Pelaku Ekonomi (Economic Actors or Agents)

Pelaku ekonomi dari tahun ke tahun terus berevolusi menyesuaikan dengan cara kerja sistem ekonomi. Di era new economy seperti yang kita rasakan di abad ke-21 ini, pelaku ekonomi bisa jauh lebih kompleks karena mempertimbangkan banyak variabel yang tidak dilibatkan di masa sebelumnya.

Setiap pelaku ekonomi berinteraksi satu sama lain di dalam sistem perekonomian dengan tujuan berbeda. Tujuan akhir dari interaksi yang mereka lakukan adalah kepuasan atau utilitas yang ingin dicapai. Namun, lebih dari itu, tujuan sistem ekonomi adalah untuk mencapai kesejahteraan bersama, menciptakan kemakmuran yang adil dan berkelanjutan. Inilah kemudian yang menjadi tolak ukur sistem ekonomi.

Lalu, apa saja pelaku ekonomi yang bergerak di dalam sistem ekonomi? Secara umum, ada 4 pelaku ekonomi yang dipertimbangkan, yaitu sektor rumah tangga, sektor bisnis (perusahaan), sektor pemerintah, dan sektor luar negeri. Keempat pelaku ekonomi ini akan dibahas lebih detail di artikel ini. Namun, di bagian akhir, kami juga melibatkan beberapa pelaku ekonomi yang lebih luas.

Pengertian Pelaku Ekonomi

gambar-pelaku-ekonomi

Apa itu pelaku ekonomi? Pengertian pelaku ekonomi telah banyak diungkapkan oleh para ahli. Secara umum, yang dimaksud dengan pelaku ekonomi adalah pihak-pihak atau partisipan atau agen yang terlibat di dalam suatu perekonomian yang notabene memiliki aturan tertentu. Perekonomian suatu negara misalnya, mereka terikat oleh sistem ekonomi yang berusaha menyusun dan menyelesaikan masalah perekonomian.

Definisi pelaku ekonomi juga dapat mengacu pada pihak-pihak yang mengambil keputusan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan “faktor ekonomi”. Masing-masing pelaku ekonomi akan menjalankan peran masing-masing untuk tujuan berbeda. Istilah lain dari pelaku ekonomi adalah aktor ekonomi (economic actors) atau agen ekonomi (economic agents).

Agen ekonomi atau aktor ekonomi adalah bentuk penyederhanaan dari proses ekonomi yang diciptakan oleh para ahli. Sebagai sebuah konsep, aktor atau agen ekonomi digunakan dalam model teori klasik dan neoklasik. Lebih lanjut, agen ekonomi atau aktor ekonomi dibangun dalam kerangka kerja (framework) yang telah disederhanakan sedemikian rupa. Ini akan mewakili proses ekonomi yang terdiri dari seperangkat variabel dengan serangkaian hubungan logis satu sama lain.

Siapa Saja 4 Pelaku Ekonomi?

Ada berbagai pertimbangan daftar pelaku ekonomi yang diungkapkan oleh ekonom. Secara umum merekomendasikan tiga atau empat jenis pelaku ekonomi, yaitu (1) rumah tangga (households), (2) bisnis (business), (3) pemerintah (government). Ketiga elemen tersebut dianggap sebagai pelaku ekonomi utama, sedangkan beberapa referensi juga mempertimbangkan satu elemen lagi yaitu (4) luar negeri.

1. Rumah Tangga (Households)

Sektor rumah tangga (households) dapat mengacu pada individu-individu yang berada di dalam keluarga. Beberapa referensi juga menggunakan istilah “keluarga (family)” daripada rumah tangga. Perbedaan penggunaan istilah tidak terlalu masalah karena sasaran dan maksudnya hampir sama. Sektor rumah tangga dapat terbagi menjadi dua peran, yaitu sebagai:

  1. Konsumen
  2. Fator produksi

(1) Sektor rumah tangga sebagai konsumen, mereka mengomsumsi produk (barang dan jasa) untuk memenuhi kebutuhan. Sebagai konsumen, rumah tangga biasanya bertindak sebagai pelaku ekonomi rasional dalam mengambil keputusan ekonomis. Tujuan utama konsumsi adalah menghasilkan kepuasan maksimal dari produk, disebut juga sebagai utilitas konsumen. Baca selengkapnya: Utilitas Konsumen dalam Ekonomi.

(2) Sektor rumah tangga sebagai faktor produksi, mereka dapat menjadi pekerja (labor) atau SDM di suatu perusahaan dan mereka juga bisa menjadi pengusaha (entrepreneur). Konsekuensinya, mereka akan memperoleh pendapatan (income) dari sumber yang berbeda. Contoh, gaji (salary); hasil investasi yang dilakukan seperti dividen (dividend), bunga (interest), kupon obligasi, dan capital gain; dan sumber incomes lainnya.

Dari penjelasan di atas, sektor rumah tangga tidak hanya sebagai target pasar (konsumen) bagi perusahaan, mereka juga bisa menjadi pihak yang menghasilkan pendapatan. Nah, perlu dicatat, pendapatan individu dari rumah tangga, tidak semuanya menjadi bahan konsumen. Karena memiliki rasionalitas, mereka pastinya juga menabung dan berinvestasi, seperti pada saham, deposito, reksa dana, obligasi, emas, dan instrumen investasi lainnya.

Selain itu, mereka juga dapat menghasilkan return (profit) dari bisnis online yang mungkin dijalankan, seperti trading forex, trading cryptocurrency, dan banyak lagi. Yang pasti, setiap penghasilan yang diperoleh, pastinya akan dikenakan pajak. Penghasilan setelah pajak itulah kemudian dialokasikan untuk konsumsi, tabungan, bisnis, dan investasi.

Mengenal Sektor Rumah Tangga (Households) Lebih Jauh

Melansir situs baylor univeristy, mereka menjelaskan lebih detail terkait sektor rumah tangga sebagai pelaku ekonomi. Dalam hal ini, kami mengambil beberapa poin penting sebagai penegasan:

  • Rumah tangga adalah setiap individu yang berada di satu atap sebagai keluarga.
  • Rumah tangga melakukan dua hal mendasar dalam perekonomian, yaitu (1) permintaan terhadap produk (barang dan jasa), dan (2) faktor produksi: dengan menyediakan tenaga kerja (labor), modal (capital), tanah (land), dan kemampuan wirausaha (entrepreneurship).
  • Sebagai pelaku ekonomi, rumah tangga dianggap oleh para ekonom sebagai pengambil keputusan tunggal atau single decision-maker.
  • Rumah tangga sebagai pemaksimal utilitas. Para ekonom menjelaskan bahwa selalu ingin mencapai kepuasan atau utilitas maksimal dalam mengonsumsi. Utilias bersifat subjektif: setiap individu mungkin mencapai kepuasan dengan cara dan kondisi yang berbeda, namun mereka sama-sama mengejar utilitas maksimal versi diri sendiri atas konsumsi yang dilakukan.
  • Rumah tangga adalah pelaku ekonomi yang rasional. Mereka akan berusaha memaksimalkan hasil terbaik untuk diri sendiri dan meminimalkan risiko atau kemungkinan terburuk.
  • Rumah tangga sebagai pemasok sumber daya (resource supplier). Sebagai resources supplier, sektor rumah tangga dapat menggunakan resources mereka (labor, capital, land, dan entrepreneurship) untuk kemudian dijual atau dikonversikan menjadi uang atau pendapatan. Bagi sektor rumah yang kekurangan resources – tidak mampu menghasilkan uang/pendapatan yang cukup – dalam hal ini pemerintah akan memberikan bantuan publik, seperti tunjangan kesehatan, pendidikan, sosial, dan lain-lain.
  • Rumah tangga sebagai demanders. Dalam hal ini, sektor rumah tangga akan mengalokasikan pendapatan pribadi mereka untuk tiga kegunaan, yaitu konsumsi, tabungan, dan pajak.

2. Perusahaan

Pelaku ekonomi berikutnya adalah perusahaan atau bisnis. Perusahaan (company) memiliki cara tersendiri dalam mencapai kepuasan atau utilitas mereka. Dalam hal ini, perusahaan memaksimalkan utilitas melalui kemakmuran (kepuasan) pemegang saham (shareholders).

Kepuasan pemegang saham berasal dari kinerja perusahaan yang sesuai ekspektasi sehingga mampu meningkatkan valuasi perusahaan dan nilai saham. Semakin baik firm value dan harga saham (stock price) perusahaan, semakin bahagia pemegang saham. Untuk menciptakan nilai, kekayaan, dan kemakmuran pemegang saham, perusahaan dalam aktivitas bisnis akan memaksimalkan faktor produksi.

Mengenal Sektor Perusahaan Lebih Jauh

Perusahaan sebagai pelaku ekonomi dapat mengacu pada suatu usaha untuk mencari keuntungan melalui aktivitas bisnis – yaitu memproduksi barang dan jasa yang kemudian dijual untuk menghasilkan profit. Aktivitas bisnis atau industri dapat terbagi menjadi empat sektor utama, yaitu (1) sektor primer, (2) sektor sekunder, (3) sektor tersier, dan (4) sektor kuartener.

  1. Sektor primer – aktivitas bisnis yang memaksimalkan sumber daya alam dengan mengekstraksi material mentah menjadi bahan baku untuk kemudian siap diolah di industri sekunder. Nah, contoh hasil produk bisnis sektor primer yaitu berhubungan dengan komoditas, seperti perikanan, perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan lainnya.
  2. Sektor sekunder – aktivitas bisnis yang memproduksi bahan baku untuk menghasilkan barang jadi. Contoh hasil produk bisnis sektor sekunder yaitu berasal dari industri manufaktur, konstruksi, keuangan, ritel, dan lainnya. Produk dari industri sekunder dapat langsung dijual/dikonsumsi oleh masyarakat (alias barang jadi) dan diolah kembali untuk menghasilkan produk lainnya (alias barang setengah jadi).
  3. Sektor tersier – aktivitas bisnis yang menghasilakan produk berupa jasa, bukan barang. Contoh hasil produk yang dihasilkan yaitu berasal dari industri logistik, keuangan (perbankan, leasing, asuransi, dll), kesehatan, perhotelan, pariwisata, dan lainnya.
  4. Sektor kuartener – aktivitas bisnis yang bertumpu pada ilmu pengetahuan (knowledge). Di era new economy yang berbasis pada teknologi dan pengetahuan, sektor kuartener menjadi fokus bagi negara-negara maju. Sektor ini biasanya menghargai intangible assets perusahaan – seperti tenaga kerja – dengan menganggap mereka tidak lagi sebagai beban, melainkan asset Ini disebabkan karena sektor kuartener membutuhkan skills dan pengetahuan dari tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Contoh produk yang dihasilkan: komputasi awan (cloud computing), financial techology (fintech), layanan media sosial, dan sejenisnya. Ini akan menghasilkan produk yang inovatif dan dianggap sebagai disrupsi.

Berdasarkan kepemilikan, badan usaha terdiri dari tiga jenis, yaitu (1) kepemilikan tunggal (perseorangan), (2) kemitraan (partnership), dan (3) korporasi (perseroan).

  1. Perseorangan – kepemilikan usaha oleh satu orang, disebut juga sebagai sole proprietorship. Lebih lanjut, aktivitas bisnis ini sebagian besar atau secara menyeluruh dilakukan secara perorangan. Badan usaha paling mudah didirikan.
  2. Persekutuan (partnership) – aktivitas bisnis yang dijalankan atas kesepakatan dua orang atau lebih sebagai mitra. Hampir serupa dengan perseorangan, badan usaha jenis persekutuan jumlah mudah dibentuk namun terdiri dari beberapa orang sebagai mitra.
  3. Korporasi (Perseroan Terbatas/PT) – aktivitas bisnis yang berbadan hukum yang didasarkan pada UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang PT. Badan usaha ini memisahkan kepemilikan aset pribadi dan aset perusahaan sehingga ketika terjadi masalah, seperti kebangkrutan, aset pribadi dari pemegang saham tidak akan dilibatkan. Jenis badan usaha PT lebih populer di Indonesia dan modal untuk mendirikan PT yaitu Rp 50 juta. Yang jelas, pendirian PT harus melibatkan minimal dua (2) orang, sebagai pemegang saham dan pengurus perusahaan.

3. Pemerintah

Pelaku ekonomi selanjutnya yaitu pemerintah (government). Pemerintah berperan penting dalam perekonomian suatu negara. Pemerintah akan menciptakan regulasi atau aturan tertentu agar sistem perekonomian berjalan dengan baik sehingga tujuan utama dapat tercapai, yaitu kesejahteraan seluruh rakyat secara merata dan adil. Pemerintah sebagai aktor ekonomi akan bertumpu pada kebijakan makro atau makroekonomi, seperti:

  1. Pendapatan nasional
  2. Kesempatan kerja
  3. Tingkat Inflasi
  4. Investasi
  5. Neraca pembayaran

Perlu dicatat bahwa kebijakan ekonomi makro dari pemerintah tidak berjalan sendiri. Pemerintah (sebagai regulator) akan bekerja sama dengan pihak swasta (sebagai pelaksana) untuk mencegah dan mengatasi masalah yang terjadi.

Pemerintah akan menyediakan fasilitas atau ruang bagi agen atau aktor ekonomi lainnya untuk saling berinteraksi. Pemerintah dapat menawarkan produk, biasanya berupa fasilitas publik (seperti jalan, keamanan nasional, dan lainnya) yang dilakukan melalui perusahaan negara alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau dapat pula bekerja sama dengan perusahaan swasta.

Selain pihak swasta (perusahaan/bisnis), pemerintah juga membutuhkan pelaku ekonomi lainnya, yaitu sektor rumah tangga, untuk menyediakan resources yang mereka miliki. Namun, pemerintah juga mengenakan pajak kepada sektor rumah tangga sesuai dengan pendapatan, profit, kekayaan, dan sebagainya. Melalui pendapatan pajak, pemerintah mendistribusikannya melalui layanan publik, seperti program kesehatan, pendidikan, penuntasan kemiskinan, dan sebagainya.

Pemerintah biasanya akan menjangkau sektor bisnis vital. Beberapa sektor akan dimonopoli oleh pemerintah jika berkaitan langsung dengan layanan publik, seperti listrik, air, dan sejenisnya. Sektor ini dikuasai pemerintah untuk menghindari monopoli dari pihak swasta yang bisa saja sewenang-wenang menetapkan harga.

4. Luar Negeri

Pelaku ekonomi yang terakhir yairu pihak luar negeri. Dalam hal ini, bisa menjangkau lebih luas. Namun, lebih spesifik, pihak luar negeri di sini dapat memengaruhi jalannya aktivitas perekonomian dalam negeri. Berikut beberapa peranan masyarakat luar negeri dalam perekonomian.

  1. Perdagangan – berkaitan dengan ekspor dan impor (exim) produk.
  2. Tenaga kerja – masyarakat luar negeri dapat menjadi, misalnya, tenaga ahli di dalam negeri. Sebaliknya, Indonesia dapat pula mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Sebagai mana yang sama-sama dipahami, TKI adalah pahlawan devisa.
  3. Penanaman modal asing – masyarakat luar negeri dapat menjadi pemodal di dalam negeri untuk menggerakkan aktivitas perekonomian, seperti menyerap tenaga kerja.
  4. Pemberi pinjaman – pihak luar negeri, seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund/IMF, dapat memberikan pinjaman (utang) kepada pemerintah. Tujuan pinjaman luar negeri yaitu untuk menutupi APBN, mendanai proyek strategis, mengelola portofolio utang, dan menyalurkan kembali ke dalam negeri agar aktivitas perekomian bergairah.
  5. Pemberi bantuan – masyarakat luar negeri dapat berpartisipasi misalnya dalam penanganan musibah atau bencana dalam negeri sehingga diharapkan cepat pulih dan aktivitas perekonomian kembali berjalan. Jenis bantuan yang diberikan bisa bermacam-macam.

Pelaku Ekonomi Lebih Luas

Seperti yang dijelaskan di awal, ada 4 pelaku ekonomi utama yang dipertimbangkan di dalam sistem ekonomi. Dengan cara kerja ekonomi yang semakin kompleks, sejumlah ahli juga mempertimbangkan pelaku ekonomi lainnya, lebih detail, yaitu sebagai berikut (Rona dan Zsolnai, 2018).

  1. Rumah tangga: kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah
  2. Bisnis: korporasi, perusahaan profit, perusahaan non profit, dan bisnis tidak berbadan hukum
  3. Lembaga keuangan: bank sentral, bank umum, perusahaan investasi, asuransi, dan dana pensiun
  4. Lembaga hukum: pengadilan dan firma hukum
  5. Lembaga pendidikan: universitas dan lembaga penelitian
  6. Badan politik: lembaga legislatif dan eksekutif
  7. Media: cetak dan online
  8. Komunitas virtual: linkedin, twitter, facebook, dan instagram
  9. Asosiasi profesional: kamar dagang dan industri, dan lainnya
  10. Organisasi masyarakat: hak asasi manusia, lingkungan, dan budaya

Pada dasarnya, pelaku ekonomi terdiri dari banyak aspek, tergantung dilihat pada konteks tertentu. Untuk menangkap lebih dalam, diperlukan model perilaku yang lebih luas. Para pelaku ekonomi tersebut berbeda secara ontologis yang mengindikasikan bahwa kapasitas kognitif, motivasi, dan kemampuan moral setiap pelaku ekonomi akan berbeda. Rona dan Zsolnai (2018) juga mempertimbangkan robot (keuangan dan fisik) sebagai pelaku ekonomi.

Simpulan

Di dalam ekonomi arus utama (mainstream economy), paradigma bahwa setiap pelaku ekonomi memiliki pola perilaku yang sama yaitu bagaimana memaksimalkan kepentingan sendiri. Secara empiris, paradigma tersebut keliru karena para ekonom menemukan bahwa mereka menampilkan rasionalitas, kemauan, dan kepentingan yang terbatas.

Rasionalitas terbatas menunjukkan kemampuan kognitif rendah yang membatasi pemecahan masalah manusia. Kemauan terbatas menunjukkan bahwa orang terkadang membuat pilihan tidak berdasarkan minat jangka panjang mereka. Kepentingan pribadi terbatas menunjukkan bahwa orang dapat merelakan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama atau membantu orang lain yang lebih membutuhkan.

Pada dasarnya, pelaku ekonomi – disebut juga aktor ekonomi atau agen ekonomi – bisa menjangkau aspek lebih luas, dengan mengembangkan 4 pelaku ekonomi di atas. Peran pelaku ekonomi di dalam sistem ekonomi suatu negara sangat penting.

Meskipun pelaku ekonomi memiliki tujuan dan kepentingan sendiri, mereka juga memahami bahwa yang lebih penting adalah menggapai sistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan. Kenapa demikian? Karena setiap pelaku ekonomi saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lain. Jadi, secara implisit, mereka saling membutuhkan.

Scroll to Top