Harga Bitcoin Hari Ini: Sejarah dari Tahun 2009 – 2022

Informasi berikut ini akan memberi gambaran ringkas tentang pergerakan harga crypto pertama di dunia, Bitcoin dari tahun 2009 hingga harga Bitcoin hari ini. Selain itu, Anda juga akan mendapat wawasan lebih luas terkait sejarah peristiwa yang paling penting mengiringi perkembangan Bitcoin dan pasar kripto secara menyeluruh.

Ringkasan harga Bitcoin 2009 sampai 2022

Harga Bitcoin/USD dari tahun ke tahun, sumber: CoinMarketCap

Berikut histori harga Bitcoin dari tahun 2009 hingga hari ini tahun 2022 untuk harga penutupan (closing price) per akhir Desember:

  • Harga Bitcoin pada tahun 2009 masih berada di bawah 1 dolar AS.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2010 ditutup pada level $0,30.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2011 ditutup pada level $4,25.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2012 ditutup pada level $13,45.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2013 ditutup pada level $754.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2014 ditutup pada level $320.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2015 ditutup pada level $430.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2016 ditutup pada level $963.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2017 ditutup pada level $13.716.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2018 ditutup pada level $3.702.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2019 ditutup pada level $7.195.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2020 ditutup pada level $28.923.
  • Harga Bitcoin pada tahun 2021 ditutup pada level $46.216.
  • Harga Bitcoin hari ini per akhir September 2022 bergerak di $19.000-an.

Sejarah dan peristiwa penting Bitcoin dan pasar crypto dari tahun ke tahun

Memahami apa yang telah terjadi pada cryptocurrency pertama di dunia, Bitcoin (BTC), akan memberi wawasan lebih baik kepada Anda tentang harga Bitcoin hari ini: mengapa itu naik dan turun dan apa peristiwa di belakangnya.

Anda mungkin mendengar cerita tentang orang-orang beruntung yang membeli Bitcoin ketika harganya masih bernilai satu dolar AS ($1 USD). Ini membuat kebanyakan orang serasa ingin memutar waktu dan kembali pada titik awal kemunculan Bitcoin sehingga mereka bisa menghasilkan keuntungan besar dan menjadi kaya raya.

Memahami sejarah harga Bitcoin adalah cara yang bijaksana untuk mempelajari pasar cryptocurrency dan teknologi blockchain secara menyeluruh. Ini kemudian diharapkan dapat membantu investor dalam membuat keputusan yang tepat tentang prospek prediksi harga Bitcoin di masa depan.

Bagaimanapun juga, Anda dapat melihat sebuah cerminan dari apa yang telah terjadi selama ini pada pasar kripto melalui pergerakan harga Bitcoin. Kenapa? Ini karena Bitcoin adalah benchmark dan aset kripto berbasis blockchain pertama yang lahir di dunia.

Pada awal kemunculannya tahun 2009, harga Bitcoin bahkan tidak sampai $1 USD, sementara pada tahun lalu (2021), harga Bitcoin naik signifikan hingga mencapai level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH), yaitu $69.000 USD per keping. Namun, harga Bitcoin hari ini menjelang akhir tahun 2022 justru telah turun di bawah $20.000.

Alih-alih hanya mengetahui sejarah harga Bitcoin, itu mungkin lebih baik untuk menggali apa yang menyebabkan harga Bitcoin naik turun atau berfluktuasi setiap waktu, dan mengapa harga BTC telah anjlok 50% lebih dari level ATH. Ini, yang pasti, tidak terlepas dari rentetan peristiwa dan momentum penting, yang semua informasinya akan dibahas pada artikel ini. Mari kita lihat.

Tahun 2009: kelahiran Bitcoin

Sebelum berbicara tentang kondisi harga Bitcoin hari ini, kita akan mulai dari keberadaan awalnya.

Bitcoin (BTC) mulai berperan sebagai mata uang virtual pada tahap awal tahun 2009. Harga BTC terpaku pada nol selama berbulan-bulan ketika pertama kali mulai diperdagangkan. Harga mata uang kripto ini mulai naik saat didistribusikan ke penambang (miners).

Pada tahun 2009, Bitcoin dikodekan dalam elemen cryptocurrency yang masih memengaruhi harganya hari ini, yaitu total pasokan (supply). Agar mata uang kripti ini dapat diedarkan, sebuah blok harus “ditambang” dengan komputer (node) yang memecahkan algoritma matematika kompleks. Untuk mengantisipasi potensi inflasi, pengembang Bitcoin menetapkan jumlah pasokan maksimal Bitcoin yang dapat ditambang, yaitu 21 juta BTC.

Informasi terbaru: ada lebih dari 19 juta BTC yang telah ditambang hingga tahun 2022, atau setara dengan lebih 90% pasokan. Bitcoin terakhir diprediksi akan ditambang pada tahun 2140.

Peristiwa utama: demand dan supply

Penawaran dan permintaan atau demand dan supply telah menjadi salah satu faktor pendorong terbesar atas pertumbuhan Bitcoin. Ini karena jumlah koin crypto BTC yang terbatas di pasar. Asumsinya sederhana, ketika permintaan terhadap BTC lebih banyak daripada jumlah token yang beredar, pasar cenderung membayar premi untuk mendapatkannya. Konsekuensinya, harga BTC bakal melonjak secara substansial. Ini juga berlaku sebaliknya.

Informasi tambahan

Penemu Bitcoin, Satoshi Nakamoto merupakan orang yang menambang (mining) blok pertama di jaringan Bitcoin, dikenal sebagai blok genesis. Penambang (miner) yang berhasil menambang blok ini mendapat hadiah (reward) 50 BTC. Nilai reward penambangan pada saat itu jauh lebih tinggi dari apa yang dihasilkan dari penambangan hari ini.

Tahun 2011: Harga Bitcoin naik mencapai $1

Antara tahun 2009 dan 2011, harga Bitcoin telah mengalami pertumbuhan yang stagnan atau relatif stabil. Pada tahun 2010, mata uang digital ini berhasil menembus penghalang 50 sen, dan pada tanggal 9 Februari 2011, koin BTC mencapai paritas dengan satu dolar AS.

Namun hanya beberapa bulan setelah mencatatkan tonggak penting, Bitcoin memburuk ketika jaringan blockchain mengalami pencurian pertamanya. Ada sekitar 25.000 BTC yang dicuri pada bulan Juni 2011 atau setara dengan $375.000 USD.

Peristiwa utama: Bitcoin halving

Meskipun pada tahun 2012 merupakan momentum yang relatif tenang bagi Bitcoin, satu peristiwa utama memberi dampak yang langgeng pada nilai mata uang kripto ini, yaitu Bitcoin halving, yang pertama kali terjadi.

Antara tahun 2009 dan 2011, setiap kali penambang memvalidasi blok baru di blockchain Bitcoin, mereka mendapat hadiah sebesar 50 BTC. Setelah setiap 210.000 blok berhasil ditambang, hadiah blok ini akan ditetapkan menjadi setengahnya.

Pada tanggal 28 November tonggak sejarah ini berhasil tercapai, dan penambang sekarang hanya mendapat bagian 25 BTC per blok untuk setiap pencapaian.

Tujuan mengurangi separuh imbalan ini adalah untuk mencegah kelebihan pasokan. Dengan mempromosikan kelangkaan (jumlah pasokan terbatas), Bitcoin dapat mempertahankan sifat deflasi dan menghindari penurunan nilai akibat inflasi.

Dampak peristiwa Halving terhadap harga Bitcoin memang tidak segera terlihat, tetapi pada tahun 2013, itu mulai memberi efek.

Harga Bitcoin hari ini, misalnya, cenderung melemah setelah mencapai level ATH pada tahun lalu. Namun, orang-orang tetap percaya dengan mata uang kripto dan menunggu efek dari Halving berikutnya yang terjadi pada tahun 2024.

Tahun 2013: Harga Bitcoin meroket lebih dari $1.000

Tahun 2013 menjadi momen yang sangat signifikan bagi Bitcoin. Ketika halving Bitcoin pertama kali terjadi, harga aset kripto ini bernilai sekitar $12. Pada bulan April 2013, harga BTC meroket ke $100, dan ini menjadi faktor pendorong untuk membuat Bitcoin lebih dari $1.000 pada bulan November. Sepanjang jalan, total kapitalisasi pasar (market cap) Bitcoin berhasil tembus ke atas $1 miliar.

Peristiwa utama: Guncangan psikologis

Meskipun pasar crypto bisa tampak sedikit misterius, pada akhirnya “manusia” atau pasar yang akan mengendalikan pergerakan harga. Psikologis pasar ini dapat menciptakan sentimen pesimis dan optimis pada harga Bitcoin. Sayangnya, justru guncangan psikologis telah membuat harga Bitcoin bergejolak.

Sebagai contoh, bilangan bulat cenderung bertindak sebagai area resistensi (resistance) pada pergerakan harga. Pada tahun 2013, harga Bitcoin menembus $1.000 USD, tetapi dengan cepat tenggelam kembali karena investor waspada terhadap harga yang bernilai empat angka. Terbukti, butuh sekitar tiga setengah tahun bagi BTC untuk kembali mencapai $1.000 lagi.

Tahun 2014 hingga 2015: Bitcoin bearish

Selama lima tahun keberadaannya, harga Bitcoin mengalami fluktuasi yang cukup berarti. Namun, data harga Bitcoin sebelum tahun 2013 sering kali samar dan volume perdagangan sebagian besar relatif rendah. Koin kripto ini melewati fase penurunan atau bearish pada tahun 2011, tetapi cepat pulih dan hanya mepengaruhi sejumlah kecil investor.

Namun, momen pelemahan atau bearish Bitcoin tahun 2014 jauh lebih berdampak. Itu berlangsung selama hampir tiga tahun, harga Bitcoin anjlok dari $1.100 pada sekitar bulan November 2013 menjadi $172 pada bulan Januari 2015.

Salah satu faktor terbesar yang mendorong harga Bitcoin turun dengan cepat adalah peretasan Mt. Gox, sebuah pertukaran atau exchange Bitcoin terbesar di dunia pada saat itu. Pada awal tahun 2014, perusahaan mengajukan kebangkrutan setelah peretas membuat Bitcoin (BTC) senilai sekitar $460 juta dari cadangan mereka.

Peristiwa utama: Iklim ekonomi

Situasi ekonomi yang lebih luas memainkan peran penting dalam pergerakan harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Meskipun tidak terjadi bencana besar seperti Great Depression pada tahun 2008, tahun 2014 cenderung menjadi kemunduran ekonomi bagi kebanyakan negara berkembang. Perekonomian negara-negara seperti Jepang, Cina, Rusia, dan Jerman melambat, dan pengeluaran diskresioner turun di seluruh dunia.

Ini merupakan periode ketidakpastian ekonomi meningkat yang pada gilirannya memaksa investor institusional untuk melakukan konsolidasi pada portofolio investasi mereka, termasuk misalnya memangkas aset yang bergejolak seperti Bitcoin. Investor kemudian memindahkan uang atau modal mereka ke instrumen (aset) lebih defensif terhadap resesi, seperti logam mulia. Karena terjadi degradasi permintaan, harga Bitcoin dan crypto melemah.

Informasi tambahan

Faktor ekonomi, seperti kebijakan untuk menaikkan suku bunga acuan, dapat merusak nilai Bitcoin. Kenaikan suku bunga artinya pemerintah sedang menekan angka inflasi, yang mana di satu sisi ini baik, tetapi di sisi lain ini akan membuat biaya pinjaman bakal lebih mahal. Ini memungkinkan investor institusional untuk mengurangi pinjaman mereka untuk memperoleh aset seperti BTC.

Tahun 2017: Bitcoin mendekati harga $2.000 dan altcoin melonjak

Cryptocurrency perlahan pulih dari kelesuan sebelumnya, dan berhasil menembus angka $2.000 pada bulan Mei 2017. Ini menjadi permulaan karena pada bulan Desember 2017 harga koin BTC telah meroket lebih $19,000.

Tahun 2017 juga menjadi momentum baik bagi Bitcoin karena publik mulai melirik aset kripto ini mengingat kinerjanya yang semakin kinclong. Namun, tahun emas ini lebih diingat sebagai koin alternatif atau altcoins yang mendapat perhatian besar.

Peristiwa utama: Persaingan

Altcoin terpopuler, Ethereum, mendapat populatitas tinggi karena blockchainnya memberi kemudahan akses bagi programmer untuk mulai merilis cryptocurrency mereka sendiri yang benar-benar baru.

Pada akhir tahun 2017, pengembang telah merilis lebih dari 1.000 crypto baru (yang kemudian dikenal sebagai altcoins) ke dalam sirkulasi. Aset-aset kripto baru ini hadir untuk menutupi kelemahan protokol Bitcoin yang berusaha menciptakan ekosistem terdesentralisasi dan kasus penggunaan lebih luas di dunia nyata. Dengan kata lain, Bitcoin mulai memiliki saingan.

Persaingan yang mulai dihadapi Bitcoin relatif memengaruhi harganya. Jika investor atau pasar percaya bahwa mata uang kripto yang lebih baru akan lebih menguntungkan, permintaan untuk BTC akan turun.

Tahun 2018: Harga Bitcoin anjlok ke bawah $4.000

Kemilau pasar cryptocurrency seolah-olah memudar dan Bitcoin memasuki musim dingin yang panjang (baca: winter is coming). Harga BTC anjlok menjadi sekitar $3.700 USD pada akhir tahun 2018.

Peristiwa utama: Regulasi

Bitcoin dan mata uang kripto lainnya (altcoins) berada di wilayah abu-abu dalam hukum. Ketika pemerintah dan bisnis memperketat peraturan terkait cryptocurrency secara menyeluruh, khususnya Bitcoin, efek yang ditimbulkan hampir selalu membuat harga terkoreksi. Tahun 2018 merupakan masa yang menimbulkan skeptisisme dan intervensi setelah pasar crypto mendapat momentum kenaikan harga pada tahun 2017.

Pemerintah Korea Selatan, misalnya, menjadi salah satu pihak yang mengambil sikap negatif terhadap crypto. Pada bulan Januari, otoritas keuangan Korea Selatan mengumumkan penyelidikan terhadap bank-bank lokal yang memfasilitasi Bitcoin. Setelah penyelidikan, pemerintah memutuskan untuk melarang transaksi anonim melalui cryptocurrency. Ini menjadi pukulan telak bagi kasus penggunaan Bitcoin.

Informasi tambahan

Pada dasarnya, penerapan aturan atau regulasi Bitcoin tidak selalu menjadi langkah yang buruk. Terkadang, undang-undang resmi dibutuhkan untuk menjadikan BTC sebagai pilihan keuangan yang legal. Sebagai contoh, El Salvador adalah negara pertama di dunia yang menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah pada tahun 2021. Selain itu, Jerman juga memperkenalkan  undang-undang pajak yang menguntungkan bagi investor atas capital gain dari Bitcoin mereka yang ditahan selama lebih dari 12 bulan.

Tahun 2020: Bitcoin merangkak naik

Terlepas dari ketidakpastian politik dan ekonomi, Bitcoin dan pasar kripto secara menyeluruh menikmati rebound dari pasar bearish pada tahun 2018 hingga 2019. Faktanya, BTC mampu mengakhiri tahun dengan sangat baik, ditutup meroket ke $29.000 atau apresiasi harga lebih 400%.

Peristiwa utama: pandemi Covid-19 dan momentum

Pada awal tahun 2020, pandemi Covid-19 menyerang dunia yang pada gilirannya membuat perekonomian global runtuh. Namun, mengapa ini menjadi momen penting bagi Bitcoin dan pasar crypto? Meskipun publikasi resmi terkait wabah ini merusak harga pasar keuangan secara menyeluruh, termasuk saham dan crypto, tetapi pasar kripto justru bangkit sangat signifikan tepatnya menjelang akhir tahun.

Bitcoin berhasil meroket ratusan persen, sementara beberapa altcoinsmelesat hingga ribuan persen. Ini kemudian menarik perhatian lebih banyak orang. Publik yang sebelumnya skeptis dengan crypto, kemudian melihat kinerja aset ini yang sangat cemerlang, mereka berbondong-bondong untuk masuk. Berita tentang crypto ada di mana-mana, dan orang-orang sangat antusias terhadapnya.

Tahun 2021: Harga Bitcoin to the moon ke $50.000, mencapai all time high (ATH)

Pada bulan November 2021, harga Bitcoin terus meningkat hingga mencapai $50.000 dan mencapai level ATH atau harga tertinggi sepanjang masa di $69.000. Apresiasi harga ini merespons apa yang bermula pada akhir tahun sebelumnya ditambah dengan optimisme pasar terkait sektor ini.

Peristiwa utama: Influencer

Bitcoin adalah aset yang sangat spekulatif, dan pendorong valuasinya bisa sangat besar. Faktor utama yang menggerakkan harga BTC adalah pendapat dari tokoh-tokoh penting yang paling terkenal. Orang-orang ini dapat memengaruhi harga Bitcoin dengan signifikan melalui postingan media sosial. Pendukung terbesar dari Bitcoin adalah Elon Musk, pengusaha terkaya di dunia. Setiap kali Musk membagikan tweet atau cuitan di Twitter tentang kripto, pasar sering bereaksi dengan cepat. Tidak hanya Musk, artis-artis papan atas dunia juga melakukan hal yang sama, sebut saja Snoop Dog, Katy Perry, dan banyak lagi. Ini pada gilirannya mendorong lebih banyak permintaan terhadap Bitcoin dan altcoins secara umum.

Tahun 2022: Harga Bitcoin turun ke bawah $20.000

Setelah pasar crypto mendapat momentum besar sepanjang tahun 2021, kemunduran kemudian terlihat jelas pada tahun 2022. Harga Bitcoin hari ini bahkan jauh di bawah level ATH sebelumnya.

Peristiwa utama: geopolitik dan hancurnya ekosistem Terra

Peristiwa geopolitik seperti perang, pandemi, dan pergantian presiden dapat memengaruhi harga Bitcoin.

Contoh kasus terbaru yaitu peristiwa geopolitik besar, konflik antara Rusia dan Ukraina. Setelah Vladimir Putin menyatakan perang terhadap Ukraina pada bulan Februari 2022, Uni Eropa dengan cepat menjatuhkan sanksi ekonomi pada Rusia, dan itu memukul mata uang negara tersebut, Rubel yang anjlok hingga 21%.

Sebagai hasil dari mata uang fiat mereka semakin tidak berharga, Rusia mulai memindahkan uang mereka keluar dari bank dan mengalihkan ke Bitcoin. Dalam waktu 24 jam, penduduk Rusia telah memperdagangkan atau trading crypto Bitcoin lebih dari 1,5 miliar Rubel ke dalam BTC. Harga Bitcoin langsung bereaksi, naik dari $30.000-an menjadi ditutup di sekitar $44.000 dalam seminggu.

Namun pada pertengahan tahun, kasus hancurnya ekosistem Terra Luna membawa dampak besar bagi pasar crypto. Orang-orang mulai khawatir dan pesimis, dan juga juga didukung oleh siklus pasar (market cycles). Ini kemudian mendorong harga merosot sangat dalam.

Harga Bitcoin dan pasar crypto yang sebelumnya mulai terkikis tipis-tipis kemudian dihantam habis-habisa. Pasar merespons negatif. Bayangkan saja, Bitcoin yang pada saat itu (sebelum keruntuhan ekosistem Terra) masih bernilai $40.000-an, wajah aset kripto kini cukup memprihatinkan. Tercatat, Harga Bitcoin hari ini per akhir September 2022 hanya bernilai $19.000-an.

Scroll to Top