Pada dasarnya, acid test ratio adalah salah satu istilah lain dari quick ratio. Hal ini juga disampaikan menurut para ahli, yang mana acid test ratio merupakan salah satu jenis rasio likuiditas dengan penulisan acid-test (or quick) ratio (Brigham & Houston, 2013; Fabozzi & Drake, 2009). Apa itu acid test ratio? Kita akan membahas secara lengkap, mulai dari pengertian acid test ratio, rumus acid test ratio, perbedaan current ratio dan acid test ratio, dan cara analisis serta interpretasinya.
Contents
- 1 Pengertian Acid Test Ratio
- 2 Rumus Acid Test Ratio
- 3 Fungsi dan Tujuan Penggunaan Acid Test Ratio
- 4 Contoh Soal Acid Test Ratio
- 5 Cara Interpretasi Acid Test Ratio
- 6 Cara Analisis Acid Test Ratio
- 7 Elemen Aset Lancar pada Acid Test Ratio
- 8 Perbedaan Current Ratio dan Acid Test Ratio
- 9 Semua Hal Penting tentang Acid Test Ratio
- 10 Simpulan
Pengertian Acid Test Ratio
Apa itu rasio cepat (acid test ratio)? Menurut para ahli, acid test ratio adalah metrik likuiditas yang dihitung dengan membagi nilai aset lancar (current assets) dengan liabilitas lancar (current liabilities). Bedanya, aset lancar yang digunakan pada acid test ratio tidak memasukkan inventory sebagai komponen perhitungan (Brigham dan Houston, 2013).
Menurut Fabozzi dan Drake (2009), pengertian acid test ratio yaitu sebuah asumsi likuiditas tanpa memasukkan inventory dalam perhitungan utama sehingga rasio cepat ini dianggap lebih teliti dan konservatif daripada current ratio. Kenapa acid test ratio lebih teliti? Karena tidak memasukkan inventory dan prepaid expenses dalam perhitungan yang dianggap sebagai item paling tidak likuid dalam aset lancar.
Untuk Anda ketahui, di dalam neraca atau balance sheet, aset lancar terdiri dari 4 (empat) komponen utama, yakni:
- Kas dan setara kas (cash and equivalent)
- Surat berharga jangka pendek (marketable securities)
- Piutang (receivables)
- Persediaan (inventories)
Meskipun pada artikel tentang Aset yang kami tulis sebelumnya memasukkan prepaid expenses sebagai komponen ke-5, ini hanya tambahan saja karena beberapa perusahaan juga memiliki item tersebut.
Seperti yang dilihat, akun pada aset lancar diurutkan dari yang paling likuid, dimulai dari kas sebagai aset paling likuid hingga inventory sebagai aset yang paling tidak likuid. Kenapa tidak likuid? Karena persediaan (inventory) butuh waktu lebih lama untuk dikonversi menjadi uang tunai (kas). Inilah kemudian yang menjadi perhitungan acid test ratio yang tidak memasukkan item inventory.
Oleh karena itu, jika dibandingkan current ratio yang memasukkan semua item aset lancar termasuk persediaan dan prepaid expenses, acid test ratio dianggap lebih baik sebagai indikator likuiditas perusahaan. Sebagai informasi, likuiditas adalah metrik untuk mengukur apakah perusahaan mampu membayar dan melunasi utang jangka pendek untuk suatu periode akuntansi.
Rumus Acid Test Ratio
Bagaimana cara menghitung acid test ratio? Formula atau rumus acid test ratio adalah ATR = (kas + marketable securities + piutang) / liabilitas lancar.
Perhitungan acid test ratio juga bisa seperti ini:
ATR = (CA – Inventories) / CL
Keterangan:
- ATR adalah acid test ratio atau rasio cepat;
- CA adalah current assets atau aset lancar; dan
- CL adalah current liabilities atau liabilitas jangka pendek.
Fungsi dan Tujuan Penggunaan Acid Test Ratio
Fungsi dan tujuan acid test ratio dapat dilihat dari perspektif pihak-pihak berkepentingan. Invesnesia akan membagi ke dalam 3 (tiga) perspektif, yaitu menurut investor, kreditur, dan peneliti atau analis.
- Bagi investor, tujuan acid test ratio adalah untuk mengukur kemampuan aset lancar (tanpa persediaan) dalam menutupi utang lancar. Investor akan membandingkan nilai acid test ratio setiap perusahaan, dan akan memilih nilai acid test ratio yang lebih tinggi.
- Bagi bank atau kreditur, tujuan acid test ratio adalah untuk pertimbangan dalam memberikan pinjaman (utang) atau kredit modal kerja (working capital). Bank berpotensi besar memberikan kredit kepada perusahaan jika rasio ATR bernilai tinggi.
- Bagi analis dan peneliti keuangan, rasio ATR dapat digunakan sebagai variabel penelitian untuk menguji pengaruhnya terhadap nilai perusahaan (firm value) dan ukuran lainnya.
Contoh Soal Acid Test Ratio
Sebagai contoh soal acid test ratio, invesnesia mengambil kasus pada rasio keuangan perusahaan Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih spesifik, sampelnya adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang berada di sektor manufaktur.
Berdasarkan laporan posisi keuangan (neraca) ICBP tahun 2020 (dalam jutaan), diketahui angka-angka keuangan sebagai berikut:
- Aset Lancar = 16.624.925
- Inventories = 3.840.690
- Liabilitas Lancar = 6.556.359
Jawab: perhitungan acid test ratio adalah
- ATR = (16.624.925 – 3.840.690) / 6.556.359
- ATR = 12.784.235 / 6.556.359
- ATR = 1,95 atau 2 x (kali)
Cara Interpretasi Acid Test Ratio
Setelah menghitung acid test ratio Indofood tahun 2020, dihasilkan nilai sebesar 2 x (kali). Cara interpretasi acid test ratio adalah bahwa aset lancar Indofood (tanpa persediaan) 2 kali lebih banyak dari yang diperlukan untuk membayar utang lancar. Nilai ATR ini juga dapat dikonversi dalam persentase sehingga menjadi 200%. Secara matematis, nilai acid test ratio yang bagus dan aman adalah minimal 200% atau 2 kali lebih besar daripada liabillitas lancar. Namun, perlu dilakukan analisis lebih jauh untuk mengukur kemampuan likuiditas perusahaan.
Cara Analisis Acid Test Ratio
Ada 3 (tiga) metode analisis yang diungkapkan oleh Brigham & Houston (2013), yaitu sebagai berikut.
- Intracompany analysis, yaitu membandingkan antar nilai rasio keuangan perusahaan untuk periode tertentu. Sebagai contoh, nilai acid test ratio (ATR) dibandingkan dengan current ratio, dan cash ratio atau dengan rasio keuangan lain yang relevan. Ini digunakan untuk melihat indikasi tertentu, sehingga dapat diperoleh simpulan komprehensif.
- Trend Analysis, yaitu analisis nilai rasio keuangan, dalam hal ini acid test ratio, untuk jangka waktu tertentu, misalnya 5 (lima) tahun atau 10 (sepuluh) tahun. Dari sini, Anda akan mengetahui apakah nilai ATR dalam periode waktu tersebut mengalami tren naik, tren turun, atau stabil. Nilai ATR yang semakin tinggi dari tahun ke tahun adalah yang paling baik.
- Industry Comparison, yaitu membandingkan nilai acid test ratio suatu perusahaan dengan nilai ATR rata-rata industri. Dalam hal ini, nilai ATR Indofood tahun 2020 adalah 2 kali. Sedangkan misalnya, diasumsikan nilai rata-rata ATR sektor manufaktur adalah 1,5 kali. Dengan demikian, nilai ATR Indofood berada di atas rata-rata industri. Indikasi yang baik adalah ketika nilai rasio keuangan perusahaan lebih tinggi dari rata-rata industri.
Elemen Aset Lancar pada Acid Test Ratio
Invesnesia telah menjelaskan bahwa acid test ratio adalah indikator likuiditas yang memperhitungkan aset lancar (tanpa inventory). Dengan kata lain, komponen aset lancar pada acid test ratio yaitu kas, marketable securities, dan piutang. Lalu, bagaimana dengan beban dibayar di muka alias prepaid expenses? Itu jelas tidak digunakan karena dalam urutan likuiditas, prepaid expenses berada di bawah inventory yang mengindikasikan tidak lebih likuid daripada inventory.
Perbedaan Current Ratio dan Acid Test Ratio
Sebagai informasi, rasio likuiditas perusahaan menurut para ahli terdiri dari 3 (tiga) jenis, yakni: current ratio, cash ratio, dan quick ratio (disebut juga acid test ratio). Setiap rasio memiliki karakteristik tersendiri. Perbedaan current ratio dan acid test ratio adalah dalam pemanfaatan item aset lancar, yang mana current ratio menggunakan semua item aset lancar, sedangkan acid test ratio hanya menggunakan tiga item (kas, marketable securities, dan receivables). Dengan kata lain, acid test ratio tidak memasukkan inventory dan prepaid expenses.
Semua Hal Penting tentang Acid Test Ratio
Acid Test Ratio, juga dikenal sebagai Quick Ratio, adalah salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan cepat tanpa harus menjual persediaan atau aset yang lebih likuid. Berikut adalah poin-poin penting tentang Acid Test Ratio:
1. Komponen Utama
Acid Test Ratio mempertimbangkan aset yang sangat likuid dalam perusahaan. Ini biasanya mencakup kas, setara kas (investasi yang sangat likuid yang dapat segera diubah menjadi uang tunai), dan piutang yang belum dibayar (piutang dagang yang dapat segera diubah menjadi uang tunai).
2. Formula
Secara umum, rumus & cara menghitung Acid Test Ratio adalah: Acid Test Ratio = (Kas + Setara Kas + Piutang) / Kewajiban Jangka Pendek
Dalam beberapa kasus, persediaan juga dikecualikan dari aset likuid, sehingga rumusnya menjadi lebih ketat:
Acid Test Ratio = (Kas + Setara Kas + Piutang) / (Kewajiban Jangka Pendek – Persediaan)
3. Interpretasi
Rasio ini diukur dalam bentuk angka desimal atau persentase. Semakin tinggi Acid Test Ratio, semakin baik, karena ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki cukup aset yang sangat likuid untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Biasanya, rasio yang lebih besar dari 1 dianggap aman.
4. Perbandingan dengan Current Ratio
Acid Test Ratio lebih ketat daripada Current Ratio karena tidak memasukkan persediaan dalam perhitungannya. Current Ratio mencakup persediaan, yang mungkin tidak selalu sangat likuid. Oleh karena itu, Acid Test Ratio memberikan gambaran yang lebih konservatif tentang likuiditas.
5. Toleransi Industri
Toleransi atau standar untuk Acid Test Ratio dapat bervariasi berdasarkan industri dan jenis bisnis. Beberapa bisnis yang lebih likuid mungkin memiliki Acid Test Ratio yang lebih rendah daripada bisnis dengan persediaan besar.
6. Analisis Perubahan
Perubahan dalam Acid Test Ratio dari waktu ke waktu dapat memberikan wawasan tentang perubahan dalam likuiditas perusahaan. Penurunan yang signifikan dalam rasio ini mungkin menjadi peringatan bahwa perusahaan menghadapi masalah likuiditas.
7. Penting dalam Kreditur
Kreditur seperti bank dan pemberi pinjaman seringkali melihat Acid Test Ratio ketika mempertimbangkan apakah akan memberikan pinjaman kepada perusahaan. Rasio yang tinggi dapat memberikan kepercayaan bahwa perusahaan dapat membayar kembali pinjaman dengan baik.
8. Kombinasi dengan Rasio Lain
Acid Test Ratio sebaiknya dianalisis bersama dengan rasio keuangan lainnya, seperti Current Ratio, Debt-to-Equity Ratio, dan lainnya, untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kesehatan keuangan perusahaan.
9. Keseimbangan yang Dibutuhkan
Meskipun rasio yang tinggi adalah indikator baik, perusahaan juga perlu mencari keseimbangan yang tepat antara likuiditas dan investasi dalam persediaan untuk pertumbuhan dan keuntungan jangka panjang.
Simpulan
Anda telah memahami pengertian acid test ratio menurut para ahli. Jika disimpulkan, acid test ratio adalah perhitungan likuiditas perusahaan yang membandingkan aset lancar tanpa inventory (juga tanpa prepaid expenses) dengan liabilitas lancar. Rasio ATR dianggap ukuran likuiditas yang lebih teliti dan konservatif atau lebih baik daripada rasio lancar (current ratio). Hal ini karena ATR hanya memanfaatkan aset lancar paling likuid atau yang paling mudah diubah menjadi uang tunai. Cara analisis dan interpretasi acid test ratio juga telah dijelaskan yang intinya, semakin tinggi nilai acid test ratio, semakin baik likuiditas perusahaan.