Pada perdagangan 6 Februari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 2,12% ke level 6.875. Salah satu faktor utama yang menekan indeks adalah kejatuhan harga saham perbankan besar (big banks).
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 4,11% ke Rp3.970, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melemah 1,92% ke Rp8.950, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) merosot 4,67% ke Rp4.290, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengalami penurunan tajam sebesar 7,69% ke Rp5.100.
Penurunan signifikan ini memunculkan pertanyaan penting: Apakah harga saham big banks saat ini sudah mencerminkan nilai wajarnya? Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai harga wajar saham BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI berdasarkan analisis fundamental dan valuasi terkini.
Analisis Harga Wajar Saham Big Banks
Menentukan harga wajar saham perbankan bisa dilakukan dengan beberapa metode valuasi, seperti Price to Book Value (PBV), Price to Earnings Ratio (PER), serta analisis pertumbuhan laba dan dividen.
Harga Wajar Saham BBRI
- Valuasi PBV: Rata-rata historis PBV BBRI berada di kisaran 2,5x – 3x.
- Target harga analis: Konsensus analis memperkirakan harga wajar BBRI di sekitar Rp4.500 – Rp5.200.
- Fundamental: BBRI memiliki keunggulan di sektor UMKM dan memiliki rasio kredit bermasalah (NPL) yang terkendali.
- Intinya: Meskipun harga sahamnya turun signifikan, fundamental BBRI tetap kuat dan masih layak investasi dalam jangka panjang.
Harga Wajar Saham BBCA
- Valuasi PBV: BBCA sering diperdagangkan dengan PBV lebih dari 4x karena efisiensi dan profitabilitasnya yang tinggi.
- Target harga analis: Harga wajar BBCA diperkirakan di level Rp10.500 – Rp12.000.
- Fundamental: BBCA memiliki margin bunga bersih (NIM) tertinggi di industri perbankan Indonesia.
- Intinya: Koreksi harga saham BBCA menjadi peluang bagi investor jangka panjang yang mencari saham dengan kualitas premium.
Harga Wajar Saham BMRI
- Valuasi PBV: BMRI cenderung diperdagangkan dengan PBV di kisaran 1,8x – 2,5x.
- Target harga analis: Harga wajar BMRI diprediksi berada di rentang Rp6.800 – Rp7.500.
- Fundamental: Bank ini memiliki eksposur kuat di sektor korporasi dan infrastruktur.
- Intinya: Dengan valuasi saat ini, BMRI menarik untuk jangka panjang, namun perlu mempertimbangkan volatilitas pasar.
Harga Wajar Saham BBNI
- Valuasi PBV: BBNI memiliki valuasi lebih murah dibanding bank besar lainnya dengan PBV di kisaran 1,3x – 1,8x.
- Target harga analis: Konsensus memperkirakan harga wajar BBNI di sekitar Rp5.500 – Rp6.500.
- Fundamental: BBNI sedang melakukan restrukturisasi bisnis untuk meningkatkan profitabilitas.
- Intinya: Saham BBNI memiliki valuasi murah dan berpotensi rebound jika strategi bisnisnya berhasil.
Faktor yang Memengaruhi Penurunan Harga Saham Big Banks
Beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan harga saham big banks antara lain:
- Sentimen Pasar Negatif: Perlambatan ekonomi Indonesia yang tumbuh hanya 5,03% YoY pada 2024 menekan sektor perbankan. Kemudian, kekhawatiran terhadap inflasi dan kebijakan suku bunga yang lebih ketat oleh Bank Indonesia.
- Kinerja Keuangan yang Moderat: Laporan keuangan 2024 menunjukkan pertumbuhan laba yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, peningkatan pencadangan kredit (CKPN) untuk mengantisipasi risiko kredit macet.
- Tekanan Global dan Capital Outflow: Arus keluar modal asing dari pasar saham Indonesia akibat ketidakpastian global. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang dapat memengaruhi beban operasional perbankan.
Kesimpulan: Apakah Saham Big Banks Masih Layak Investasi?
Meskipun harga saham big banks mengalami koreksi tajam, fundamental perusahaan tetap solid. Dengan valuasi yang lebih murah dibanding sebelumnya, saham-saham ini bisa menjadi peluang investasi bagi investor jangka panjang.
Bagi investor yang mencari saham defensif dengan potensi kenaikan harga di masa depan, saham BBCA dan BBRI dapat menjadi pilihan utama karena fundamental yang lebih kuat. Sementara itu, BMRI dan BBNI bisa menarik bagi investor yang mencari saham undervalued dengan potensi pertumbuhan lebih besar.
Sebelum mengambil keputusan investasi, pastikan untuk melakukan analisis lebih lanjut dan mempertimbangkan profil risiko masing-masing investor.