Mata uang kripto alias cryptocurrency adalah aset digital yang sedang booming dan mendapatkan popularitas baik dari investor dan trader. Meskipun masih kontroversi disebut sebagai “mata uang resmi” untuk pembayaran di suatu negara, crypto dianggap legal sebagai komoditas, sama seperti emas. Meskipun begitu, di negara tertentu cryptocurrency sudah mulai digunakan sebagai alat pembayaran sah, seperti El Salvador, yang menggunakan Bitcoin (BTC). Namun pada kali ini, kita akan berfokus pada trading crypto sebagai komoditas.
Jika berbicara tentang trading, kita sepakat bahwa tujuan utamanya adalah capital gain. Dengan kata lain, pelaku pasar melakukan aktivitas jual beli yang cenderung dalam jangka pendek. Trading crypto adalah aktivitas legal, sama seperti trading saham, trading forex, trading CFD, dan sebagainya. Termasuk di Indonesia, aktivitas perdagangan mata uang kripto sangat diminati; terbukti, jumlah investor crypto tumbuh pesat, bahkan mengalahkan jumlah investor saham.
Mengapa trading crypto begitu menarik? Kelebihan trading crypto adalah adanya potensi abnormal return yang relatif lebih besar daripada return pada saham dan forex. Ya, kita bisa menyebut bahwa instrumen cryptocurrency jauh lebih fluktuatif atau memiliki volatilitas yang lebih tinggi. Ini mengindikasikan bahwa ada potensi return yang besar, sebanding dengan risikonya (risk). Bagi pemula yang ingin memulai trading crypto, panduan berikut ini patut Anda baca dan pahami dengan baik.
Konsep Trading Cryptocurrency?
Konsep trading crypto adalah aktivitas perdagangan (jual beli) mata uang kripto untuk tujuan mendapatkan profit dari selisih harga alias capital gain. Tentu saja, transaksi ini didasarkan pada fluktuasi harga cryptocurrency yang relatif tinggi. Trading crypto, bagaimanapun juga, sama seperti trading aset pada umumnya, yakni adanya permintaan dan penawaran. Harga crypto meningkat saat permintaan tinggi, dan sebaliknya, jika penawaran lebih tinggi, harga crypto turun.
Pasar Cryptocurrency
Pasar cryptocurrency adalah tempat di mana aktivitas trading crypto dilakukan. Ini berbeda dengan konsep pasar saham dan pasar forex, yang terpusat dan memiliki regulator khusus. Sementara itu, transaksi crypto bisa dilakukan secara terpusat (sentralisasi) dan tidak terpusat (terdesentralisasi).
Untuk trading crypto terpusat, itu dilakukan melalui pertukaran mata uang kripto (crypto exchanges) atau disebut juga centralized exchanges (CEX). Contoh platform crypto exchanges adalah Binance, Coinbase, Bybit, Kraken, Tokocrypto, dan sebagainya. Platform trading inilah yang menjadi pihak ketiga atau yang menjembatani transaksi.
Sementara itu, trading crypto juga dilakukan secara terdesentralisasi alias melalui decentralized exchanges (DEX). Transaksi crypto melalui DEX tanpa menggunakan perantara, artinya langsung dilakukan antar pengguna. DEX sendiri merupakan bagian dari ekosistem decentralized finance (DeFi), yang digadang-gadang akan menyaingi sistem keuangan terpusat, seperti perbankan. Sistem terdesentralisasi dianggap lebih efisien. Contoh platform DEX adalah Uniswap, PancakeSwap, 1Inch, SushiSwap, Compound, dan sebagainya.
Platform Crypto Exchanges
Bagaimanapun juga, trading crypto dengan sistem terpusat (CEX) lebih banyak dan populer digunakan daripada sistem terdesentralisasi (DEX). Binance dan Coinbase adalah contoh platform atau bursa kripto yang memiliki pengguna aktif terbanyak dan transaksi tertinggi dibandingkan platform cryptocurrency lainnya. Melalui aplikasi crypto exchanges ini, Anda bisa memanfaatkan sejumlah produk perdagangan, seperti pasar spot, derivatif, futures dan forward, margin, dan sebagainya.
Pasar Spot (Spot Markets)
Pasar spot adalah tempat transaksi atau perdagangan aset yang dilakukan pada harga sekarang (harga spot). Pasar spot cryptocurrency berlangsung selama 24 jam setiap hari. Ini kemudian menjadi keunggulannya dibandingkan pasar saham dan pasar forex yang memiliki kerangka waktu perdagangan terbatas. Saat Anda membeli dan trading crypto di pasar spot, harga yang dipatok adalah real time, yakni harga pada saat itu.
Perdagangan Derivatif (Derivatives)
Perdagangan di instrumen derivatif artinya Anda tidak membeli cryptocurrency secara langsung, melainkan hanya jenis aset lain dengan aset dasar (underlying assets) berupa cryptocurrency. Dengan kata lain, instrumen ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan eksposur pasar lebih luas tanpa harus membeli atau memegang aset dasar/aset yang mendasarinya.
Perdagangan Futures dan Forward
Perdagangan crypto futures dilakukan di bursa yang mana harga aset mengacu pada kontrak atas kurs di masa depan. Biasanya, futures dijadikan sebagai tempat untuk perdagangan margin atau leverage. Sementara itu, perdagangan forward merupakan kontrak antara pihak-pihak tertentu untuk mengeksekusi perdagangan di masa mendatang pada nilai/harga yang telah disepakati. Kontrak forward seringkali berguna untuk meminimalkan risiko nilai tukar. Ini memiliki jangka waktu tertentu.
Perdagangan Margin
Perdagangan margin atau perdagangan leverage adalah aktivitas perdagangan yang memberikan peluang bagi trader untuk membuka posisi lebih tinggi di pasar. Dengan kata lain, trader bisa meminjam dana dari penyedia platform pada tingkat tertentu agar dapat trading crypto dengan jumlah lebih besar. Hal ini memungkinkan trader untuk memperoleh return lebih tinggi, tetapi risikonya juga tinggi.
Sebagai contoh, leverage 1:20 artinya dengan modal $100, trader bisa bertransaksi hingga $2.000. Hati-hati dengan perdagangan margin/leverage, pastikan Anda memahami risiko yang terjadi, jangan hanya berfokus pada return saja. Fasilitas ini bisa membuat modal Anda meningkat dan menurun lebih cepat. Agar lebih aman, pastikan menentukan batas toleransi risiko di awal.
Perpetual Contracts
Dibandingkan dengan perdagangan kontrak berjangka (futures), perpetual contracts justru tidak memiliki waktu kadaluarsa. Biasanya, perpetual contracts menetapkan harga crypto yang cukup dekat dengan harga crypto di pasar spot sehingga fleksibilitas transaksi jangka pendek dan jangka panjang lebih baik daripada perdagangan spot.
Sejumlah platform crypto exchanges menyediakan perpetual contracts berbasis leverage/margin, sehingga trader bisa menciptakan peluang return lebih besar. Apalagi, perpetual contract cenderung memiliki tingkat likuiditas tinggi dengan volume perdagangan yang lebih besar daripada volume perdagangan di pasar spot.
Jenis-jenis Cryptocurrency
Meskipun trading crypto lebih berfokus pada pergerakan harga untuk memperoleh keuntungan, Anda juga perlu untuk mengenal jenis-jenis aset kripto. Terlebih bagi Anda yang mungkin lebih tertarik investasi crypto jangka panjang. Yang perlu dipahami adalah bahwa mata uang kripto diterbitkan oleh sejumlah perusahaan yang berada di belakangnya. Mata uang kripto yang bagus pasti memiliki proyek yang jelas untuk jangka panjang. Namun, seringkali spekulator mengabaikan faktor ini karena cenderung lebih tertarik dengan pergerakan harga daripada proyek yang dijalankan.
Secara umum, ada beberapa proyek cryptocurrency yang populer dan dianggap memiliki prospek cerah dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya yaitu proyek kripto pada berbasis DeFi dan Non-Fungible Token (NFT). Anda bisa menggali lebih dalam di sini: koin crypto DeFi terbaik dan koin crypto NFT terbaik.
Selain itu, secara umum, proyek crypto terkenal karena menggunakan teknologi blockchain dan smart contract. Ini memberikan solusi yang lebih baik di dalam sistem yang digunakan. Ini pula yang kemudian menjadi kelebihan atau keunggulan dari sejumlah proyek cryptocurrency.
Trading Crypto vs Investasi Crypto
Saat Anda memutuskan untuk trading crypto, artinya Anda bertumpu pada keuntungan jangka pendek. Sementara itu, saat Anda memutuskan untuk investasi crypto, Anda membeli crypto dan menahan dalam jangka panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan lebih besar.
Aktivitas trading biasanya tidak terlalu memperhatikan apa proyek crypto yang dibeli, melainkan berfokus pada analisis teknikal saja (pergerakan dan tren harga). Sementara itu, aktivitas investasi crypto cenderung memperhatikan fundamental dari cryptocurrency tersebut: apa proyek yang ada di belakang itu.
Jika proyek crypto menawarkan solusi yang real untuk kehidupan nyata dan berpotensi memberikan dampak signifikan, maka prospek mata uang kripto tersebut dianggap cerah di masa depan sehingga ada “rasa lebih aman” untuk menahan crypto jangka panjang.
Cara Memulai Trading Crypto untuk Pemula
Pada tahap ini, kami lebih merekomendasikan Anda untuk memulai trading crypto dengan sistem terpusat, yakni melalui platform crypto exchanges. Anda bebas memilih crypto exchange apapun. Nah, cara memulai trading crypto via crypto exchanges adalah sebagai berikut:
- Buka akun dengan melakukan registrasi atau pendaftaran.
- Melakukan verifikasi akun.
- Melakukan deposit dana.
- Menganalisis crypto yang akan dibeli.
- Mengeksekusi pembelian.
Pandangan Akhir
Setelah memahami konsep trading crypto dan bagaimana cara memulai trading crypto, ada yang jauh lebih penting daripada itu, yakni teknik dan analisis trading. Dalam hal ini, Anda bisa belajar lebih jauh terkait analisis teknikal. Singkatnya, analisis teknikal adalah suatu metode analisis yang berfokus pada pergerakan harga suatu aset dengan tujuan untuk menentukan kapan waktu terbaik membeli crypto dan menjual crypto.
Dengan memahami analisis teknikal, Anda punya potensi besar untuk memaksimalkan keuntungan dari trading cryptocurrency. Namun, Anda juga wajib mempelajari analisis fundamental crypto, ini berkaitan misalnya dengan proyek yang dikerjakan, kapitalisasi pasar atau market cap yang dapat menunjukkan dominasi suatu aset di pasar, dan juga trading volume yang dapat menggambarkan likuiditas crypto. Semakin banyak dan baik pengetahuan Anda, semakin baik pula keputusan investasi/trading yang diambil.