
Pertumbuhan FCF yang konsisten dapat menjadi tanda positif dalam analisis perusahaan karena menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas dari operasi.
9. Kas yang Tersedia untuk Pemegang Saham
FCF mencerminkan jumlah kas yang tersedia untuk pemegang saham setelah memenuhi semua kewajiban dan kebutuhan bisnis.
10. Pengaruh Faktor Eksternal
Faktor eksternal seperti perubahan pasar, peraturan, atau perubahan dalam kondisi ekonomi dapat memengaruhi FCF perusahaan.
11. Keterbatasan FCF
FCF memiliki keterbatasan, seperti tidak memperhitungkan utang yang sudah ada atau perubahan dalam kebijakan pajak.
12. Perbandingan dengan Pesaing
FCF sering dibandingkan dengan FCF pesaing dalam industri yang sama untuk menilai kinerja relatif perusahaan.
Simpulan
Well, itulah materi penjelasan tentang apa itu free cash flow (FCF), seperti apa teori menurut para ahli, bagaimana rumus FCF dan cara menghitung serta analisis free cash flow. Pada dasarnya, arus kas bebas atau free cash flow adalah elemen penting bagi perusahaan. Nilai ini dapat dijadikan peluang investasi untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang. Nilai FCF bisa negatif dan positif atau tinggi dan rendah. Ini bisa mengindikasikan baik dan buruk. Namun, yang terpenting yaitu bagaimana arus kas bebas perusahaan dikelola dengan efisien dan efektif.