Acid test ratio, atau sering disebut sebagai quick ratio, adalah metrik penting dalam analisis keuangan yang digunakan untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. Berbeda dengan current ratio, acid test ratio memberikan gambaran yang lebih konservatif tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan inventaris yang mungkin memerlukan waktu untuk dicairkan.
Artikel ini akan membahas secara menyeluruh pengertian acid test ratio, rumusnya, cara analisis dan interpretasi, serta memberikan contoh soal acid test ratio lengkap dengan jawabannya.
Contents
- 1 Pengertian Acid Test Ratio
- 2 Rumus Acid Test Ratio
- 3 Cara Analisis Acid Test Ratio
- 4 Cara Interpretasi Acid Test Ratio
- 5 Fungsi dan Tujuan Penggunaan Acid Test Ratio
- 6 Contoh Soal Acid Test Ratio dan Jawabannya
- 7 Elemen Aset Lancar dalam Acid Test Ratio
- 8 Perbedaan Current Ratio dan Acid Test Ratio
- 9 Kesimpulan
Pengertian Acid Test Ratio
Secara definisi, acid test ratio adalah salah satu jenis rasio likuiditas yang membandingkan aset lancar paling likuid—tanpa inventory—dengan kewajiban lancar. Menurut para ahli seperti Brigham dan Houston (2013), acid test ratio bertujuan mengukur likuiditas yang lebih mendalam dibandingkan current ratio, dengan mengecualikan persediaan dan prepaid expenses dari aset yang digunakan. Hal ini karena inventory (persediaan) dan prepaid expenses dianggap kurang likuid dibandingkan kas, piutang, dan surat berharga yang bisa lebih cepat dikonversikan menjadi uang tunai.
Untuk Anda ketahui, di dalam neraca atau balance sheet, aset lancar terdiri dari 4 (empat) komponen utama, yakni:
- Kas dan setara kas (cash and equivalent)
- Surat berharga jangka pendek (marketable securities)
- Piutang (receivables)
- Persediaan (inventories)
Meskipun pada pembahasan tentang Apa Itu Aset yang kami tulis sebelumnya memasukkan prepaid expenses sebagai komponen ke-5, ini hanya pengetahuan tambahan saja karena beberapa perusahaan juga memiliki item tersebut.
Rumus Acid Test Ratio
Rumus acid test ratio adalah Acid Test Ratio = (Kas + Surat Berharga Jangka Pendek + Piutang) ÷ Kewajiban Lancar. Atau, dapat juga dituliskan dalam bentuk yang lebih sederhana sebagai ATR = (CA − Inventories) ÷ CL
Keterangan:
- ATR = Acid Test Ratio atau Rasio Cepat
- CA = Current Assets atau Aset Lancar (Kas, Piutang, dan Surat Berharga)
- CL = Current Liabilities atau Liabilitas Jangka Pendek
Cara Analisis Acid Test Ratio
Dalam analisis keuangan, acid test ratio dianggap sebagai alat pengukur likuiditas yang lebih konservatif karena mengecualikan komponen aset yang kurang likuid, seperti persediaan dan beban dibayar di muka. Ada beberapa metode utama dalam analisis acid test ratio:
- Analisis Intraperusahaan: Menganalisis perubahan acid test ratio dalam satu perusahaan selama periode tertentu atau membandingkannya dengan rasio lain seperti current ratio. Ini membantu manajer dan analis melihat apakah ada peningkatan atau penurunan likuiditas.
- Analisis Tren: Mengamati acid test ratio dari waktu ke waktu, misalnya selama lima atau sepuluh tahun, untuk memahami tren likuiditas jangka panjang perusahaan. Jika ATR menunjukkan tren naik, ini berarti perusahaan semakin likuid, yang biasanya merupakan tanda positif.
- Perbandingan Industri: Membandingkan acid test ratio perusahaan dengan rata-rata industri. Misalnya, jika ATR perusahaan berada di angka 2, sementara rata-rata industri adalah 1,5, maka ini menunjukkan perusahaan memiliki posisi likuiditas yang lebih kuat dibandingkan kompetitornya.
Cara Interpretasi Acid Test Ratio
Acid test ratio membantu menilai apakah perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan cepat. Nilai acid test ratio yang baik umumnya berada di atas 1, yang menunjukkan bahwa aset lancar perusahaan tanpa persediaan cukup untuk menutup liabilitas lancar. Semakin tinggi nilai ATR, semakin baik likuiditas perusahaan, meskipun rasio yang sangat tinggi bisa menunjukkan adanya dana yang kurang dimanfaatkan secara optimal.
Sebagai contoh, jika acid test ratio suatu perusahaan bernilai 2, ini berarti bahwa aset likuidnya (tanpa persediaan) dua kali lebih banyak dari kewajiban jangka pendeknya, atau 200%. Nilai ini dianggap aman dan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan finansial yang kuat dalam menghadapi kewajiban jangka pendek.
Selain itu, Nilai ATR yang ideal bergantung pada industri dan jenis bisnis. Misalnya, sektor jasa mungkin memiliki ATR lebih tinggi karena lebih sedikit persediaan dibandingkan sektor manufaktur yang mengandalkan inventory.
Fungsi dan Tujuan Penggunaan Acid Test Ratio
Penggunaan acid test ratio relevan bagi berbagai pihak, seperti:
- Investor, yang melihat ATR untuk memahami apakah perusahaan memiliki likuiditas yang cukup stabil.
- Kreditur, yang mempertimbangkan ATR sebelum memberikan kredit atau pinjaman untuk modal kerja (working capital).
- Analis Keuangan, yang menggunakan ATR sebagai komponen penelitian untuk memahami likuiditas dalam kaitannya dengan variabel lain.
Contoh Soal Acid Test Ratio dan Jawabannya
Contoh Soal: Suatu perusahaan memiliki aset lancar sebesar Rp16.624.925 juta, dengan persediaan sebesar Rp3.840.690 juta, dan liabilitas lancar sebesar Rp6.556.359 juta. Berapakah acid test ratio perusahaan tersebut?
Jawaban: ATR = (16.624.925 − 3.840.690) ÷ 6.556.359
Interpretasinya, perusahaan ini memiliki rasio 2 kali, yang berarti aset lancarnya tanpa persediaan cukup untuk menutupi dua kali lipat dari kewajiban jangka pendek.
Elemen Aset Lancar dalam Acid Test Ratio
Komponen aset lancar yang digunakan dalam acid test ratio biasanya meliputi:
- Kas (Cash)
- Setara Kas (Cash Equivalent)
- Piutang (Receivables)
Inventaris dan prepaid expenses dikeluarkan karena membutuhkan waktu lebih lama untuk diubah menjadi kas, menjadikan acid test ratio lebih konservatif.
Perbedaan Current Ratio dan Acid Test Ratio
Current ratio menghitung semua aset lancar, termasuk persediaan, sedangkan acid test ratio hanya mempertimbangkan aset paling likuid. Oleh karena itu, acid test ratio biasanya lebih rendah daripada current ratio, namun memberikan penilaian yang lebih ketat tentang kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek tanpa bergantung pada persediaan.
Kesimpulan
Rasio cepat atau acid test ratio adalah salah satu metrik kunci untuk menilai likuiditas jangka pendek perusahaan. Berbeda dengan current ratio, ATR lebih ketat karena mengecualikan persediaan dan prepaid expenses dari perhitungan. Nilai acid test ratio yang baik adalah 1 atau lebih, yang menunjukkan bahwa aset likuid perusahaan cukup untuk menutupi liabilitas lancar. ATR sangat bermanfaat bagi investor, kreditur, dan analis dalam menilai stabilitas keuangan perusahaan dalam jangka pendek.