Pengangguran merupakan masalah global yang kompleks, tetapi ada bentuk pengangguran yang kerap tidak terlihat dan sulit dideteksi secara langsung, yaitu pengangguran terselubung. Fenomena ini menjadi tantangan tersendiri, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang memiliki jumlah tenaga kerja tinggi tetapi tidak sebanding dengan ketersediaan pekerjaan berkualitas.
Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu pengangguran terselubung, termasuk definisi, contoh, penyebab, dampak, dan solusi untuk mengatasinya.
Apa Itu Pengangguran Terselubung?
Pengangguran terselubung adalah kondisi di mana seseorang secara teknis memiliki pekerjaan tetapi tidak sepenuhnya memanfaatkan potensinya. Dalam banyak kasus, orang-orang ini bekerja di posisi yang tidak sesuai dengan keterampilan atau pendidikan mereka, atau hanya menghabiskan sedikit waktu dalam aktivitas yang produktif. Fenomena ini umumnya terjadi dalam sektor informal atau di pekerjaan dengan produktivitas rendah.
Contoh sederhana adalah pekerja yang terlibat dalam usaha keluarga, seperti pertanian atau toko kecil, di mana tenaga mereka tidak benar-benar diperlukan tetapi tetap “dijaga” karena keterbatasan peluang kerja di daerah tersebut.
Baca juga:
Contoh Pengangguran Terselubung
Contoh pengangguran terselubung paling nyata sering kita temukan di pedesaan Indonesia. Banyak pemuda yang membantu orang tua mereka di ladang atau perkebunan, meskipun tenaga mereka sebenarnya tidak diperlukan untuk operasional usaha tersebut. Ini merupakan bentuk pengangguran terselubung karena mereka bekerja tanpa benar-benar menambah produktivitas ekonomi.
Selain di pedesaan, pengangguran terselubung juga kerap terlihat di perkotaan. Misalnya, seseorang dengan gelar sarjana bekerja sebagai pelayan kafe atau di posisi yang tidak sesuai dengan latar belakang akademisnya. Meski terlihat “bekerja”, mereka sebenarnya tidak memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Penyebab Pengangguran Terselubung
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan pengangguran terselubung:
- Keterbatasan Lapangan Kerja: Salah satu faktor utama adalah kurangnya lapangan kerja yang sesuai dengan keterampilan dan pendidikan tenaga kerja.
- Ketidaksesuaian Keterampilan (Skill Mismatch): Banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi mereka sehingga terpaksa bekerja di pekerjaan dengan keterampilan yang lebih rendah.
- Ekonomi Sektor Informal yang Mendominasi: Di banyak daerah, khususnya di pedesaan, sektor informal mendominasi dan sering kali tidak memiliki pekerjaan produktif yang bisa diserap banyak orang.
- Ketidakmampuan untuk Relokasi: Banyak tenaga kerja di daerah yang tidak bisa pindah ke kota besar atau luar negeri untuk mencari pekerjaan dengan alasan ekonomi atau keluarga.
- Pendapatan Kecil dan Kebutuhan Bertahan Hidup: Orang yang berada dalam kategori pengangguran terselubung sering kali tetap bekerja meskipun produktivitasnya rendah, hanya untuk mendapatkan penghasilan, meski minim.
Dampak Pengangguran Terselubung
Pengangguran terselubung memberikan beberapa dampak negatif, baik pada individu maupun ekonomi nasional:
- Kehilangan Potensi Ekonomi: Jika tenaga kerja berpendidikan tinggi terjebak dalam pekerjaan di bawah kemampuannya, maka ada potensi besar yang hilang, baik bagi individu maupun negara. Ini berarti tenaga kerja terlatih tersebut tidak memberikan kontribusi maksimal terhadap ekonomi.
- Penghasilan Rendah: Pekerjaan yang tidak sesuai keterampilan sering kali memberikan pendapatan rendah, yang memengaruhi kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
- Stagnasi Kemajuan Karier: Ketika seseorang bekerja di luar bidang keterampilannya, ia akan sulit berkembang secara profesional. Hal ini bisa menghambat inovasi dan kompetensi di bidang tersebut.
- Penurunan Produktivitas: Pekerjaan yang kurang produktif memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, karena banyak orang tidak benar-benar berkontribusi pada sektor produktif.
Perbedaan Pengangguran Terselubung dan Setengah Menganggur
Pengangguran terselubung dan setengah menganggur sering kali membingungkan, tetapi sebenarnya keduanya berbeda.
- Pengangguran Terselubung: Pekerja dalam kategori ini bekerja dalam kapasitas yang tidak sesuai atau tidak optimal. Misalnya, seorang lulusan teknik bekerja sebagai penjaga toko.
- Setengah Menganggur: Sementara itu, setengah menganggur biasanya merujuk pada pekerja yang jam kerjanya kurang dari standar penuh (biasanya 40 jam per minggu). Mereka ingin bekerja lebih lama tetapi tidak dapat menemukan pekerjaan tambahan. Mereka bekerja kurang dari waktu normal, sedangkan pengangguran terselubung lebih tentang ketidaksesuaian pekerjaan.
Pengangguran Terselubung di Indonesia
Di Indonesia, pengangguran terselubung terjadi di berbagai sektor. Sektor pertanian, misalnya, adalah salah satu sektor dengan tingkat pengangguran terselubung yang tinggi. Banyak keluarga petani di Indonesia tetap mempekerjakan anggota keluarga mereka meskipun tenaga kerja tersebut tidak diperlukan secara optimal. Di sektor lain, seperti jasa dan perdagangan kecil, kita juga melihat fenomena ini.
Hal ini diperburuk oleh tingginya angka lulusan perguruan tinggi yang tidak memiliki keterampilan yang relevan dengan dunia kerja atau yang bekerja di bidang yang tidak membutuhkan keterampilan tinggi. Banyak lulusan yang akhirnya bekerja di pekerjaan tidak sesuai karena kurangnya lapangan kerja yang sesuai.
Cara Mengatasi Pengangguran Terselubung
Pengangguran terselubung dapat diatasi melalui berbagai pendekatan, baik oleh pemerintah maupun sektor swasta. Beberapa strategi yang bisa dilakukan antara lain:
- Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan: Pemerintah bisa menyediakan program pelatihan untuk memperbarui keterampilan pekerja sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan dunia kerja yang dinamis.
- Menciptakan Lapangan Kerja Baru: Salah satu solusi adalah menciptakan lebih banyak lapangan kerja, terutama di sektor formal. Pemerintah dan pihak swasta bisa bekerja sama untuk membuka peluang usaha dan lapangan kerja baru di daerah.
- Reformasi Pendidikan: Sistem pendidikan juga perlu disesuaikan agar lulusan memiliki keterampilan praktis yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pendidikan berbasis keterampilan atau vocational training bisa menjadi solusi untuk mencetak lulusan yang lebih siap kerja.
- Pemberdayaan Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM): UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Jika pemerintah memberikan dukungan dan modal, UMKM bisa menciptakan lapangan kerja yang produktif.
- Peningkatan Mobilitas Tenaga Kerja: Memudahkan pekerja untuk relokasi dari daerah dengan lapangan kerja terbatas ke wilayah yang membutuhkan tenaga kerja juga bisa mengurangi pengangguran terselubung. Program magang atau kerja di luar daerah bisa menjadi langkah awal yang efektif.
Kesimpulan
Pengangguran terselubung adalah masalah yang sering kali tidak terlihat tetapi berdampak signifikan pada ekonomi, baik pada skala individu maupun nasional. Kondisi ini banyak terjadi di Indonesia, terutama di sektor pertanian dan pekerjaan informal, di mana tenaga kerja tidak bisa memanfaatkan potensinya secara optimal.
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengatasi pengangguran terselubung melalui peningkatan keterampilan, penciptaan lapangan kerja, dan reformasi pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Jika dikelola dengan baik, Indonesia bisa mengoptimalkan tenaga kerja yang ada dan meningkatkan produktivitas ekonomi secara menyeluruh.
Dengan pemahaman dan solusi yang tepat, kita bisa mengurangi dampak negatif pengangguran terselubung dan mendorong kemajuan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.