Apa Itu Web 3.0? Contoh Proyek Crypto Berbasis Web 3.0 Terbaik

Pasar cryptocurrency tumbuh pesat dan mengguncang dunia dengan revolusi digital yang dilakukan. Ada banyak ruang baru yang telah tercipta, memungkinkan kasus penggunaan mutakhir. Setelah metaverse mendapatkan popularitas tinggi, Web 3.0 adalah kata kunci terkini yang muncul di ruang crypto. Bahkan, mantan CEO dan founder Twitter, Jack Dorsey baru-baru ini mengundurkan diri hanya untuk berfokus mempelajari dan mengembangkan Web 3.0.

Setelah Web 1.0 dan Web 2.0 hadir untuk mendukung pertumbuhan internet, Web 3.0 adalah keluaran terbaru yang hadir dan tampil jauh lebih berani karena berfokus pada desentralisasi. Alih-alih berbasis sistem terpusat (sentralisasi), Web 3.0 dengan sistem desentralisasi akan memberikan hak penuh dan kebebasan bagi pengguna untuk mengelola & mengontrol data mereka. Tertarik mengenal apa itu Web 3.0 dan apa saja proyek crypto berbasis Web 3.0 serta koin Web 3.0 terbaik yang potensial? Berikut ulasannya.

Apa Itu Web 3.0?

apa itu web 3.0

Istilah Web 3.0 dan Web3 pada dasarnya memiliki asal-usul berbeda, sayangnya kedua istilah ini sering diucapkan secara bergantian atau digunakan secara bersamaan, padahal keduanya berbeda dalam konteks tertentu. Untuk membahas lebih tepat sasaran, kita akan berfokus untuk menggunakan istilah Web 3.0, alih-alih Web3.

Pada dasarnya, Web 3.0 adalah evolusi signifikan dari internet, digadang-gadang akan menjadi generasi internet berikutnya. Sebelumnya, Web 1.0 hadir dari tahun 1990 sampai 2004, tepatnya ketika sebagian besar situs web statis dan dibuat oleh bisnis. Pada masa ini, orang-orang melihat peluang untuk membeli nama domain dan ditujukan untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi kepada perusahaan atau bisnis yang membutuhkan nama domain tersebut.

Sementara itu, Web 2.0 adalah era konten hasil buatan pengguna dan media sosial. Ini memungkinkan pengguna untuk saling berinteraksi dan terhubung satu sama lain melalui media sosial, misalnya seperti blog, vlog, dan media sosial yang pada akhirnya menjadi arus utama. Evolusi ini kemudian diterjemahkan ke dalam kuantitas yang lebih besar dari sekadar pembuatan konten di mana kebanyakan data dikendalikan oleh “segelintir pihak”, seperti Google, Microsoft dan Facebook sebagai raksasa teknologi. Karena dikontrol oleh pihak tertentu, isu yang muncul adalah: apakah data privasi pengguna aman?

Kehadiran Web 3.0 seolah-olah menjadi solusi atas privasi pengguna. Hal ini karena Web 3.0 adalah evolusi internet yang berfokus pada desentralisasi dengan konsep solusi internet peer-to-peer (P2P). Ini memungkinkan pengguna sebagai pengendali/pengontrol bagi data mereka sendiri dan bebas mau digunakan dengan cara apapun.

Dengan kata lain, Web 3.0 adalah basis internet P2P yang bertujuan meningkatkan transparansi data pengguna dan aksesibilitas konten dengan memanfaatkan teknologi blockchain. Ini dilakukan khususnya karena sebagian besar layanan dan aplikasi mulai didukung oleh blockchain, artificial intelligence (AI), metaverse, dan sebagainya.

Blockchain bisa disebut sebagai fondasi utama untuk sistem terdesentralisasi, ini menjadi cara baru bagaimana data disimpan dan didistribusikan. Dengan adanya teknologi blockchain, kebutuhan terhadap pihak ketiga atau otoritas pusat akan dihapuskan, dan penyimpanan data dilakukan dengan konsesnsus terdistribusi untuk memaksimalkan keamanan. Jadi, Web 3.0 adalah solusi internet yang mengembalikan hak kendali data kepada masing-masing pengguna.

Interoperabilitas untuk Web 3.0 dan Metaverse

Agar Web 3.0 dapat berjalan dengan baik, itu harus mencapai tiga fitur penting, yakni desentralisasi, keamanan, dan skalabilitas. Interoperabilitas Web 3.0 dan Metaverse bisa dilihat melalui non-fungible token (NFT) yang memungkinkan pengguna untuk saling berinteraksi melalui teknologi virtual reality (VR), sedangkan Web 3.0 adalah perangkat yang memfasilitasi komunikasi dan transaksi perdagangan di dalamnya.

Karena basis dari Web 3.0 adalah kumpulan aplikasi di platform terdesentralisasi, interoperabilitas akan bisa dicapai dengan interkoneksi aplikasi dengan konsep metaverse. Sebagai contoh, Decentraland (MANA) meluncurkan koneksi terbuka untuk jaringan global bagi pengguna untuk mengoperasikan dunia virtual sevcara bersama dengan konsep membeli dan menjual lahan atau real estat digital.

Sebagai proses awal, pengguna membutuhkan LAND untuk menentukan kepemilikan aset tanah mereka yang nantinya akan mewakili real estat digital. Sementara itu, MANA berada di dalam ekosistem yang digunakan untuk mempermudah akses pembelian LAND dan sejumlah produk di Decentraland. Pasar memungkinkan setiap peserta untuk saling bertukar token LAND dan memberikan fasilitas untuk interaksi antar pengguna dalam bertransaksi item dalam game.

Jadi pada akhirnya, internet terdesentralisasi adalah elemen penting dan kunci utama dari ekosistem metaverse karena mampu menghilangkan batasan yang terjadi di aplikasi terpusat. Sebagamana diketahui, aplikasi terpusat membutuhkan izin untuk mengaktifkan interoperabilitas.

Daftar Token Crypto Berbasis Web 3.0 Terbaik

Setiap crypto akan menggarap proyek tertentu dan memiliki basis utama dan sejumlah kasus penggunaan serta fungsionalitas. Bagi Anda yang tertarik untuk membeli aset kripto yang berada di dalam ekosistem Web 3.0, berikut ini adalah contoh daftar token dan koin Web 3.0 terbaik yang potensial 2024.

  1. Theta (THETA)
  2. Kusama (KSM)
  3. Siacoin (SC)
  4. Ocean Protocol (OCEAN)
  5. Audius (AUDIO)

1. Theta (THETA)

Thetha menjadi salah satu proyek di ruang crypto yang juga berbasis Web 3.0 terbaik. Pada dasarnya, Theta adalah platform streaming video dengan konsep memberi penghargaan kepada setiap pengguna untuk saing berbagi bandwidth dan sumber daya komputasi. Theta digadang-gadang akan menggangu industri video online, seperti yang diungkapkan pendiri Youtube, Steve Chen. Dalam hal ini, Theta mampu mengatasi masalah pengiriman video ke ruang tertentu yang mampu menghemat biaya, tanpa mengurahi kualitas.

Pengguna akan berikan reward berupa token Theta Fuel (TFUEL) saat mereka saling berbagi bandwidth dan sumber daya komputasi satu sama lain. Token Theta yang biasa, THETA berkaitan dengan tata kelola platform. Selain itu, manfaat lain dari Theta adalah sebagai platform sumber terbuka (open source), yang memungkinkan inovasi dari komunitas. Jaringan Theta diamankan dengan menggunakan konsensus proof of stake (PoS) dan multi-level Byzantine Fault Tolerance (BFT). Selain itu, THETA adalah koin Web 3.0 terbaik di bursa, yang dapat dibeli dan dijadikan instrumen investasi.

2. Kusama (KSM)

Proyek crypto berbasis Web 3.0 terbaik lainnya yakni Kusama (KSM). Pada intinya, Kusama adalah jaringan blockchain berbaiss open-source yang bisa diskalakan. Blockchain ini secara khusus dibangun dengan kerangka kerja Substrat. Kusama sendiri menyediakan platform untuk pengembang blockchain agar dapat mengeksplorasi kreativitas mereka dan melahirkan ide-ide inovatif. Jaringan ini merangkul konsep distruptif status quo dan mengembalikan otoritas kepada pengguna.

Sementara itu, KSM adalah token jaringan Kusama yang memungkinkan pemilik token untuk memberikan suara (voting) pada referendum tata kelola, memvalidasi jaringan, menominasikan validator, dan mengikat parachain. Selain itu, KSM juga menjadi koin kripto yang diperdagangkan di bursa, dan dapat dijadikan instrumen investasi.

3. Siacoin (SC)

Proyek crypto berbasis Web 3.0 terbaik adalah Siacoin (SC). Pada dasarnya, Siacoin mendukung sistem internet terdesentralisasi, sementara SC akan koin Web 3.0 terbaik yang potensial. Sia memberikan opsi lain dalam kasus penyimpanan data. Platform ini akan menyimpan data di cloud melalui jaringan terdesentralisasi, yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol kunci enkripsi pribadi sendiri.

Jika dibandingkan dengan provider penyimpanan berbais cloud lainnya, Sia jauh lebih terjangkau dengan menetapkan biaya sekitar $1 – $2 per bulan untuk penyimpanan file 1 TB. Kemudian, Siacoin adalah cryptocurrency platform yang berfungsi untuk membayar host karena menyediakan ruang hard drive ekstra untuk penyimpanan. Siapa pun dapat memperoleh SC dengan cara menambang (mining) dan berdagang.

4. Ocean Protocol (OCEAN)

Ocean Protocol menjadi alat yang digunakan untuk membangun aplikasi Web 3.0, sehingga ini bisa disebuta sebagai proyek crypto berbasis Web 3.0 terbaik. Ocean Protocl dapat mendesentralisasikan aktivitas berbagi data dan akses di internet. Staking pada token OCEAN akan membeli dan menjual data, termasuk mengatus pendanaan komunitas.

Seiring dengan volume penggunaan yang semakin tinggi, ini dirancang sedemikian rupa. Stabilitas jangka panjang ditentuka oleh jumlah pasokan token OCEAN yang terdistribusi dari waktu ke waktu. Selain itu, OCEAN adalah koin Web 3.0 terbaik dan potensial di bursa, ini mungkin menjadi opsi investasi menguntungkan jika kasus Web 3.0 berhasil diaplikasikan.

5. Audius (AUDIO)

Audius (AUDIO) adalah salah satu proyek crypto yang juga mendukung konsep desentralisasi dan Web 3.0. Khususnya pagi pecinta musik, Audius bisa menjadi platform yang paling ideal. Pasalnya, Audius adalah platform streaming musik yang memungkinkan setiap musisi untuk mempublikasikan lagu atau karya musik dengan basis penggemar di Audius, dan tanpa embel-embel label rekaman. Dengan melakukan staking AUDIO, pengguna bisa membuka lencana dan token artis, kemudian menerima hak suara dari para fans mereka.

AUDIO adalah token asli di ekosistem Audius yang hadir dengan konsep tata kelola milik komunitas dan memiliki akses ke fitur ekslusif. AUDIO juga dapat membantu menjaga keamanan jaringan. Platform Audius dapat menyajikan streaming audio dengan kualitas tinggi pada 329 kbps. Sejumlah artis tercatat telah mendukung Audius, seperti Stafford Brothers, Rezz, 3LAU, dan banyak lagi.

Pandangan Akhir

Well, itulah penjelasan tentang apa itu Web 3.0 dan penggunaan istilah dengan Web3. Pada dasarnya, Web 3.0 adalah evolusi internet dengan konsep peer-to-peer dan berbasis terdesentralisasi dengan memanfaatkan teknologi blockchain. Ini memungkinkan setiap pengguna untuk memegang kendali atas data dan privasi mereka, alih-alih dipercayakan kepada segelintir pihak yang menganut sistem terpusat.

Sementara itu, ada sejumlah proyek crypto berbasis Web 3.0 dan koin Web 3.0 terbaik yang potensial tahun 2024 sebagai investasi menguntungkan jika konsep internet terdesentralisasi sukses mendapatkan adopsi besar.

Leave a Comment

Scroll to Top